Prosedur Pemberian Gambaran Umum

Selanjutnya berdasarkan SK Direksi PT. Perkebunan Nusantara III, Nomor III.BDKPTSR.762003, untuk pengelolaan program dimaksud dibentuk satu bagian khusus yang pengelola kegiatan pembinaan tersebut yaitu bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Mekanisme dan prosedur penyaluran dana PKBL tertuang dalam Surat Edaran Nomor 3.05SE022004, tanggal 18 Maret 2004 dan Instruksi Kerja IK Nomor IK-3.05-0001 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Mengenai pelaksanaan program, operasional pelaksanaan tugas pada bagian ini dipimpin oleh seorang Kepala Bagian dan dibantu oleh tiga urusan yaitu urusan perencanaan dan pembinaan, urusan administrasi, keuanganumum dan urusan PIR. Penghimpun dana dana pengeluaran dana dicatat serta dibukukan berdasarkan Cash Basis. Sistem pembukuan dilaksanakan berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim dan diberlakukan secara khusus berdasarkan pedoman-pedoman yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan RI dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

2. Prosedur Pemberian

Untuk kelancaran pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III, maka prosedur pembinaan dilaksanakan berdasarkan Instruksi Kerja IK Nomor 3.05.0001 tentang Penyaluran dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan berpedoman kepda SK Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236MBU2003. Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 Prosedur Pembinaan menurut IK Nomor 3.05.0001 adalah : b. Yang dimaksud Program Kemitraan adalah bantuan pinjaman modal kerja yang diberikan kepada usaha kecil dan koperasi sebagaimana disebut dalam SK Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236MBU2003. Mitra Binaan adalah usaha kecil dan koperasi yang memenuhi kriteria sebagaimana tersebut dalam SK Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236MBU2003. c. Bentuk modal kerja kemitraan adalah : 1 Pinjaman Modal Kerja yaitu dana yang diberikan untuk meningkatkan usaha dengan sistem pengembalian pokok dan bunga. 2 Pinjaman khusus yaitu dana yang diberikan bersifat jangka pendek maksimal 1 tahun, nilai pinjaman cukup material dalam rangka memenuhi pesanan rekanan usaha mitra binaan rekanan dari PT. Perkebunan Nusantara III. 3 Hibah adalah dana yang digunakan untuk pemberian mitra binaan dalam rangka meningkatkan usahanya, terutama di bidang proses produksi, pemasaran, keuangan dan pengelolaan usahanya. d. Dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk : 1 Pinjaman modal kerja 2 Pinjaman khusus 3 Hibah yang diberikan kepada mitra binaan berupa bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan, bantuan pemasaran produk mitra binaan. e. Tingkat bunga pinjaman dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 bunga yang dikenakan mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor Per- 05MBU2007 adalah : 1 Jasa administrasi program kemitraan sebesar 6 per tahun dari limit pinjaman; 2 Berdasarkan prinsip jual beli yang disetarakan dengan marjin 6 per tahun; 3 Atau prinsip bagi hasil 10 10:90 sd maksimal 50 50:50. f. Sumber dana Program Kemitraan dari : 1 Penyisihan laba BUMN setelah pajak sebesar maksimal 2 setahun atau sesuai keputusan RUPS; 2 Pengembalian pinjaman Mitra Binaan dan; 3 Hasil bunga pinjaman, bunga deposito danatau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional. g. UKM yang dapat ikut serta program kemitraan : 1 Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan usaha, hasil penjualan maksimal Rp. 1 milyartahun; 2 Milik WNI, berdiri sendiri, bukan merupakan Anak atau Cabang Perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; 3 Berbentuk Usaha Perseorangan, Badan Usaha yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum termasuk koperasi; 4 Telah melakukan kegiatan minimal 1 satu tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 h. Tata cara pengajuan dana program kemitraan : 1 Calon Mitra Binaan menyampaikan proposal dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya ditujukan kepada BUMN Pembina dengan mencantumkan antara lain : a Nama dan alamat Unit Usaha dan Pemilik Usaha b Bukti dan identitas diri PemilikPengurus c Izin Usaha atau Surat Keterangan Usaha dari Pihak yang berwenang minimal dari LurahKepala Desa d Perkembangan Usaha arus kas, rugi laba, neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha serta rencana usaha dan kebutuhan dana yang diharapkan. e Persyaratan lain yang dianggap perlu oleh masing-masing BUMN Pembina. f BUMN Pembina melaksanakan analisa kelayakan secara langsung atas permohonan calon mitra binaan, kemudian mengadakan kordinasi dengan kordinator BUMN Pembina 2 Mitra Binaan yang layak untuk dibina menyelesaikan proses administrasi pinjaman sesuai ketentuan BUMN Pembina. 3 Pemberian dana pinjaman kepada Calon Mitra Binaan dituangkan dalam Surat PerjanjianKontrak yang sekurang-kurangnya memuat : a Nama dan alamat BUMN Pembina dan Mitra Binaan b Hak dan kewajiban BUMN Pembina dan Mitra Binaan Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 c Jumlah pinjaman dan peruntukannya d Syarat-syarat pinjaman jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok dan bunga dan lain-lain 4 BUMN Pembina dilarang memberi pinjaman kepada Calon Mitraan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain. i. Kewajiban Mitra Binaan : 1 Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina 2 Menyelenggarakan pencatatanpembukuan dengan tertib 3 Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati 4 Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada BUMN Pembina j. Kewajiban BUMN Pembina : 1 Melaksanakan evaluasi seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan Calon Mitra Binaan secara langsung. 2 Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan 3 Menyampaikan Laporan Berkala Triwulan, Semester dan Tahunan kepada Menteri BUMN dan Kordinator BUMN Pembina k. Program Bina Lingkungan adalah bantuan yang diberikan kepada masyarakat lingkungan sekitar wilayah usaha perusahaan sebagaimana tersebut dalam SK Menteri Negera BUMN Nomor Kep-236MBU2003. Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 Bentuk bantuan bina lingkungan yang diberikan adalah : 1 bantuan korban bencana alam 2 bantuan peningkatan kesehatan 3 bantuan pendidikan dan pelatihan 4 bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum 5 bantuan sarana ibadah l. Objek Bina Lingkungan yang dinilai berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat di sekitar wilayah KebunUnit. Objek Bina Lingkungan yang akan diproses harus dilengkapi data-data sebagai berikut : 1 Surat permohonan masyarakat yang diketahui instansi resmi Pemerintah minimal Kepala DesaLurah 2 Foto Objek Bina Lingkungan 3 Alasan kebun mengajukan Objek Bina Lingkungan 4 Perkiraan data yang dibutuhkan Dalam rangka mengefektifkan penyaluran dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dibentuk Tim AnalisaEvaluasi sendiri dari bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Distrik Menejer. Hasil analisa Distrik Menejer adalah perhitungan yang dilakukan distrik menejer atas proposal pengajuan masyarakat lingkungan usaha kecil dan koperasi melalui KebunUnit untuk dievaluasi bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hasil evaluasi bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah evaluasi untuk rekomendasi terhadap hasil analisa Distrik Menejer agar mendapat persetujuan Direksi. Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 Analisa Program Kemitraan meliputi : 1 Calon Mitra Binaan mengajukan proposal permohonan perjanjian kredit dengan dokumendata-data kepada KebunUnit sesuai wilayahnya masing-masing. 2 Distrik Menejer melakukan analisa lapangan terhadap pengajuan proposal dari Calon Mitra Binaan CMB melalui KebunUnit yang terdekat dengan wilayah. 3 Distrik Menejer melakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi yang ada di wilayah usaha untuk menghindari terjadinya pinjaman yang tumpang tindih. 4 Distrik Menejer membuat rekapitulasi beberapa jumlah nilai pinjaman yang diajukan oleh masing Calon Mitra Binaan, kemudian mengirim rekapitulasi tersebut ke bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan selanjutnya 5 Bagian Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan melakukan evaluasi lapangan terhadap hasil analisa Distrik Menejer. 6 Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merekapitulasi seluruh hasil evaluasi Distrik Menejer untuk diusulkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Analisa Program Bina Lingkungan meliputi : 1 Masyarakat mengajukan permintaan dana Bina Lingkungan melalui KebunUnit yang terdekat dengan wilayahnya. 2 Distrik Menejer melakukan analisa kelayakan atas Objek Bina Lingkungan yang diajukan KebunUnit, sesuai dengan harga pasar di wilayah usaha masing-masing. Netty Kesuma: Analisis Hukum Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Oleh BUMN, 2008. USU e-Repository © 2008 3 Distrik Menejer melakukan koordinasi dengan instansi PemkabPemko terkait atas rencana Objek Bina Lingkungan guna menghindari program yang tumpang tindih. 4 Distrik Menejer merekapitulasi seluruh hasil analisa kelayakan, selanjutnya dikirim ke bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. 5 Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan melakukan evaluasi lapangan. 6 Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merekapitulasi seluruh pengajuan untuk diusulkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. 7 Dana Program Bina Lingkungan diberikan berdasarkan jarak Radius penerima Objek Bina Lingkungan dari KebunUnit terdekat dengan urutan sebagai berikut : Perioritas I : berada dalam Radius 10 km dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III. Perioritas II : berada di atas Radius 10 km sampai dengan 30 km dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III. Perioritas III : berada di atas Radius 30 km atau lebih dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III

3. Proses Penyaluran Dana Kemitraan dan Bina Lingkungan