E. Sejarah Jaminan Sosial
Jaminan Sosial Nasional adalah program Pemerintah dan Masyarakat yang bertujuan memberi kepastian jumlah perlindungan kesejahteraan sosial agar setiap
penduduk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perlindungan ini diperlukan utamanya bila
terjadi hilangnya atau berkurangnya pendapatan. Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap warga negara sebagaimana
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Secara universal jaminan sosial dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh PBB 1948,
dimana Indonesia ikut menandatanganinya. Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang, seperti terbaca pada Perubahan UUD 45 tahun
2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu “Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat….”.
Perlindungan jaminan sosial mengenal beberapa pendekatan yang saling melengkapi yang direncanakan dalam jangka panjang dapat mencakup seluruh rakyat
secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemampuan ekonomi masyarakat. Pendekatan pertama adalah pendekatan asuransi sosial atau compulsory social
insurance, yang dibiayai dari kontribusipremi yang dibayarkan oleh setiap tenaga kerja dan atau pemberi kerja. Kontribusipremi dimaksud selalu harus dikaitkan
dengan tingkat pendapatanupah yang dibayarkan oleh pemberi kerja. Pendekatan kedua berupa bantuan sosial social assistance baik dalam bentuk pemberian bantuan
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
uang tunai maupun pelayanan dengan sumber pembiayan dari negara danbantuan sosial dan masyarakat lainnya.
Beberapa negara yang menganut welfare state yang selama ini memberikan jaminan sosial dalam bentuk bantuan sosial mulai menerapkan asuransi sosial.
Utamanya karena jaminan melalui bantuan sosial membutuhkan dana yang besar dan tidak mendorong masyarakat merencanakan kesejahteraan bagi dirinya. Selain itu,
dana yang terhimpun dalam asuransi sosial dapat merupakan tabungan nasional. Secara keseluruhan adanya jaminan sosial nasional dapat menunjang pembangunan
nasional yang berkelanjutan. Pengaturan dalam jaminan sosial ditinjau dari jenisnya terdiri dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemutusan
hubungan kerja, jaminan hari tua, pensiun dan santunan kematian. Sebenarnya, selama dekade terakhir di Indonesia telah ada beberapa program
jaminan sosial dalam bentuk asuransi sosial, namun baru mencakup sebagian kecil pekerja di sektor formal. Dari 95 juta angkatan kerja, baru 24,6 juta jiwa memperoleh
jaminan sosial atau baru 12 dari jumlah penduduk. Sementara di Thailand dan Malaysia masing-masing mencapai 50 dan 40 dari total penduduk. Krisis
ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran melonjak dengan tajam telah menimbulkan berbagai masalah sosial ekonomi. Dalam kondisi seperti ini jaminan
sosial dapat membantu menanggulangi gejolak sosial. Fakta tersebut membuktikan bahwa amanat UUD pasal 27 ayat 2 sebagian
besar belum dapat dilaksanakan sehingga langkah-langkah nyata untuk mewujudkan-
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
nya diperlukan, antara lain dengan menyusun suatu Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN.
Menyadari masih terbatasnya jangkauan jaminan sosial yang ada dan beberapa kekurangan dalam pengaturan dan penyelenggaraannya, serta betapa pentingnya
peran jaminan sosial dalam pemberian perlindungan utamanya di saat berkurangnya pendapatan maka dianggap perlu menyusun Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui
penerbitan undang-undang yang akan mengatur substansi, kelembagaan dan mekanisme sistem jaminan sosial yang berlaku secara nasional. Sistem jaminan sosial
yang akan dibangun ini haruslah sifatnya adil dengan tingkat kepercayaan publik yang tinggi dan transparan dalam penyelenggaraannya.
Putusan Sidang Tahunan MPR RI tahun 2001 menugaskan kepada Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam rangka memberikan
perlindungan sosial yang lebih menyeluruh dan terpadu. Untuk itu Presiden mengambil inisiatif menyusun Rancangan Undang-Undang Jaminan Sosial Nasional.
Presiden dengan Kepres No. 20 tahun 2002 membentuk Tim SJSN. Kepres ini didahului dengan Keputusan Sekretaris Wakil Presiden No. 7 Tahun 2001.
Sistem Jaminan Sosial social security system adalah sistem penyelenggaraan program negara dan pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar setiap
penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia. Jaminan sosial diperlukan
apabila terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki yang dapat mengakibatkan hilang atau
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
berkurangnya pendapatan seseorang, baik karena memasuki usia lanjut atau pensiun, maupun karena gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya.
Sistem Jaminan Sosial Nasional disusun dengan mengacu pada penyelenggaraan jaminan sosial yang berlaku universal dan telah diselenggarakan oleh negara-negara
maju dan berkembang sejak lama. Penyelenggaraan jaminan sosial di berbagai negara memang tidak seragam, ada yang berlaku secara nasional untuk seluruh penduduk
dan ada yang hanya mencakup penduduk tertentu untuk program tertentu. Secara universal, pengertian jaminan sosial dapat dijabarkan seperti beberapa definisi yang
dikutip berikut ini:
Menurut Guy Standing 2000
Social security,is a system for providing income security to deal with the contingency risks of life-“sickness, maternity, employment injury, unemployment,
invalidity, old age and death; the provision of medical care, and the provision of subsidies for families with children”.
ILO Convention 102:
“Social security is the protection which society provides for its members through a series of public measures:
1. to offset the absence or substantial reduction of income from work resulting from
various contingencies notably sickness, maternity, employment injury, unemployment, invalidity, old age and death of the breadwinner.
2. to provide people with health care, and
3. to provide benefits for families with children.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tanpa merinci jenis program jaminan sosial lainnya, UUD 1945 telah mengamanatkan kepada Negara untuk mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh
rakyat. Pasal 28H ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa jaminan sosial adalah hak setiap warga negara. Lebih lanjut, perlunya segera dikembangkan Sistem Jaminan
Sosial Nasional SJSN ditegaskan pada Pasal 34 ayat 2 Perubahan UUD 45 tahun 2002 yang menyatakan bahwa “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa amanat
tersebut menghendaki terselenggaranya berbagai program jaminan sosial secara komprehensifmenyeluruh seperti yang telah diselenggarakan negara lain, meskipun
hal itu dilakukan secara bertahap. Secara universal, Jaminan Sosial dijamin oleh Deklarasi PBB Tahun 1948
tentang Hak Asasi Manusia. Indonesia meratifikasi deklarasi tersebut yang di dalamnya dinyatakan bahwa “... setiap orang, sebagai anggota masyarakat, mempu-
nyai hak atas jaminan sosial ... dalam hal menganggur, sakit, cacat, tidak mampu bekerja, menjanda, hari tua ...”. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 menganjurkan
agar semua negara di dunia memberi perlindungan dasar kepada setiap warga negaranya dalam rangka memenuhi Deklarasi PBB tentang Hak Jaminan Sosial.
Pengalaman berbagai negara menunjukkan bahwa, selain dapat memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat, jaminan sosial juga menjadi penggerak pem-
bangunan ekonomi. Akhir-akhir ini bermunculan kenyataan baru yang membuktikan bahwa jaminan sosial makin diperlukan mengingat bahwa kondisi perekonomian
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
global maupun nasional sedang mengalami berbagai krisis yang mengancam kesejahteraan rakyat. Krisis telah mengakibatkan masyarakat kehilangan pekerjaan,
berkurangnya pendapatan, dan kehilangan kesejahteraan yang menjadi haknya. Selain itu, pendapatan masyarakat akan berkurang karena menderita penyakit atau
memasuki usia lanjut. Jaminan sosial dapat diandalkan sebagai upaya penyelamat dari berbagai risiko tersebut.
Jaminan sosial dapat diwujudkan melalui mekanisme asuransi sosial dan tabungan sosial. Adanya perlindungan terhadap risiko sosial ekonomi melalui
asuransi sosial dapat mengurangi beban negara APBN dalam penyediaan dana bantuan sosial yang memang sangat terbatas. Melalui prinsip kegotongroyongan,
mekanisme asuransi sosial merupakan sebuah instrumen negara yang kuat dan digunakan di hampir seluruh negara maju dalam menanggulangi risiko sosial
ekonomi yang setiap saat dapat terjadi pada setiap warga negaranya. Dilihat dari aspek ekonomi makro, jaminan sosial nasional adalah suatu
instrumen yang efektif untuk memobilisasi dana masyarakat dalam jumlah besar, yang sangat bermanfaat untuk membiayai program pembangunan dan kesejahteraan
bagi masyarakat itu sendiri. Selain memberikan perlindungan melalui mekanisme asuransi sosial, dana jaminan sosial yang terkumpul dapat menjadi sumber dana
investasi yang memiliki daya ungkit besar bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Dilihat dari aspek dana, program ini merupakan suatu gerakan tabungan nasional
yang berlandaskan prinsip solidaritas sosial dan kegotongroyongan.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
Banyak negara memulai penyelenggaraan jaminan sosial setelah mengalami krisis ekonomi yang berat dimana kebutuhan kegotong-royongan sangat terasa.
Amerika Serikat mengembangkan jaminan sosial pada masa pemerintahan Presiden Roosevelt 1935 setelah negara tersebut mengalami depresi ekonomi yang sangat
hebat di tahun 1932. Jerman memperkenalkan asuransi sosial semasa pemerintah Otto Van Bismarck 1883 dimana perlindungan tenaga kerja sangat dibutuhkan. Kedua
negara maju tersebut kini memperoleh manfaat besar dari penyelenggaraan jaminan sosial yang dikembangkan pada waktu kedua negara tersebut sedang menghadapi
resesi ekonomi.
42
Manfaat besar dari dana yang terhimpun juga dinikmati negara berkembang yang telah menyelenggarakan jaminan sosial secara konsisten dan mencakup seluruh
pekerja sektor formal. Malaysia telah berhasil memupuk Tabungan Nasional atau Dana Jaminan Sosial senilai US 90 Miliar melalui program jaminan hari tua
pegawai Employee Provident Fund, EPF. Kekuatan dana asuransi sosial inilah, antara lain, yang menyelamatkan Malaysia dari krisis mata uang pada tahun 1998
yang lalu.
43
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti
42
Purwoko Bambang, Jaminan Sosial dan Sistem Penyelenggaraannya, Jakarta: Meganet Dutatama,1999, hlm. 3.
43
Tim SJSN, Naskah Akademis UU Nomor 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jakarta: Kantor Menko Kesra, 2004, hlm. 4.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh
peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Sejarah dimulainya jaminan sosial mengalami proses yang panjang, dimulai
dari Undang-undang Nomor 33 Tahun 1947 jo Undang-undang Nomor 2 Tahun 1951 tentang Kecelakaan Kerja, Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 48 Tahun
1952 jo Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pengaturan Bantuan untuk Usaha Penyelenggaraan Kesehatan Buruh, Peraturan Menteri
Perburuhan Nomor 15 Tahun 1957 tentang Pembentukan Yayasan Sosial Buruh, Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 5 Tahun 1964 tentang Pembentukan Yayasan
Dana Jaminan Sosial YDJS dan selanjutnya diberlakukannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977
diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 tentang Pelaksanaan Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja
ASTEK, yang mewajibkan setiap pemberi kerjapengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Kemudian terbit pula Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK dan melalui Peraturan
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan
perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan peng-
hasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan
Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada Pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini
berbunyi : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan. Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun
produktivitas kerja. Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif tenaga
kerja di Indonesia diharapkan terus berlanjut. Sampai saat ini, PT. Jamsostek memberikan perlindungan 4 empat program jaminan sosial, yang mencakup
Program Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JKM, Jaminan Hari Tua JHT dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK bagi seluruh tenaga kerja dan
keluarganya. Jika penyelenggaraan makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha, tetapi juga berperan aktif dalam
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
F. Bentuk Badan Hukum Badan Penyelenggara