BAB II ASPEK YURIDIS BUMN PERSERO
DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
A. Pengertian dan Elemen Yuridis dari Perseroan Terbatas
Hukum bagaimanapun juga sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat di dalam segala aspeknya, apakah itu kehidupan sosial, kehidupan
politik, budaya dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk mengatur kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi inilah hukum sangat diperlukan karena sumber-
sumber ekonomi yang terbatas di satu pihak dan tidak terbatasnya permintaan atau kebutuhan akan sumber ekonomi di lain pihak sehingga konflik antara sesama warga
dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi tersebut akan sering terjadi. Negara Indonesia dilaksanakan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka, demikian penegasan Undang-undang Dasar 1945 yang mengan- dung makna bahwa di negara Republik Indonesia hukum harus berperan sentral
sebagai pengarah dan pengayom kehidupan berbangsa. Untuk mewujudkan cita-cita negara hukum tersebut, diperlukan upaya pembangunan hukum yang berkesinam-
bungan dan menuntut penataan kembali dari waktu ke waktu, terutama dalam suasana politik, sosial dan ekonomi nasional serta global yang selalu berubah dengan begitu
cepat. Kegiatan perekonomian di Indonesia diatur oleh seperangkat kaidah-kaidah
hukum di bidang ekonomi yang disebut Hukum Ekonomi Indonesia sebagian ahli
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
lebih cenderung menggunakan istilah bisnis. Hukum Ekonomi Indonesia adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan putusan-putusan hukum yang secara khusus mengatur
kegiatan dan kehidupan ekonomi di Indonesia. Kaidah-kaidah hukum mengenai ekonomi Indonesia tersebut ada yang bersifat Hukum Ekonomi Pembangunan dan
ada yang bersifat Hukum Ekonomi Sosial.
12
Dijelaskan oleh Sunaryati Hartono, bahwa Hukum Ekonomi Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu: pertama,
Hukum Ekonomi Pembangunan yang menyangkut pengaturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia
secara nasional, menyeluruh dan berencana. Materi Hukum Ekonomi Pembangunan ini akan mencakup kaidah-kaidah yang menyangkut usaha-usaha peningkatan dan
pengembangan bidang-bidang ekonomi, perdagangan dan keuangan, dimana pemerintah memainkan peranan yang penting sebagai pengarah, pengatur dan
modernizing agent. Kedua, Hukum Ekonomi Sosial yang berdasarkan Pancasila Sila Perikemanusiaan dan Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dan menyangkut pengaturan dan
pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan kesejahteraan manusiawarga negara Indonesia, sesuai dengan martabat kemanusiaannya. Materi Hukum Ekonomi
Sosial ini akan memuat kaidah-kaidah yang menyangkut usaha-usaha peningkatan
12
Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia, Bandung: Binacipta, 1982, hlm. 53.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
kemampuan ekonomi dan kesejahteraan warga negara Indonesia sebagai per- seorangan.
13
Hubungan antara Hukum Ekonomi Pembangunan dan Hukum Ekonomi Sosial, jika bertitik tolak dan didasarkan pada pemikiran pembangunan dan
peningkatan ketahanan ekonomi nasional secara makro, maka titik tolak dan dasar pemikiran dari Hukum Ekonomi Sosial adalah kehidupan ekonomi Indonesia yang
berperikemanusiaan dan perataan pendapatan, di mana setiap warga negara Indonesia berhak atas kehidupan dan pekerjaan yang layak. Dalam hubungan ini perlu diingat,
bahwa segala usaha pembangunan ekonomi Indonesia itu bertujuan untuk mencipta- kan kesejahteraan tiap-tiap dan masing-masing warga negara Indonesia, sehingga
pembangunan ekonomi Indonesia itu sekali-kali tidak akan dan tidak boleh ber- langsung dengan merendahkan derajat manusia Indonesia menjadi alat produksi, atau
alat dari pembangunan ekonomi itu, tetapi justru harus berlangsung dengan men- junjung tinggi hak-hak hidup manusia yang asasi.
14
Hukum dan ekonomi adalah merupakan dua sub sistem dari suatu sistem kemasyarakatan yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Hukum dapat
dilihat sebagai hasil dari berbagai kekuatan sosial dan ekonomi yang terdapat dalam proses kemasyarakatan, sehingga hukum itu sangat tergantung sekali pada faktor-
faktor yang cukup dominan dalam kehidupan masyarakat terutama faktor-faktor ekonomi. Dengan demikian hukum itu tempatnya adalah berada di belakang dan
13
Ibid., hlm. 49-50.
14
Ibid., hlm. 50-51.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
mengikuti perkembangan ekonomi. Hal ini sesuai dengan anggapan klasik mengenai hukum yang berasal dari orang-orang Belanda dahulu yang mengatakan bahwa “het
recht hink achter de feiten aan” hukum itu ada dibelakang dan mengikuti kejadian- kejadian.
Berhubungan dengan persoalan tersebut di atas, maka antara sistem hukum dan sistem ekonomi di suatu negara terdapat hubungan yang sangat erat dan pengaruh
timbal balik. Kalau pada satu pihak pembaharuan dasar-dasar pemikiran dibidang ekonomi ikut mengubah dan menentukan dasar-dasar sistem hukum yang ber-
sangkutan, maka penegakan asas-asas hukum yang sesuai juga akan memperlancar terbentuknya struktur ekonomi yang dikehendaki. Sebaliknya penegakan asas-asas
hukum yang tidak sesuai justru akan menghambat terciptanya struktur ekonomi yang dicita-citakan.
15
Hal ini dapat diperjelas lagi bahwa pelaksanaan hukum sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan sebaliknya hukum juga dapat mem-
pengaruhi perkembangan ekonomi dalam masyarakat. Pembicaraan mengenai hukum dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi
dalam masyarakat tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang apa sebenarnya fungsi hukum dalam masyarakat. Dalam pandangan yang klasik hukum itu hanya
berfungsi sebagai alat pengendalian sosial social control dalam artian untuk menciptakan keteraturan, ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat. Hukum juga
sering disebut sebagai sarana penyelesaian sengketa settle dispute dalam artian
15
Ibid., hlm. 6.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
untuk memberikan sarana agar berbagai sengketa yang terjadi dalam masyarakat dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Mengenai fungsi hukum itu di dalam masyarakat, terdapat banyak perbedaan pandangan di kalangan para ahli hukum. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa
hukum selain berfungsi sebagai sarana pengendalian sosial social control juga berfungsi sebagai sarana untuk memperlancar proses interaksi sosial law as
facilitation of human interaction. Dikemukakannya bahwa mana yang lebih utama senantiasa tergantung pada bidang hukum yang dipersoalkan dan kadang-kadang
kedua fungsi tadi berkaitan dengan eratnya sehingga sulit untuk dibedakan secara tegas.
16
Dalam bukunya yang lain beliau masih menyebutkan adanya fungsi hukum yang lain yaitu hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat.
17
Hukum di dalam suatu masyarakat yang sedang membangun tidak hanya mempunyai fungsi untuk menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga mempunyai
fungsi untuk mempercepat proses pendidikan masyarakat merupakan sebagian “social education” ke arah suatu sikap mental yang paling sesuai dengan masyarakat
yang dicita-citakan. Dengan lain perkataan, hukum merupakan suatu “prasarana mental” untuk memungkinkan terjadinya pembangunan dengan cara tertib dan ter-
atur, tanpa menghilangkan martabat kemanusiaan dari anggota-anggota masyarakat.
18
16
Soerjono Soekanto, Fungsi Hukum dan Perubahan Sosial, Bandung: Alumni, 1981, hlm. 44.
17
Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 1980, hlm. 115.
18
Sunaryati Hartono, Beberapa Masalah Transnasional dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia, Bandung: Binacipta, 1972, hlm. 335.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
Bertitik tolak dari anggapan dasar yang demikian, maka akan terlihat adanya suatu hubungan interdependensi antara hukum di satu pihak dan ekonomi di lain
pihak. Hukum sebagai alat pembaharuan masyarakat dalam mengatur dan menata perekonomian masyarakat diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan di
bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi hanya dapat terlaksana dengan baik jika dilaksanakan atas dasar suatu tertib hukum yang memungkinkan dan dapat menga-
mankan pelaksanaannya. Kemudian dari peraturan hukum dimaksud diharapkan dapat memberikan dampak yang bersifat positif yang dapat mempercepat lajunya
pertumbuhan ekonomi.
19
Pembaharuan di bidang hukum untuk mengakomodasi perubahan di dalam menghadapi perkembangan pertumbuhan perekonomian nasional serta perkembangan
perekonomian internasional yang ditandai adanya liberalisasi perdagangan bebas, kiranya perlu dilakukan. Pembaharuan hukum tersebut di bidang kegiatan ekonomi
dalam pembangunan dilakukan untuk dapat mewujudkan hukum ekonomi yang kondusif mendukung kegiatan ekonomi. Pembaharuan hukum itu harus dijiwai oleh
nilai-nilai dasar, nilai praktis dari Pancasila, UUD 1945 dan Kebijaksanaan Nasional. Di lain pihak juga harus memperhitungkan lingkungan strategis yang mendukungnya
yaitu mekanisme pasar, sinergi manajemen, sumberdaya dan globalisasi ekonomi. Pembaharuan hukum di bidang kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan
19
Abdurrahman, Beberapa Pokok Pikiran di Sekitar Pembinaan Hukum Ekonomi di Indonesia, Jakarta: BPHN, 1980, hlm. 126.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
melakukan perubahan ketentuan perangkat peraturan hukum dan perundang- undangan dibidang ekonomi yang meliputi:
20
1. Peraturan hukum dan perundang-undangan yang memberi landasan hukum bagi
keberadaan lembaga-lembaga yang mewadahi para pelaku ekonomi dalam melakukan transaksi ekonomi pasar Substantial Legal Rules.
2. Peraturan hukum dan perundang-undangan yang mengatur perilaku behavior
para pelaku ekonomi dalam melaksanakan setiap transaksi bisnis dan ekonomi pada pasar bebas yang berupa hukum-hukum yang mengatur setiap sektor
ekonomi yang akan dilakukan oleh swasta Level Playing Field. 3.
Peraturan hukum dan perundang-undangan mengenai penyelesaian sengketa yang mendukung kelangsungan hidup pasar bebas.
Pendekatan yuridis tersebut di atas perlu diimbangi dengan pendekatan ekonomi transaksi bisnis, karena perangkat prediktibilitas dan kepercayaan atas
hukum kemungkinan akan memberi dampak negatif terhadap transaksi ekonomi, ditinjau dari sudut pandangan efisiensi dan produktivitas yaitu berupa hambatan-
hambatan yuridis yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Selanjutnya, suatu kerangka kerja hukum harus dikembangkan untuk memenuhi tujuan dan sasaran dari
efisiensi ekonomi. Dengan demikian, peranan hukum nasional khususnya Hukum Ekonomi harus
mampu membangun kerangka kerja pengaturan hukum yang melandasi kegiatan
20
Normin S. Pakpahan, “Perangkat Hukum dalam Rangka Menghadapi Era Perdagangan Bebas”, Majalah Hukum Nasional, No. 2 Tahun 2002, BPHN Departemen Kehakiman dan HAM RI,
hlm. 37-39.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
transaksi ekonomi pada dunia usaha serta mampu memberikan solusi yang obyektif bagi penyelesaian perselisihan perdagangan.
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI, guna menata kembali aturan hukum yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi adalah dengan
memperbaharui undang-undang tentang Perseroan Terbatas, yakni dengan dikeluar- kannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang
menggantikan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Undang-undang tersebut perlu diperbaharui karena memang dalam praktek
banyak dijumpai pelaku usaha pelaku ekonomi yang menjalankan bisnisnya dengan membentuk Perseroan Terbatas PT. PT merupakan model bisnis yang lazim
dilakukan sehingga berbeda dengan bentuk badan usaha lain seperti Firma, Perusahaan Komanditer, Koperasi dan lain-lain.
Terhadap Perseroan Terbatas ini dalam beberapa bahasa disebut sebagai berikut:
21
1. Dalam bahasa Inggris disebut dengan Limited Ltd. Company atau Limited
Liability Company ataupun Limited Ltd Corporation. 2.
Dalam bahasa Belanda disebut dengan Naamlooze Vennootschap atau yang sering disingkat dengan NV saja.
3. Dalam bahasa Jerman terhadap perseroan terbatas ini disebut dengan
Gesellschaft mit Beschrankter Haftung.
21
Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 1.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
4. Dalam bahasa Spanyol disebut dengan Sociedad dengan Responsabilidad
Limitada. Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 menegaskan bahwa
yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas adalah: suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan para pendirinya, untuk
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar, dimana modal dasar tersebut dibagi ke dalam saham-saham, dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang yang terkait dan peraturan perundang-undangan lainnya.
22
Selain itu ada juga yang memberikan arti Perseroan Terbatas sebagai suatu asosiasi pemegang saham atau bahkan seorang pemegang saham jika dimungkinkan
untuk itu oleh hukum di negara tertentu yang diciptakan oleh hukum dan diberlaku- kan sebagai manusia semu artificial person oleh Pengadilan. PT merupakan badan
hukum karena sama sekali terpisah dengan orang-orang yang mendirikannya, dengan mempunyai kapasitas untuk bereksistensi yang terus menerus. Sebagai suatu badan
hukum Perseroan Terbatas berwenang untuk menerima, memegang dan mengalihkan harta kekayaan, menggugat atau digugat dan melaksanakan kewenangan-kewenangan
lainnya yang diberikan oleh hukum yang berlaku. Menurut Munir Fuady setidak-tidaknya ada 15 lima belas elemen yuridis
dari suatu Perseroan Terbatas yaitu:
23
1. Dasarnya adalah perjanjian.
22
Lebih lanjut lihat Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
23
Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 3.
Ahmad Ansyori : Analisis Terhadap Tujuan Pendirian BUMN Persero Dalam Undang-Undang BUMN…, 2008 USU e-Repository © 2008
2. Adanya para pendiri.
3. Pendiripemegang saham bernaung di bawah suatu nama bersama.
4. Merupakan asosiasi dari pemegang saham atau hanya seorang pemegang saham.
5. Merupakan badan hukum atau manusia semu atau badan intelektual.
6. Diciptakan oleh hukum.
7. Mempunyai kegiatan usaha.
8. Berwenang melakukan kegiatannya sendiri.
9. Kegiatannya termasuk dalam ruang lingkup yang ditentukan oleh perundang-
undangan yang berlaku. 10.
Adanya modal dasar dan ada juga modal ditempatkan dan modal setor. 11.
Modal perseroan dibagi kedalam saham-saham. 12.
Eksistensinya terus berlangsung meskipun pemegang sahamnya silih berganti. 13.
Berwenang menerima, mengalihkan dan memegang aset-asetnya. 14.
Dapat menggugat dan digugat di Pengadilan. 15.
Mempunyai organ perusahaan.
B. Klasifikasi Perseroan Terbatas