dengan mitra binaan dan menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui sinergi yang kuat dan terbuka.
C. Upaya-Upaya Mengatasi Masalah dan Dampak yang Dihadapi
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pemberian usaha kecil menengah dan koperasi PT. Perkebunan. Nusantara III Persero melakukan langkah-
langkah sebagai berikut : 1. Melakukan deregulasi dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PKBL dengan mengikut sertakan kebununit-unit usaha yang ada di dalam wilayah binaan PT. Perkebunan. Nusantara III melaksanakan analisa.
2. Untuk mengatasi proposal yang berbeda dengan keadaan sebenarnya ataupun pembukuan yang tidak memenuhi syarat, dilakukan pemberian secara berjadwal
terhadap usaha kecil dan koperasi baik dalam bentuk pelatihan Manajemen Usaha Kecil Dasar, maupun Usaha Kecil Trampil, ataupun Pelatihan Teknis dan
Pemagangan. 3. Sebelum penyerahan dana kemitraan, calon mitra binaan terlebih dahulu
diberikan Pelatihan Manajemen Dasar bagi Pengusaha Kecil. 4. Dalam hal penyusunan pembukuan dan pelaporan usaha kecil dilakukan
monitoring dan pembinaan langsung secara berkala triwulan dan tahunan, baik lintas sektoral maupun BUMN.
Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008
5. Mengikutsertakan para mitra binaan khususnya mitra binaan unggulan mengikuti kegiatan pameran dan promosi.
Selanjutnya apabila terjadi permasalahan dalam pengembalian pinjaman oleh mitra binaan, PT. Perkebunan. Nusantara III Persero melakukan langkah-langkah
sebagai berikut : a. Kurang lancar
Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga sampai dengan 180 seratus delapan puluh hari dari tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran, diberikan surat teguran pertama oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang ditandatangani oleh bagian Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan. b. Ragu-ragu
Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 seratus delapan puluh hari dan belum melampaui 360 tiga ratus
enam puluh hari dari tanggal jatuh tempo angsuran, diberikan surat teguran kedua oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang ditandatangani
oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. c. Macet
Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok danatau bunga yang telah melampau 360 tiga ratus enam puluh hari dari tanggal jatuh tempo
dilakukan rescheduling penjadwalan kembali reconditioning penyesuaian persyaratan
Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008
Terhadap pembayaran cicilan macet PT. Perkebunan Nusantara III mengambil tindakan yang mengacu kepada Kep.Men.BUMN Nomor Kep-236MBU2003 yaitu :
1. Dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara rescheduling dan reconditioning apabila memenuhi kreteria :
a Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dilakukan.
b Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha c Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran
2. Dalam hal dilakukan tindakan reconditioning tunggakan bunga pinjaman dapat dikapitalisasi menjadi pokok pinjaman atau dihapuskan tunggakan beban
bungannya dan beban bunga selanjutnya. 3. Tindakan reconditioning dilakukan setelah diadakan tindakan rescheduling
Untuk Mitra Binaan yang sama sekali tidak sanggup membayar atau karena usaha bangkrut dan upaya pemulihannya telah dilakukan, namun tidak terpulihkan,
maka hal ini dikelompokkan dalam aktiva lain dengan pos pinjaman bermasalah. Kemudian pinjaman bermasalah ini oleh PT. Perkebunan Nusantara III akan
dihapusbukukan write off yang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari MenteriRUPS. Pinjaman bermasalah yang telah dihapusbukukan tetap ditagih dan
pembayaran dibukukan menjadi pendapatan lain-lain tidak dalam kinerja PT. Perkebunan Nusantara III.
Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008
Dengan adanya pemberian dan pemberdayaan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi telah membawa dampak positif bagi usaha mitra binaan maupun bagi
lingkungan usaha PT. Perkebunan. Nusantara III Persero yaitu : 1. Meningkatnya volume produksi yang dihasilkan oleh mitra binaan.
2. Terserapnya tenaga kerja di lingkungan mitra binaan. 3. Para mitra binaan terhindar dari ijin rentener
4. Mitra binaan berusaha untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan kualitas produksinya.
5. Beberapa mitra binaan telah dapat mengembangkan bisnisnya dan menjadi usaha- usaha kecil sebagai anak angkat, serta telah ada yang mampu menembus pasar
Manca Negara antara lain Singapora dan Malaysia 6. Terwujudnya hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar wilayah usaha
PT. Perkebunan Nusantara III Persero, sehingga diharapkan tercapai Zero Lost dan Zero Conflict.
Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN