Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
51
BAB II RELEVANSI ASPEK YURIDIS
DALAM PENANGANAN KREDIT BERMASALAH
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat
Berawal dari lembaga yang mengelola dana mesjid dan kemudian disalurkan kepada masyarakat dengan skema yang sederhana, pada 16
Desember 1895 lahirlah lembaga keuangan kecil bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden di Purwokerto Jawa Tengah
sebagai cikal bakal Bank Rakyat Indonesia BRI.
85
Kini sebagian besar diantara kita telah mendengar tentang kinerja Bank Rakyat Indonesia BRI
86
85
Bank BRI, Laporan Tahunan 2007, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Divisi Sekretariat Perusahaan, Jakarta, 2007, Hal. 2 ” Seiring dengan berjalannya waktu, lembaga yang didirikan oleh
Raden Aria Wirjaatmadja tersebut semakin berkembang dan dibutuhkan masyarakat. Beberapa kali nama lembaga ini mengalami perubahan, berturut-turut Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Bestuurs Ambtenare, De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank Volksbank, Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algamene pada tahun 1912 dan Algamene Volkscredietbank
AVB tahun 1934. Pada masa pendudukan Jepang, AVB diubah menjadi Syomin Ginko. Setelah Jepang kalah dalam perang dunia II dan Indonesia merdeka, Pemerintah Indonesia kembali
mengubah nama lembaga tersebut menjadi Bank Rakyat Indonesia BRI pada 22 Februari 1946. Dengan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946, BRI menjadi Bank Pertama yang dimiliki
Pemerintah Repbulik Indonesia. Sebagai Bank miliki Pemerintah, BRI banyak berperan mewujudkan Visi Pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada tahun 1960
Pemerintah mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN. Berdasarkan Undang-undang Perbankan No.21 Tahun 1968 Pemerintah menetapkan kembali nama Bank Rakyat
Indonesia sebagai Bank Umum dan berdasarkan Undang-undang Perbankan Nomor.7 Tahun 1992 BRI berubah nama dan status badan hukumnya menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero.
Dengan fokus bisnis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, BRI telah menginspirasi berbagai pihak untuk lebih mendayagunakan sektor UMKM sebagai tulang punggung
perekonomian Indonesia. Pada tanggal 10 November 2003 BRI Go Public dan pemerintah melepas 30 kepemilikan sahamnya kepada pubik dan hingga saat ini komposisi saham publik
mencapai 43 .”
86
Burhanuddin Abdullah, Jalan Menuju Stabilitas – Mencapai Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, LP3ES, Jakarta, 2006, Hal. 170
33
Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009.
52
2. Visi, Misi dan Strategi