Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
111
Akan tetapi Pengadilan Tinggi justru memutuskan sita jaminan menjadi sah dan berharga atas tanah SHM Nomor. 58 padahal berdasarkan fakta juridis
tanah SHM Nomor. 58 tersebut sedang dijadikan jaminan kepada pemohon kasasiterbandingtergugat II, sebagaimana terlihat dalam sertifikat hipotik
pertama dan kedua bukti T.II-1 dan T.II-2;
C. Analisis aspek-aspek juridis
1. Aspek Subjek Hukum Analisa Character Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa debitur mempunyai
Character yang tidak baik, karena atas tanah yang sudah ada bukti kepemilikan masih dibuatditerbitkan bukti kepemilikan baru dengan maksud-maksud
tertentu. Hal ini menunjukkan analisis subjek hukum Analisa Character
kurangbelum maksimal dilakukan, karena walaupun tidak ada satupun cara atau sarana hukum yang dapat mencegah seseorang untuk tidak mengingkari
janjinya,
157
namun dengan upaya pencarian informasi yang cukup dalam mengambil desisi pemberian kredit merupakan upaya untuk menghindari
sengketaDisputedifferencies Enough information for it to make decision
158
157
Hasanuddin Rahman, Op. Cit, Hal. 159
158
M. Yahya Harahap, Op. Cit, Hal. 234
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
112
2. Aspek Perjanjian Kredit.
Bahwa dari kasus diatas diketahui bahwa Termohon KasasiPembandingPenggugat telah menyewa Rumah Toko Ruko dan Tanah
Pertapakannya terhitung sejak 1 Januari 1991 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 1995 dengan harga sewa sebesar Rp. 12.500.000,- Dua belas juta
lima ratus ribu rupiah dari Turut Termohon KasasiTerbanding 1Tergugat 1Debitur BRI sesuai dengan Akte Perjanjian Sewa Menyewa No.31 Tanggal
16 Nopember 1990 yang dibuat oleh Walter Wirianta, SH, Notaris di Medan Sementara atas Rumah Toko Ruko dan Tanah Pertapakan dimaksud
oleh Turut Termohon KasasiTerbanding 1Tergugat 1Debitur BRI telah dijadikan jaminan kredit kepada Pemohon KasasiTerbanding 2Tergugat
2BRI, yang telah diikat dengan Sertifikat Hipotik Pertama Nomor.1834 Tanggal 7 April 1988 dan Sertifikat Hipotik Kedua Nomor. 2600 Tanggal 21
September 1989 Dari kondisi tersebut tampak bahwa debitur melakukan cidera janji
Wan Prestasi atas perjanjian kredit yang disepakatinya dengan BRI untuk tidak menyewakan Rumah Toko Ruko dan Tanah Pertapakannya yang telah
dijadikan jaminan kredit tanpa seijin BRI
159
159
Pasal 1185 KUH Perdata juncto Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 4 Tahun 1996. Tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, Pasal 11
ayat 2 a
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
113
Cidera janji dalam perjanjian kredit apabila para pihak melanggar salah satu isi perjanjian misalnya menyewakan agunan, padahal itu dilarang
perjanjian
160
3. Aspek Jaminan Kredit
Aspek juridis lebih lanjut dalam analisis kredit bermasalah adalah bahwa Bank tidakkurang cermat dalam pengelolaan kredit yang telah
disalurkandicairkan, karena dalam pengolaan kredit, kredit bermasalah terjadi bukan hanya akibat kesalahankekeliruan saat kredit diberikan dan atau saat
kredit jatuh tempo saja tetapi juga dapat terjadi saat kredit sedang berjalan. Maka dengan melakukan pembinaan terhadap debitur dengan melakukan
kunjungan bukan hanya kepada debitur namun juga terhadap jaminan kredit yang diberikan akan diketahui apakah jaminan kredit tidak disalah gunakan
disewakan oleh debitur.
Dari dua bukti yang diajukan dalam persidangan, yaitu : a.
Pemohon KasasiTerbanding IITergugat IIBRI mendasarkan pada SHM Nomor. 58 tanggal 2 Maret 1982 atas nama Turut Temohon kasasi 1
Terbanding 1Tergugat 1 b.
Termohon KasasiPembandingTerbanding mendasarkan pada Akte Penjualan dan Pembelian NotarisPPAT di Medan No.53 tanggal 20 Februari
1991, atas SKT Nomor. 06SKTM1988 tanggal 5 April 1988
160
M. Yahya Harahap, Op. Cit, Hal. 243
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
114
Dapat ditarik opini sebagai berikut : a.
Kekuatan pembuktian kepemilikan atas tanah Kekuatan pembuktian Sertifikatat Hak Milik SHM jelas lebih kuat
dibandingkan dengan Surat Keterangan Tanah SKT sebagai alat bukti kepemilikan atas tanah
161
b. Tanggal dikeluarkannya bukti kepemilikan atas tanah
Sertifikatat Hak Milik SHM No.58 dikeluarkan tanggal 2 Maret 1982 sedang Surat Keterangan Tanah SKT No.06 dikeluarkan tanggal 5
April 1988. Dari dua masasaat dikeluarkannya kepemilikan atas tanah tampak
SHM telah terbit lebih dahulu, sehingga SKT yang dikeluarkan kemudian diberikan atas hak yang telah ada sebelumnya
Analisis aspek juridis lebih lanjut adalah Kepemilikan agunan mutlak perlu dilakukan pengecekan bukannya hanya dari sudut dokumen tapi perlu
diadakan pemeriksaan lapangan, karena bukan tidak mungkin Surat Keterangan Tanah SKT dibuat sebelum tanggal penerbitan Sertifikatat Hak Milik SHM
Tidak cukup hanya sekedar informasi yang terdapat dalam dokumen kredit Crediet Application tetapi harus dicari loan committe dari berbagai
sumber
162
161
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960, Tentang Undang-undang Pokok Agraria, Pasal
162
M. Yahya Harahap, Op. Cit, Hal. 234
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
115
4. Aspek pengikatan jaminan
Bahwa atas jaminan kredit berupa Rumah Toko dan Tanah Pertapakannya yang menjadi sengketa telah dilakukan pengikatan dengan
Sertifikat Hipotik Pertama Nomor.1834 Tanggal 7 April 1988 dan Sertifikat Hipotik Kedua Nomor. 2600 Tanggal 21 September 1989.
Dalam putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor. 3Pdt1993PT.Mdn Tanggal 10 Maret 1993, dinyatakan Sita Jaminan Conservatoir Beslag yang
diletakkan Pengadilan Negeri Medan tanggal 5 April 1988 terhadap satu bidang tanah seluas 207 M2 adalah Sah dan Berharga, walaupun dengan Putusan
Mahkamah Agung RI Nomor. 2706 KPdt1993 Tanggal 27 Juli 1995 telah diputus : menyatakan penyitaan yang telah diletakkan Pengadilan Negeri
Medan tidak sah dan tidak berharga serta memerintahkan supaya penyitaan tersebut dicabutdiangkat
Kondisi akan lain halnya jika atas jaminan kredit yang diberikan debitur untuk mengcover pinjamannya tidak dilakukan pengikatan jaminan kredit
dengan Hipotik, karena atas barang yang telah dijaminkandibebani dengan Hipotik atau Crediet Verband pada Bank tidak dapat disita Conservatoir
Beslag
163
163
Yurisprudensi MARI Nomor. 394 KPdt1984 Tanggal 31 Mei 1985
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
116
Analisis aspek juridis lebih lanjut adalah bahwa atas jaminan kredit kredit yang diberikandiserahkan sebagai jaminan kredit perlu di analisis:
a. Bukti kepemilikannya
Apakah sudah berupa Sertifikat Hak Atas Tanah atau masih berupa Surat Keterangan Tanah Girik, Letter C, Petok D atau bukti-bukti awal
lainnya atas tanah, karena akan berlainan perlakuanpengakuan hukum atas bukti kepemilikan dimaksud, walaupun bukan berarti jaminan kredit yang
dapat diterima harus sudah berbentuk Sertifikat Hak Atas Tanah, jaminan yang masih berbentuk Surat Keterangan Tanah dapat diterima, namun harus
ditindak lanjuti dengan peningkatan statusnya dan sebaiknya dilengkapi dengan bukti pengurusan Cover Note peningkatan status tanah dimaksud
oleh Pejabat yang berwenang b.
Proses pengurusan pengikatan jaminan Proses pengurusan pengikatan jaminan yang diberikan oleh debitur
juga perlu menjadi perhatian analispejabat kredit untuk menghindari kredit bermasalah.
Dalam praktek pengikatan jaminan kredit di BRI biasanya didahului dengan pemberian Surat Kuasa SKMHSKMHT untuk membebani
jaminan yang diberikan.
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
117
Hal ini harus segera ditindak lanjuti dengan pembebanannya agar tidak menimbulkan risiko kredit bermasalah, karena Surat Kuasa Memasang
Hak Tanggunggan SKMHT belum merupakan pembebanan yang memberikan Hak Preference
164
Disamping itu perlu juga diperhatikan bahwa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan SKMHT yang tidak diikuti dengan
pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam waktu yang ditentukan akan batal demi hukum
165
164
Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 4 Tahun 1996. Op. Cit, Pasal 6
165
Ibid, Pasal 15 ayat 6
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN