Alternatif Kelembagaan Jaminan Sosial

investasi yang pruden dimana kemampuan itu tidak dimiliki oleh pejabat di Departemen non keuangan. Dimanapun letak badan tersebut, pengaruh birokrasi dan kekuasaan dapat menjadikan pengelolaan badan ini menyimpang dari tujuan semula yaitu memberikan jaminan sosial yang mampu meningkatkan produktivitas penduduk. 3. Independen dan bertanggung jawab langsung kepada DPR Suatu badan di bawah koordinasi DPR memang memberikan jaminan tidak ada campur tangan pemerintah. Pada kondisi banyak fraksi seperti yang kini terjadi, pembentukan sebuah Badan Penyelenggara di bawah DPR mempunyai potensi sebagai ajang rebutan partai, khususnya yang berkuasa. Lembaga seperti ini tidak masuk dalam konstitusi atau sistem pemerintahan Indonesia, sehingga bentuk ini tampaknya sulit bisa dilaksanakan.

B. Alternatif Kelembagaan Jaminan Sosial

Selama masa Orde Baru hingga pertengahan tahun 1997, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang sangat baik. Ini ditandai dengan tingginya laju pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto, rendahnya tingkat inflasi secara keseluruhan, tingginya kepercayaan pihak luar terhadap Indonesia dan banyaknya penanaman modal asing secara langsung. Namun, menjelang akhir tahun 1997 dan pada tahun 1998, Indonesia dilanda krisis besar. Pada tahun 1998, perekonomian Indonesia mengalami penyusutan yang tidak tanggung-tanggung, yaitu sebesar 13,6 dan pada tahun 1999 hanya mencatat pertumbuhan yang tidak seberapa, yakni 0,12 Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008 saja. Pada tahun 2000, tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto riil adalah 4,8 dan 3,3 menjelang akhir kuartal tahun 2001. Pada pertengahan tahun 1997, sekitar 10,1 penduduk Indonesia tergolong miskin dan pada tahun 1998, sebagai konsekuensi dari berkurangnya output, angka tersebut diperkirakan naik menjadi 14,1 apda tahun 1999 atau sekitar 29 juta orang. Sedangkan menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS pada tahun 2000 yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik BPS, tingkat kemiskinan pada tahun 1999 adalah sekitar 23,6. Menurut sejarahnya, sistem jaminan sosial di Indonesia dimulai pada tahun 1977 dengan diperkenalkannya program jaminan sosial untuk tenaga kerja yang dikenal dengan nama ASTEK Asuransi Sosial Tenaga Kerja. Akhirnya, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1992 untuk karyawan swasta dan Badan Usaha Milik Negara. Kemudian ASTEK diganti menjadi Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK dan kepesertaan program ini diwajib- kan bagi seluruh perusahaan skala kecil, menengah dan besar. JAMSOSTEK merupakan sistem perlindungan bagi karwayan dalam menghadapi resiko-resiko sosial seperti kecelakaan kerja, kematian bagi anggota keluarga yang ditinggalkan, sakit dan usia tua. Sistem jaminan sosial yang ada sekarang memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya menyangkut cakupan perlindungan yang diberikan skema JAMSOSTEK yang hanya memberikan perlindungan kepada karyawan yang bekerja di sektor Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008 formal. Selain itu, tidak semua skema JAMSOSTEK sesuai dengan peraturan, terutama dengan peraturan-peraturan yang merupakan standar internasional. Dibandingkan banyak negara lain, pengeluaran untuk jaminan sosial di Indonesia relatif kecil. Misalnya, pada tahun 1996, jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua rata-rata tidak lebih dari 5 Produk Domestik Bruto. Baru-baru ini beberapa departemen, yaitu Departemen Kesehatan DEPKES, Departemen Sosial DEPSOS, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi DEPNAKERTRANS dan Departemen Keuangan DEPKEU berupaya melak- sanakan reformasi sistem jaminan sosial yang ada di Indonesia, termasuk JAMSOSTEK. Untuk itu, pemerintah telah mengusulkan rancangan undang-undang baru guna mendukung upaya reformasi tersebut. Dalam undang-undang baru tersebut, JAMSOSTEK nantinya menjadi suatu badan wali amanah. Dalam rangka menjamin pelaksanaan undang-undang Jaminan Sosial Nasional diperlukan suatu lembaga yang mempunyai kewenangan untuk menjabarkan Undang-undang SJSN, mengkoordinir, memonitor dan mengawasi pelaksanaan program-program, pengelola dana dan investasi serta pemasyarakatan program Jaminan Sosial Nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Lembaga ini berada langsung di bawah Presiden dibantu Dewan Menteri yang terkait dan beranggotakan wakil pemerintah, wakil pekerja, wakil pemberi kerja dan pakar di bidangnya. Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008 Selama peraturan teknis undang-undang SJSN disiapkan maka lembaga- lembaga yang ada tetap melanjutkan kegiatannya, untuk kemudian setelah peraturan pelaksanaan undang-undang SJSN tersusun lengkap dan dilaksanakan maka program- program yang sejalan dapat menyesuaikan dengan Undang-undang SJSN tersebut selama masa transisi yang akan ditetapkan. Tidak tertutup kemungkinan munculnya lembaga penyelenggaraan lain.

C. Tiga Pilar Perlindungan Sosial