Analisa Data Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data
28
apendisitis akut adalah kelompok usia 25-44 tahun sebanyak 37 orang 36,9 dan kelompok usia yang paling sedikit menderita apendisitis akut
adalah kelompok usia diatas 65 tahun sebanyak 2 orang 1.8. Hal ini sesuai dengan penelitian di Allied Hospital, Punjab Medical College
Faisalabad, Pakistan tahun 2009 yang melaporkan bahwa kejadian apendisitis akut terbanyak pada kelompok usia 21-30 tahun yaitu sebanyak
241 orang dari 500 sampel 48,2 dan kejadian apendisitis akut paling sedikit ada pada kelompok usia 61-70 tahun yaitu sebanyak 5 orang 1.
Selain itu, hasil ini juga sesuai dengan penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2009 yang menyatakan bahwa distribusi usia
kejadian apendisitis akut terbanyak pada usia kelompok 21-30 tahun yaitu sebanyak 21 orang dari 60 sampel 35, sedangkan untuk distribusi
kejadian apendisitis akut terendah ada pada kelompok usia diatas 61 tahun yaitu sebanyak 2 orang 3.3.
12
Hasil tersebut juga tidak jauh berbeda dengan penelitian pada tahun 2009-2011 di RSUD Tugurejo Semarang
yang menyatakan bahwa apendisitis akut banyak terjadi pada usia kelompok remaja dan dewasa, yaitu kelompok usia 15-24 tahun sebanyak
60 orang 38.7 dan kelompok usia 25-44 tahun sebanyak 54 orang 34.8.
11
Penelitian ini melaporkan bahwa insidensi tertinggi apendisitis akut terjadi pada usia dewasa yaitu dekade kedua dan sampai dekade
keempat. Hasil penelitian ini sesuai dengan buku Ajar Ilmu Bedah yang menyatakan bahwa puncak insidensi apendistis akut pada usia 20-30 tahun
dan berkurang pada usia selanjutnya. Secara anatomis, bentuk lumen apendiks yaitu menyempit pada bagian proksimal dan melebar pada bagian
distal. Namun, pada bayi bentuk lumen apendiks relatif lebar di bagian proksimal dan menyempit di bagian distal. Hal ini menjadi sebab
rendahnya insidensi apendisitis akut pada bayi.
1
Sedangkan pada lansia, rendahnya insidensi apendisitis akut disebabkan oleh lumen apendiks yang
seringkali ditemukan sudah tertutup sepenuhnya sehingga untuk gejala apendisitis akut sering samar dan baru didiagnosis setelah terjadi
perforasi.
1,9
Sesuai dengan penelitian di RSUD Tugurejo, Semarang tahun
29
2009-2011 yang menyatakan bahwa pada usia diatas 65 tahun, dilaporkan persentase insidensi apendisitis perforasi yaitu 60.
11
Distribusi frekuensi apendisitis akut menurut jenis kelamin tabel 4.1.3., didapatkan rasio angka kejadian apendisitis akut antara perempuan
dan laki-laki adalah 1,3 : 1 dengan distribusi kejadian apendisitis akut pada perempuan lebih banyak yaitu 63 orang 56.8 daripada laki-laki 48
orang 43.2. Sesuai dengan hasil tahun 2011-2012 di Teaching Hospital, Saudi Arabia menyatakan dari 121 orang yang diikutsertakan
dalam penelitian, terdapat 66 pasien perempuan 54.5 dan 55 pasien laki-laki 45.5.
6
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian di Khyber Teaching Hospital, Peshawar, Pakistan tahun 2003 melaporkan bahwa dari
100 sampel pasien apendisitis akut yang dilakukan penelitian, sebanyak 59 pasien perempuan 59 dan 41 pasien laki-laki 41 dengan rasio
insidensi apendisitis akut antara perempuan dan laki-laki adalah 1.4 : 1.
20
Selain itu, ini juga sesuai dengan penelitian di RSUD Tugurejo, Semarang tahun 2009-2011 yang melaporkan bahwa insidensi apendisitis akut lebih
sering pada perempuan yaitu sebanyak 81 orang 52,3, sedangkan pada laki-laki sebanyak 74 orang 47.7.
11
Secara anatomis, bentuk jaringan apendiks normal pada perempuan dan laki-laki sama. Menurut buku Ajar
Ilmu Bedah, kejadian apendisitis akut antara perempuan dan laki-laki umumnya sama, namun meningkat angka kejadiannya 1.4 kali lebih besar
pada laki-laki usia 20-30 tahun.
1,3
Pada studi kali ini terdapat perbedaan mengenai kejadian apendisitis akut dimana kejadiannya 1.3 kali lebih
besar pada perempuan. Hal ini dapat terjadi karena berdasarkan data kunjungan pasien di RSUD Serang tahun 2013 pada poli bedah dengan
kasus kegawatan bedah abdomen terdapat 429 pasien dimana jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada pasien laki-laki, yaitu pasien
perempuan sebanyak 258 orang dan pasien laki-laki sebanyak 171 orang.
10
Berdasarkan tabel 4.1.3., dari 111 sampel diperoleh bahwa jumlah pasien pada kelompok skor Alvarado 7 lebih banyak yaitu 68 pasien
61.3 daripada kelompok skor Alvarado 7, 43 pasien 38.7. Hasil
30
ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian pada tahun 2007 di University Teaching Hospital, Sagamu, Ogun State, Nigeria dilaporkan
bahwa kelompok pasien apendisitis akut dengan skor Alvarado 7 lebih banyak yaitu 44 pasien daripada kelompok pasien skor Alvarado
7, 30 pasien.
23
Berbeda dengan penelitian di Government Medical College, Jammu tahun 2008, dari 100 sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
kelompok A skor Alvarado 1-4 sebanyak 14 pasien, kelompok B skor Alvarado 5-6 sebanyak 26 pasien, dan kelompok C skor Alvarado 7-10
sebanyak 60 pasien.
24
Pada penelitian ini, skor Alvarado paling banyak yaitu 6 35.1 dimana menurut kepustakaan skor Alvarado 6 adalah
probable acute appendicitis dan manajemennya berupa observasi selama 12 jam dan setelah 12 jam pasien dinilai kembali skor Alvaradonya, jika
tidak ada perbaikan gejala maka dapat dilakukan apendektomi.
24,25
Skor Alvarado 6 disini masuk pada kelompok skor Alvarado 7, sehingga
jumlah pasiennya lebih banyak dibandingkan dengan kelompok skor Alvarado
7. Hasil pemeriksaan patologi anatomi pada tabel 4.1.3. menunjukkan
bahwa terdapat gambaran radang akut pada jaringan apendiks sebanyak 94 84.7 dan gambaran radang kronik sebanyak 17 15.3. Hasil ini tidak
jauh berbeda dengan studi di poli bedah umum rumah sakit Miraj and PVPGH, Sangli tahun 2011-2012 dilaporkan bahwa pada pemeriksaan
patologi anatomi dari 130 pasien apendisitis akut, 95 pasien memiliki gambaran radang akut 73 dan 35 pasien memiliki gambaran bukan
radang akut 27.
26
Selain itu penelitian yang dilakukan di Liaquat University Hospital Hyderabad, Sindh, Pakistan tahun 2003-2004
diperoleh 178 pasien 96 dengan gambaran radang pada apendiks terdiri dari radang akut 108 pasien 58,37, perforasi apendiks 45 pasien
24.32, gangrenosa apendiks 17 pasien 9.18 dan massa apendikular 8 pasien 4.32, sedangkan terdapat 7 pasien 4 yang memiliki
gambaran bukan radang akut, yaitu 2 pasien 1.08 dengan adenitis mesenterika, 1 pasien 0.54 dengan ruptur kista ovarium, 1 pasien
0.54 dengan divertikulitis Meckel’s, 1 pasien 0.54 dengan kista