Aspek Peminjam Data Debitur

Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 79

BAB III ANALISIS ASPEK YURIDIS DALAM

PENANGANAN KREDIT BERMASALAH

A. Aspek Peminjam Data Debitur

Yaitu pihak yang menerima kredit atau pinjaman uang dari BRI atau biasa disebut sebagai Debitur, pihak mana bertindak sebagai subjek hukum dalam perjanjian kreditnya dengan BRI. 1. Nama 126 Untuk memperoleh keyakinankepastian nama seseorang maka BRI melakukan perbandingan antara kartu identitas yang satu dengan kartu identitas lainnya, misal KTP dengan SIM atau dengan KK dan lain sebagainya. Maksudnya jika dalam mengidentifikasi nama seseorang tersebut hanya berpegang pada satu kartu identitas saja, dikhawatirkan jika Yaitu menentukan identitas debitur, untuk membedakan debitur dengan debitur lainnya. Sehingga dengan mencirikan nama tertentu secara tidak langsung telah dapat diketahui bahwa debitur dengan nama tertentu akan bertindak sebagai subjek hukum Pembawa hak dan kewajiban dalam berhubungan dengan BRI. Nama dapat diketahui dari kartu tanda penduduk KTP, dari surat ijin mengemudi SIM, dari kartu keluarga KK, ijazah sekolah, sertifikat tanah, akta kelahiran, kartu kredit dan tanda identitas lainnya. 126 Wawancara dengan Bapak Subhan, Pinca BRI Medan Putri Hijau Terlampir 6, Transkrip Wawancara 61 Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 80 satu kartu identitas tersebut terdapat perbedaan dengan identitas lainnya, membuka kemungkinan debitur dapat berkilah bahwa nama yang dimaksud bukan nama yang bersangkutan. Langkah lain yang dilakukan BRI adalah dengan mencantumkan semua nama yang dimilikidipakai nasabah seperti alias, binbinti dan sebagainya yang dapat menyimpulkan bahwa dari nama yang disebutkan adalah debitursubjek hukum yang mengadakan perjanjian kredit dengan BRI. Dengan diketahuinya secara pasti nama debitur maka jika upaya penanganan kredit yang disalurkan tetap mengalami kemacetan maka bagi Bank akan mudah untuk mengajukan gugatan perdata atau eksekusi jaminan kredit, karena identitas pemohon kredit jelas. 2. Domisili Alamat. 127 127 Ibid BRI dalam Memorandum Analisis Restrukturisasi Kredit maupun Memorandum Analisis Penyelesaian Kredit mencantumkan istilah alamat. Analisis ini adalah untuk mengetahui tempat tinggaltempat kediaman pemohon kredit. Untuk menentukan tempat tinggal debitur terkadang tidak mudah, karena pemohon kredit tersebut ada yang berpindah-pindah atau memiliki lebih dari satu tempat tinggal. Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 81 Untuk mengatasi nasabah memiliki lebih dari satu tempat tinggal atau berpindah-pindahnya tempat tinggal alamat calon peminjam, maka BRI selalu menentukan tempat tinggal yang sesungguhnya dan tempat kediaman hukum atau juridis yaitu tempat dimana calon peminjam selalu dianggap hadir berhubungan dengan melaksanakan hak dan kewajibannya, meskipun calon peminjam tersebut sesungguhnya bertempat tinggal ditempat lain. Jadi tempat tinggaldomisilitempat kediaman debitur ada dua macam, 128 Untuk mengetahui tempat tinggal calon peminjam dapat dilihat dari Kartu Tanda Penduduk KTP, Surat Ijin Mengemudi SIM, Curiculum Vitae, dan lain sebagainya yaitu: a. DomisiliTempat tinggal yang sesungguhnya Yaitu tempat tinggal yang berkaitan dengan hak-hak untuk melakukan wewenang perdata, misalnya tempat tinggal orang tuanya atau suamiisteri b. DomisiliTempat tinggal yang dipilih Yaitu tempat tinggal untuk melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya memilih kediaman hukum di wilayah pengadilan negeri tertentu 128 Sutarno, Aspek-aspek hukum perkreditan pada Bank, CV. Alfabeta, Bandung, 2002, Hal. 18 Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 82 Pentingnya mengetahui dan menentukan domisili atau tempat tinggal dari calon peminjam ini adalah berkaitan dengan beberapa hal, yaitu: 129 a. Untuk mengetahui dan memastikan dengan siapa dilakukan perbuatan hukumperjanjian kredit, misalnya BRI meminjamkan kreditnya dengan Tuan Abdul Muthalib yang bertempat tinggal di jalan Brigjen Katamso, nomor 128, Medan b. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban para pihak sesuai perjanjian yang dilakukan, misalnya dimana seseorang yang berhutang harus membayar hutangnya c. Untuk kepentingan bila akan memberikan peringatan atau somasi atau untuk mengajukan gugatan perdata atau eksekusi jaminan 3. Legalitas usaha Jenis Usaha. 130 BRI dalam Memorandum Analisis Restrukturisasi Kredit maupun Memorandum Analisis Penyelesaian Kredit mencantumkan istilah jenis usaha. Dalam penentuan jenis usaha ini BRI selalu meminta kepada debitur agar usaha yang dijalankan didukung oleh ijin-ijin yang harus dimiliki oleh debitur. Sasaran dari analisis ini adalah untuk menilai kelengkapan dari berbagai perizinan yang dimiliki debitur dari instansi-instansi yang berwenang dalam melakukan kegiatan usahanya demi kelangsungan usaha dimaksud, antara lain : 129 Ibid, Hal. 19 130 Wawancara dengan Bapak Subhan, Pinca BRI Medan Putri Hijau, Loc. Cit Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 83 a. SIUP Surat Izin Usaha Perdagangan dari Departemen Perdagangan untuk kegiatan perdagangan b. SITU Surat Izin Tempat Usaha dari Pemerintah setempat c. SII Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian setempat d. HO Hinder Ordonantie yaitu izin Undang-undang Gangguan dari Pemerintah Daerah setempat e. IMB Izin Mendirikan Bangunan untuk PabrikGudangHotel dari Pemerintah Daerah setempat f. Izin-izin lain yang berhubungan dengan jenis kegiatan bisnis dari calon nasabah yang akan mengajukan pinjaman 4. Data pinjaman terakhir. 131 Merupakan analisis yang dilakukan oleh BRI terhadap : a. Fasilitas kredit yang dinikmati oleh nasabah Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, KMK Konstruksi, Bank Garansi dan sebagainya b. Plafond Kredit yang diberikan oleh Bank c. Baki Debet saat terakhir akan ditanganinya kredit bermasalah dimaksud d. BAP Bunga Administratif Pinjaman e. Jumlah Baki Debet Pinjaman dan BAP f. Tanggal Realisasi dan Jatuh Tempo Pinjaman 131 Ibid Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 84 Analisis aspek juridis yang menjadi perhatian dalam hal ini adalah : a. Fasilitas kredit yang dinikmati oleh nasabah harus sesuai dengan yang telah disepakati bersama oleh debitur dan Bank dalam perjanjian kredit SPMKSurat Persetujuan Membuka Kredit b. Demikian pula plafond kredit yang diberikan oleh Bank harus sesuai dengan kesepakatan yang diperjanjikan dalam SPMK Surat Persetujuan Membuka Kredit c. Untuk Baki Debet saat terakhir akan ditanganinya kredit bermasalah dimaksud adalah jumlah penarikanfasilitas pinjaman yang benar-benar dipakaidipergunakan oleh nasabah yang dibuktikan dengan rekening korancatatan pembukuan Bank yang secara rutin setiap bulan dikirimkan oleh Bank kepada nasabah, dimana jika menurut nasabah terdapat perbedaan pencatatan dapat mengajukan pencocokan pencatatan dalam jangka waktu tertentu. d. BAP Bunga Administratif Pinjaman merupakan jumlah bunga yang harus dibayar oleh nasabah atas penarikan pinjaman Baki Debet yang dilakukannya yang telah disepakati dalam SPMK Surat Persetujuan Membuka Kredit yang dibuktikan dengan rekening koran yang dikirimkan kepada nasabah Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 85 e. Jumlah Baki Debet Pinjaman dan BAP merupakan penjumlahan dari Penarikan Kredit yang dilakukan ditambah dengan beban bunga yang telah disepakati yang harus dibayardipenuhi oleh debitur f. Tanggal Realisasi dan Jatuh Tempo Pinjaman Merupakan tanggal yang telah disepakati oleh debitur dan Bank yang dicantumkan dalam SPMK Surat Persetujuan Membuka Kredit tentang saat mulai pinjaman dilakukan dan kapan pinjaman berakhirharus dilunasi oleh debitur 5. Bunga yang diterima sejak realisasi kredit terakhir. 132 Adapun analisis juridis yang dapat disimpulkan dari hal ini adalah bahwa dari pembayaran bunga yang dilakukan oleh nasabah, BRI akan dapat menilai itikad baik dari nasabah, apakah sebelum kredit bermasalah pembayarannya lancar atau memang dari dari awal juga sudah tidak lancar pembayarannya. Jika dari awal lancar berarti itikad baik dari nasabah ada sehingga kemungkinan kredit bermasalah adalah akibat resiko bisnis, sementara jika dari awal kredit diberikan sudah tidak lancar berarti itikad baik nasabah tidak ada. 132 Ibid Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 86 6. Kolektibilitas. 133 Analisis ini untuk menunjukkan kepada pejabat pemutus sudah sampai sebarapa lama pinjaman ini mengalami permasalahan Kurang lancar jika sudah bermasalah selama 3 – 6 bulan, Diragukan jika sudah bermasalah selama 6 – 9 bulan dan Macet jika sudah bermasalah diatas 9 bulan Analisis juridis yang dapat disimpulkan dalam hal ini adalah seberapa jauh itikad baik nasabah untuk menyelesaikan kredit bermasalahnya selama rentang waktu pergeseran kolektibilitas dimaksud, jika itikad baik nasabah ada maka akan dilakukan langkah penyelamatan kredit, namun jika dari hasil analisis terdeteksi itikad baik nasabah tidak ada akan ditempuh langkah penyelesaian kredit. 7. Tanggal penyerahan ke saluran hukum. 134 Yaitu untuk menentukan kapan kredit bermasalah dimaksud telah diserahkan penanganannya melalui jalur hukum. BRI baru menyerahkan penyerahan penanganan kredit bermasalah ke saluran hukum apabila itikad baik dari nasabah sudah tidak adadebitur nakal 8. Data agunan. 135 Merupakan analisis atas : a. Jenis agunan b. Nomor bukti agunan 133 Ibid 134 Ibid 135 Ibid Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 87 c. THLS Taksasi Harga Lelang Sita saat ini d. THLS Taksasi Harga Lelang Sita saat realisasi e. Jenis pengikatan f. Nomor pengikatan g. Nilai pengikatan. Analisis aspek juridis yang dilakukan BRI dalam hal ini adalah: a. Jenis agunan adalah untuk menentukan pengikatan apa yang akan dilakukan dan kepada pejabat mana yang berwenang untuk melakukan pengikatan terhadap jenis agunan yang diserahkan oleh debitur untuk mengcover fasilitas pinjamannya b. Nomor bukti agunan adalah untuk mengidentifikasi dan mengautentifikasi bukti agunan yang diserahkan oleh Nasabah c. THLS Taksasi Harga Lelang Sita saat ini, merupakan penilaian harga yang dilakukan oleh pejabat kredit saat akan dilakukannya penanganan kredit bermasalah berdasarkan harga lelang jika barang agunan dijual secara lelang. Analisis ini dilakukan oleh BRI berkenaan dengan penjualan barang agunan lelang sita memerlukan waktu dan biaya sehingga nilai yang akan diterima saat ini harus dperhitungkan dengan nilai yang akan datang NPV Net Present Value jika penanganan agunan dilakukan secara lelang sita Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 88 d. THLS Taksasi Harga Lelang Sita saat realisasi, merupakan penilaian harga yang dilakukan oleh pejabat kredit saat kredit akan direalisasi berdasarkan harga lelang jika barang agunan dijual secara lelang saat itu. Analisis ini dilakukan oleh BRI berkenaan dengan jika seketika kredit bermasalah seketika setelah realisasi apakah dapat mengcover kredit yang diberikan kepada nasabah, jika agunan nasabah dilakukan penjualan secara lelang sita e. Jenis pengikatan yaitu hal-hal yang berkenaan dengan jenis agunan yang diserahkan oleh nasabah, apakah benda tidak bergerak yang diikat dengan Hak TanggunganHypotik, atau benda tidak bergerak yang diikat dengan Fiducia dan atau Gadai Analisis aspek juridis yang dilakukan oleh BRI adalah melihat apakah atas jaminan tertentu tersebut telah sesuai dengan jenis pengikatan yang ditentukan oleh hukum dan sudah dilakukan menurut prosedur yang ditentukan oleh Hukum f. Nomor pengikatan adalah untuk identifikasi dan autentifikasi bukti agunan yang diserahkan oleh Nasabah telah diikat dengan jaminan sesuai dengan dan prosedur yang ditentukan hukum g. Nilai pengikatan adalah untuk menentukan berapa nilai pengikatan yang telah dilakukan BRI untuk mengcover fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah ditambah dengan bunga dan penalti bunga serta biaya- biaya yang dikeluarkan untuk pengembalian kredit yang telah diberikan Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 89 Dalam pengikatan yang dilakukan BRI tidak harus sama dengan nilai THLS, mungkin saja dibawah dari nilai THLS jika nilai THLS agunan cukup besar, sehingga dengan mengikat agunan dibawah nilai THLS telah cukup untuk mengcover nilai fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah ditambah dengan bunga dan penalti bunga serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembalian kredit yang telah diberikan

B. Analisis Permasalahan