Beberapa Badan Penyelenggara dengan Satu UU Jaminan Sosial Nasional

Badan ini memang ideal, namun membutuhkan waktu yang cukup untuk menggabungkan seluruh badan penyelenggara yang kini mengelola populasi atau sektor yang berbeda pegawai negeri dan pegawai swasta, baik dari segi teknis maupun dana. Selain itu, kemungkinan akan ada resistensi dari mereka yang kini mengelola, meskipun hal itu sebenarnya tidak perlu, sebab badan penyelenggara yang ada sekarang ini merupakan Badan Usaha Milik Negara. Dengan demikian Pemerintah dapat menentukan apakah badan penyelenggara yang ada akan digabung- kan atau tidak. Namun, jika akan digabungkan menjadi satu badan penyelenggara, proses transisinya harus dilakukan secara bijaksana tanpa ada rasionalisasi tenaga dan tidak merugikan peserta. Ketentuan undang-undang yang baru bagi peserta baru, terutama jaminan jangka panjang. Patut juga dipertimbangkan bahwa masing-masing badan penyelenggara telah memiliki peraturan tersendiri.

2. Beberapa Badan Penyelenggara dengan Satu UU Jaminan Sosial Nasional

Alternatif kedua yang lebih baik penerimaannya adalah badan penyelenggara yang ada tetap beroperasi tetapi dengan satu UU JSN, artinya badan penyelenggara yang ada menyesuaikan dengan UU-SJSN tersebut. Paling tidak, alternatif ini bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Dengan satu UU JSN, lebih dapat dijamin konsistensi dan uniformitas JSN bagi pegawai negeri, pegawai swasta dan pekerja sektor informal. Model ini merupakan model ‘virtual tunggal’ sebagai suatu sistem nasional. Selanjutnya untuk menjamin bahwa seluruh badan penyelenggara yang ada melaksanakan program jaminan sosial secara konsisten, maka perlu dibentuk sebuah Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dewan Jaminan Sosial Nasional yang akan mengawasi dan membuat kebijakan umum program jaminan sosial. Alternatif kedua ini merupakan kombinasi penyelenggaraan jaminan sosial menurut sektor dan menurut program. PT Jamsostek akan tetap melayani pekerja sektor swasta ditambah sektor informal yang bisa mulai mengikuti program jaminan sosial secara sukarela. Namun demikian, program JPK Jamsostek dapat digabungkan dengan program Askes pegawai negeri yang dikelola oleh PT. Askes. Dengan demikian, PT. Askes akan berkonsentrasi mengelola jaminan kesehatan secara universal, baik untuk pegawai swasta, pegawai negeri, sektor informal, dan penduduk miskin. Hal ini telah dilaksanakan di negara lain seperti Taiwan, Filipina, dan Korea di akhir tahun 90-an yang lalu. Sementara itu, PT. Taspen dan PT.ASABRI akan tetap mengelola jaminan bersifat jangka panjang untuk kedua sektor pegawai negeri dan tentara. Akan tetapi, karena badan-badan yang ada sekarang merupakan BUMN yang bertujuan mencari laba dan tidak konsisten dengan prinsip-prinsip universal, maka seluruh badan penyelenggara tersebut harus diubah menjadi suatu badan hukum nirlaba, yang merupakan badan hukum jaminan sosial atau semacam trust fund. Mengingat saat ini belum ada undang-undang tentang dana amanat, maka antara lain dapat dipertimbangkan bentuk persero yang berciri khusus jaminan sosial yaitu pengelolaannya not-for profit, yang memperoleh fasilitas perpajakan dan dibebaskan dari kewajiban pembayaran deviden. Praktek penyelenggaraan jaminan sosial dengan satu undang-undang untuk masing-masing sektor dan tiap sektor memiliki satu badan penyelenggara sendiri. Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008 Alternatif ini kurang menggambarkan sifat nasionalnya dan kurang optimum di dalam mewujudkan solidaritas dan keadilan sosial. Potensi bervariasi manfaat dan cara penyelenggaraan, sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial, bisa sangat besar dalam model ini. Selain ini, kemungkinan kebangkrutan satu model, misalnya sektor informal, karena sulitnya mengumpulan iuran dari kelompok tersebut sangat besar. Apabila ini terjadi, maka citra jaminan sosial nasional akan rusak secara keseluruhan. Dalam model ini, perlu dibuat satu undang-undang dan satu badan penyelenggara untuk pegawai negeri, pekerja swasta, petani, sektor informal, dan sebagainya. Tiap badan penyelenggara dapat mengelola berbagai program, misalnya badan jaminan sosial pegawai negeri akan mengelola dana pensiun, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian sekaligus. Penanggung jawab badan-badan tersebut diletakkan kepada menteri-menteri terkait.

3. Membentuk badan baru JSN selain yang ada sekarang