Kedudukan dan Organisasi Keragaan Usaha

Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 54 Kantor Pusat BRI berkedudukan di Jakarta, secara struktural membawahi Kantor Cabang Khusus, Kantor CabangPerwakilan Luar Negeri BRI New York Agency, BRI Hongkong Representatif Office dan BRI Caymand Island Representatif Office serta Kantor Wilayah-Kantor Wilayah Lampiran 1 : Struktur Organisasi BRI Masing-masing Kantor Wilayah secara struktural membawahi beberapa Kantor Cabang, sedang Kantor Cabang membawahi beberapa Kantor Cabang Pembantu dan BRI Unit

B. Kantor Cabang BRI Medan Putri Hijau

1. Kedudukan dan Organisasi

Kantor Cabang BRI Medan Putri Hijau yang menjadi objek tempat dilakukannya penelitian, secara struktural berada dibawah Kantor Wilayah BRI Medan Lampiran 2 : Struktur Organisasi Kantor Wilayah BRI Medan. Kantor Cabang BRI Medan Putri Hijau secara struktural membawahi 7 Kantor Cabang Pembantu serta 28 BRI Unit Lampiran 3 : Struktur Organisasi Kantor Cabang BRI Medan Putri Hijau.

2. Keragaan Usaha

Dibawah ini dapat dilihat angka keragaan usaha Kantor Cabang BRI Medan Putri Hijau, sebagai berikut : Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 55 Tabel 3. Keragaan Usaha Kanca BRI Medan Putri Hijau dalam jutaan rupiah Keterangan 2006 2007 2008 Total Simpanan 1.833.069 1.575.943 1.979.152 Total Kredit 838.439 621.759 768.006 LabaRugi 115.907 90.628 110.346 Sumber : Laporan Kinerja Kanca-kanca se Kanwil BRI Medan, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Kanwil BRI Medan, 2009 Dari data keragaan usaha pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa perkembangan usaha Kanca BRI Medan Putri Hijau dalam 3 tiga tahun terakhir menunjukan trend kecenderungan yang berfluktuasi turun naik, baik total simpanan maupun total kredit, dimana pada tahun 2006 ke tahun 2007 menurun, sedang dari tahun 2007 ke tahun 2008 meningkat. Hal ini nampak berdampak pada LabaRugi Kanca BRI Medan Putri Hijau sebagaimana dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 1. Keragaan Usaha Kanca BRI Medan Putri Hijau 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 2006 2007 2008 Total Simpanan Total Kredit LabaRugi Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 56 Dari data pada grafik 1 diatas tampak bahwa jika simpanan dan pinjaman naiktinggi maka LabaRugi juga akan tinggi, namun jika simpanan dan pinjaman menurun maka LabaRugi juga menurun. Hal ini menunjukan bagaimana eratnya korelasi LabaRugi suatu Bank dengan perkembangan simpanan dan pinjaman yang dapat dikelola oleh suatu Bank. Bila diperhatikan lebih seksamateliti lagi, tampak bahwa total simpanan di tahun 2008 dibanding tahun 2006 ada peningkatan sebesar Rp. 146.083 Juta, sedangkan total kredit di tahun 2008 dibanding dengan tahun 2006 terdapat penurunan sebesar Rp.70.433 Juta, sementara Laba Rugi ditahun 2008 dibanding dengan tahun 2006 terdapat penurunan sebesar Rp. 5.561 Juta. Berarti kenaikan simpanan ditahun 2008 tidakkurang begitu berartidapat mengangkat LabaRugi jika tidak diiringi dengan peningkatan pinjaman. Hal ini dapat dilihat pada grafik 2A dan Grafik 2B, dibawah ini : Grafik 2A. Keragaan Simpanan dan Laba Rugi 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 2006 2007 2008 Total Simpanan LabaRugi Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 57 Grafik 2B. Keragaan Pinjaman dan Laba Rugi Dengan demikian tampak lebih jelas bagaimana dominannya pengaruh pinjaman dalam meningkatkan LabaRugi suatu Bank, karena pinjamanlah yang akan memberikan kontribusi pendapatan bagi bank sedangkan simpanan hanya sebagai sumber dana yang akan dipinjamkan yang tetap harus dikeluarkan biaya danabunga simpanannya. Dari gambaran diatas tampak bagaimana halnya jika pinjaman yang diberikan oleh Kanca BRI Medan Putri Hijau yang dana berasal dari masyarakat yang tetap harus dikeluarkan biaya danabunga simpanannya, namun tidak memberikan pendapatan bunga, dalam arti kredit yang disalurkan menjadi Kredit Bermasalah 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000 2006 2007 2008 Total Kredit LabaRugi Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 58 Dibawah ini dapat dilihat ratio Kredit Bermasalah Kanca BRI Medan Putri Hijau, sebagai berikut : Tabel 4. Rasio Keuangan Kanca BRI Medan Putri Hijau Keterangan 2006 2007 2008 Total Kredit 838.439 621.759 768.006 NPL 3,23 1,46 1,24 Sumber: Laporan Kinerja Kanca-kanca se Kanwil BRI Medan, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Kanwil BRI Medan, 2009 Dari data pada tabel 4 dapat dilihat bahwa kredit bermasalah di Kanca BRI Medan Putri Hijau relatif kecil 91 Keterangan dan menunjukan trend kecenderungan yang menurun dari tahun ke tahunnya. Namun bagaimana jika dilihat dari sudut angka absolutnya Dibawah ini dapat dilihat angka kredit bermasalah Kanca BRI Medan Putri Hijau dilhat dari angka absolutnya, sebagai berikut : Tabel 5. Keragaan Absolut NPL Kanca BRI Medan Putri Hija u 2006 2007 2008 Total Kredit 838.439 621.759 768.006 NPL 3,23 1,46 1,24 NPL Absolut 27.081 9.078 9.532 Sumber : - Laporan Kinerja Kanca-kanca se Kanwil BRI Medan, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Kanwil BRI Medan, 2009 91 Bank Indonedia menentukan batas toleransi NPL suatu Bank adalah 5 , Peraturan Bank Indonesia PBI, Nomor 906PBI2007, Tanggal 30 Maret 2007, Tentang Perubahan Kedua atas PBI 72 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 59 Dari data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa NPL Kanca BRI Medan Putri Hijau secara absolut relatif kecil dan menunjukan trend kecenderungan yang menurun dari tahun ke tahunnya. Sehingga dapat dikatakan Kanca BRI Medan Putri Hijau dapat mengelola Kredit Bermasalah yang ada baik dari sisi persentase maupun dari sisi absolutnya.

C. Relevansi aspek-aspek juridis

Dari pembahasan kinerja Kanca BRI Medan Putri Hijau diatas tampak bahwa penyaluran kredit merupakan core business bisnis utama Kanca BRI Medan Putri Hijau, 92 yang didalam penyalurannya terkandung hal yang sangat riskan yang selalu menghantui yaitu adanya kemungkinan kredit bermasalah. 93 Hal ini berkenaan dengan pemberian kredit hanyalah berupa prediksi- prediksi perkiraan-perkiraan dari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian hari pada saat kredit jatuh tempo saat kredit dikembalikan oleh debitur, yang bisa saja tidak terjadi diakibatkan oleh faktor-faktor yang timbul dari dalam Bank sendiri Intern Bank yaitu Kreditur maupun faktor dari luar Bank Extern Bank yaitu Debitur karena pengingkaran wan prestatie dari kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian kredit. 94 Kondisi inilah yang harus dimanage dikelola oleh Kanca BRI Medan Putri Hijau dalam pengelolaan kreditnya. Sehingga tentu diperlukan alat yang dapat mengalisa kondisi tersebut yang membantu Kanca BRI Medan Putri Hijau dalam memutuskan pemberian kredit. 92 UU RI Nomor 10 Tahun 1998, Op.cit, Pasal 8 93 Siswanto Sutojo, Loc. Cit 94 Rachmadi Usman, Loc.Cit lihat juga, Tan Kamelo, Loc.Cit Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 60 Pemberian kredit yang didasarkan pada analisis yang benar, walaupun masih berupa prediksi-prediksi, akan dapat meyakinkan BRI untuk mempercayai debitur, yaitu kepercayaan bahwa debitur dapat membayar kembali kreditnya pada saat jatuh tempo. 95 Kepercayaan ini diperoleh setelah debitur dianalisis dari berbagai aspek yang biasanya diberlakukan terhadap pemberian suatu kredit, seperti aspek keuangan, aspek sosial ekonomi, aspek pemasaran, aspek tehnis, aspek hukum dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan penanganan kredit. Seorang analis dan pejabat pemutus yang bekerja di unit pengelolaan kredit harus melakukan analisa dari berbagai aspek tersebut. Sehingga sangat penting bagi para analis dan pejabat pemutus kredit menguasai berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-aspek tersebut. 96 Dalam proses analisa kredit, aspek juridis legaal aspect mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan aspek yang terpenting diantara aspek- aspek lainnya. Karena walaupun semua aspek yang ada cukup feasible tetapi kalau secara juridis tidak sah maka semua ikatan perjanjian kredit antara Bank dengan debitur dapat gugur. 97 Dengan perkataan lain aspek hukum dalam analisis kredit merupakan aspek yang sangat penting dalam pemberian kredit, karena meskipun aspek-aspek 95 Siswanto Sutojo, Loc. Cit 96 Sutarno, Aspek-aspek hukum perkreditan pada Bank, CV. Alfabeta, Bandung, 2004, Hal. 3 97 Teguh Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersial, BPFE, Yogyakarta, 2001, Hal. 150 Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 61 lainnya diluar hukum telah memenuhi syarat tetapi kalau aspek hukumnya tidak memenuhi syarat atau tidak sah maka semua ikatan perjanjian dalam kredit dapat gugur, yang akan berakibat sulitnya Bank untuk menarik kembali kredit yang telah diberikan. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan kredit, sangat relevan jika di dalam setiap penanganan kredit harus dilakukan analisa aspek juridis yang akurat dan mendalam oleh seorang analis serta pejabat-pejabat Bank yang bertugas di unit kerja pengelolaan kredit yang mempunyai pengetahuan hukum yang mumpuni berkaitan dengan pemberian kredit guna mengurangi resiko kredit bermasalah. 98 Dalam melakukan analisis penanganan kredit bermasalah tersebut Kanca BRI Medan Putri Hijau selalu mengkaitkan aspek juridis dalam penganalisaannya, meskipun tidak secara tegas dan nyata menyebut aspek juridis, namun dari analisa yang dilakukan sarat dengan kandungan analisa juridis, seperti : identitas debitur, alamat, jenis usaha, legalitas usaha ijin-ijin yang diperlukan untuk usaha dimaksud, aspek kepemilikan jaminancollateral hingga cara pengikatannya, yang semuanya mengandung analisa dari aspek hukum yang ada. Kanca BRI Medan Putri Hijau menyadari akan hal tersebut, sehingga dalam setiap penanganan kredit bermasalah selalu melakukan analisis yang mendalam atas berbagai aspek yang berkaitan dengan pemberian kredit dimaksud Terlampir 4, Memorandum Analisis restrukturisasi kredit dan Terlampir 5, Memorandum Analisis Penyelesaian Kredit 98 Sutarno, Ibid Mahadi : Aspek Juridis Penanganan Kredit Bermasalah Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Studi Pada Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, Medan Putri Hijau, 2009. 62

1. Aspek pihak-pihak sebagai subjek hukum