Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
42
2. Konsepsi
Kata kredit berasal dari bahasa Latin yaitu Credere yang berarti Percaya. dalam bahasa Inggris disebut Believe atau Trust atau Confidence.
58
Dalam bahasa Belanda istilahnya Vertrou’wen,
59
Dalam konteks operasional perbankan, terkandung pengertian bahwa bank selaku pemberi kredit percaya untuk meminjamkan sejumlah uang kepada
debitur, karena debitur telah dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu tertentu.
yang kesemuanya memiliki arti Percaya.
60
Moh. Tjoekam, SE
61
Rachmadi Usman, SH merumuskan, kredit adalah suatu kegiatan
memberikan nilai ekonomi economic value kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan
dikembalikan kepada kreditur Bank setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur Bank dan Debitur
User.
62
58
Moh. Tjoekam, Op. Cit, Hal.1
59
Van Hoeve, Kamus Umum, Belanda – Indonesia, Ichtiar Baru, Jakarta, 1981, Hal. 741
60
UU RI Nomor 10 Tahun 1998, Op.cit, Pasal 8
61
Moh. Tjoekam, Op.Cit, Hal.1
62
Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum Perbankan di Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, Hal.236
menyatakan, bahwa kreditor yang memberi kredit, lazimnya Bank dalam hubungan perkreditan dengan debitor
nasabahpenerima kredit mempunyai kepercayaan bahwa debitor dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, dapat
mengembalikan membayar kembali kredit.
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
43
Menurut Prof. Mariam Darus Badrulzaman,
63
Encyclopedia of Profesional Management, Kredit dikenal dalam arti
memberi kredit. Memberi kredit adalah sinonim dengan membuka kredit, maksudnya adalah perjanjian pinjam uang.
64
UU Perbankan menggunakan dua istilah yang berbeda yaitu kredit dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Penggunaan kedua istilah itu
menunjukkan adanya dinamika perkembangan perbankan saat ini, dimana selain bank-bank yang menjalankan usaha secara konvensional berkembang
juga bank-bank berdasarkan prinsip syariah. Bank yang menjalankan usahanya secara konvensional menyebutnya sebagai kredit, sedangkan bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah menggunakan istilah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
memberikan pengertian Kredit adalah To give or extend economic value to someone or to business firm
else now on faith or trust that the economic equivalent will be returned to the extender in the future.
65
Undang-undang Perbankan memberikan definisi tentang kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
63
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, PT.Citra Aditya, Bandung, 1994, Hal. 19
64
Encyclopedia of Profesional Management, volume I, Hal.250, Moh. Tjoekam, Op. Cit Hal.2
65
Rachmadi Usman, Op. Cit, Hal. 64-69
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
44
waktu tertentu dengan pemberian bunga,
66
sedangkan tentang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
67
Dari pengertian kedua istilah tersebut, salah satu perbedaannya adalah terletak pada bentuk kontra prestasi yang akan diberikan oleh nasabah
peminjam debitur kepada pihak bank selaku kreditur atas pemberian kredit atau pembiayaan dimaksud. Pada bank dengan prinsip konvensional kontra
prestasi yang diberikan debitur adalah berupa bunga, sedangkan pada bank dengan prinsip syariah kontra prestasinya berupa imbalan atau bagi hasil sesuai
dengan kesepakatan bersama.
68
Dengan demikian baik kredit dan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang yang dilakukan
antara bank dengan pihak lain, dalam hal ini nasabah peminjam dana. Perjanjian mana dibuat atas dasar kepercayaan bahwa peminjam dalam
tenggang waktu tertentu akan melunasi atau mengembalikan uang atau tagihan tersebut kepada bank disertai bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
69
66
UU Nomor 10 Tahun 1998, Op Cit, Pasal 1 angka 11
67
UU Nomor 10 Tahun 1998, Op Cit, Pasal 1 angka 12
68
Rachmadi Usman, Op. Cit, Hal. 237
69
Rachmadi Usman, Loc. Cit.
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
45
Bank Indonesia
70
a. Lancar L
membedakan kualitas kredit ke dalam 5 lima kolektibilitas yaitu :
b. Dalam Perhatian Khusus DPK
c. Kurang Lancar KL
d. Diragukan D
e. Macet M
Kredit yang termasuk dalam golongan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus dinilai sebagai kredit yang tidak bermasalah Performing
loan, sedangkan kredit yang termasuk dalam golongan kurang lancar, diragukan dan macet dinilai sebagai kredit bermasalah non performing loan.
Kredit bermasalah kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macaet merupakan beban bagi bank, karena menjadi salah satu tolok ukur
kesuksesan pengelolaan Bank, yang akan menyedot penghasilan Bank serta menganggu Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas Bank.
71
Karenanya tidak ada satu Bank sehat manapun menghendaki kredit yang disalurkan menjadi
kredit bermasalah, walaupun dalam kenyataannya kredit bermasalah menjadi bagian dari kehidupan bisnis Bank karena berbagai macam sebab.
72
70
Peraturan Bank Indonesia PBI, Nomor 906PBI2007, Tanggal 30 Maret 2007, Tentang Perubahan Kedua atas PBI 72 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
71
Moh Tjoekam, Op.Cit, Hal. 4
72
Siswanto Sutojo, Op. Cit, Hal. 181
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
46
Dengan adanya fakta kehidupan bisnis Bank tersebut, maka setiap Bank harus selalu siap menghadapi hal itu dan mempunyai keahlian untuk
menanganinya.
73
Upaya penanganan kredit bermasalah bukan hanya dilakukan setelah kredit yang disalurkan menjadi kredit yang bermasalah, namun perlu dilakukan
sebelum kredit disalurkan
74
1. Menghindarinya dari sejak awal kredit akan disalurkandiberikan
yaitu :
2. Pencegahan kredit yang disalurkan agar tidak menjadi bermasalah
3. Upaya untuk menyelamatkan kredit yang menjadi bermasalah, dan
4. Upaya untuk menyelesaikan kredit bermasalah
Upaya dimaksud bukan hanya dari sudut aspek bisnisperbankan semata, namun perlu dan penting memperhatikan aspek lainnya dalam suatu
penanganan kredit bermasalah.
75
Dalam mengambil langkah-langkah dimaksud, bank agar memperhatikan dan melakukan evaluasi yang mendalam terhadap debitur-
debitur yang akan diberikan kredit, karena akan mempengaruhi langkah berikutnya.
76
Upaya-upaya penanganannya perlu ditatakerjakandituangkan dalam dokumen secara tertulis.
77
73
Siswanto Sutojo, Loc. Cit.
74
Rachmadi Usman, Loc. Cit.
75
Rachmadi Usman, Loc. Cit.
76
Siswanto Sutojo, Op. Cit, Hal. 123
77
Siswanto Sutojo, Ibid, Hal. 151
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
47
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian