Karakteristik Subjek Pasien Apendisitis Akut di RSUD Serang Tahun 2013

31 ovarium terpuntir, dan 2 pasien 1.08 dengan normal apendiks. 13 Menurut Alexandre, cut-off point skor Alvarado yaitu 8 dan 5, karena dalam studinya pasien dengan skor Alvarado 5 tidak memiliki gambaran radang akut dan pasien dengan skor 8 memiliki gambaran radang akut. 27 4.1.4. Hubungan Skor Alvarado Dengan Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Pada Pasien Apendisitis Akut di RSUD Serang Tahun 2013 Tabel 4.1.4. Hubungan Skor Alvarado Dengan Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Pada Pasien Apendisitis Akut Uji Chi-square Berdasarkan tabel 4.1.4., diperoleh pada kedua kelompok yang memiliki hasil pemeriksaan patologi anatomi berupa gambaran radang kronik sebanyak 17 pasien 15.3, dimana untuk hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok dengan skor Alvarado 7 lebih tinggi 14.4 daripada kelompok dengan skor Alvarado  7 0.9. Dengan analisis Chi-square, diperoleh nilai significancy adalah 0.003, karena nilai p 0.05 maka dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara skor Alvarado dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi pada pasien apendisitis akut. Hasil penelitian ini, sesuai dengan penelitian di Teaching Hospital, Saudi Arabia pada tahun 2011-2012 yang melaporkan bahwa adanya hubungan antara skor Alvarado dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi pada pasien apendisitis akut dengan nilai significancy- nya pada uji Chi-square adalah 0.000. 6 Studi lain yang dilakukan di Pakistan Institute of Medical Sciences tahun 2009-2010 diperoleh 157 Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Radang Akut Radang Kronik p N N Skor Alvarado Skor Alvarado  7 42 37.8 1 0.9 0.003 Skor Alvarado 7 52 46.8 16 14.4 Total 94 84.7 17 61.3 32 sampel adalah kelompok I skor Alvarado 7 dan 105 sampel adalah kelompok II skor Alvarado 5-7. Pada kelompok I, didapatkan 150 pasien 96 memiliki hasil pemeriksaan patologi anatomi berupa radang akut dan 7 pasien 4 sisanya memiliki hasil negatif berupa jaringan apendiks normal. Sedangkan pada kelompok II, didapatkan 75 71 pasien memiliki gambaran radang akut pada jaringan apendiks dan 30 pasien 29 memiliki gambaran jaringan apendiks normal. Hasil negatif pada pemeriksaan patologi anatomi signifikan lebih tinggi pada kelompok II dan pada penelitian tersebut diperoleh nilai p 0.05 pada uji Chi-square yang berarti terdapat hubungan antara skor Alvarado dengan pemeriksaan patologi anatomi pada pasien apendisitis akut. 28 Selain itu, hasil ini juga sesuai dengan penelitian di Pakistan pada tahun 2009 menyatakan pasien dengan skor Alvarado 7 memiliki hasil negatif apendektomi 1,8 dimana 53 pasien memiliki hasil positif pada pemeriksaan patologi anatomi berupa radang akut dan 1 pasien dengan hasil negatif. Namun, untuk pasien dengan skor Alvarado 7 memiliki hasil negatif apendektomi lebih besar yaitu 17, 38 pasien hasil positif radang akut dan 8 pasien hasil negatif yaitu berupa jaringan apendiks normal. 29 Menurut kepustakaan, sistem skoring Alvarado dapat menurunkan nilai negatif apendektomi dimana interpretasi skor Alvarado ditetapkan dengan nilai skor 1-3 sebagai ‘’very unlikely acute appendicitis’’ 4-6 sebagai ‘’probable acute appendicitis’’ dan 7-10 sebagai ‘’high probable definitely acute appendicitis’’. Nilai negatif apendektomi merupakan persentase ditemukannya gambaran jaringan apendiks normal pada pemeriksaan patologi anatomi pasca apendektomi. 6,7 Pada studi yang dilakukan di Mandeville Regional Hospital tahun 2010 melaporkan bahwa nilai persentase negatif apendektomi 15-40 dan sistem skoring Alvarado dapat menurunkan nilai tersebut yaitu dari 35.8 menjadi 30.2 dimana skor 8-9 memiliki akurasi cukup tinggi 71-94 karena sesuai dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi. Studi tersebut menyatakan cut-off point untuk skor Alvarado adalah  4 dan  8. 7 Jadi, pada penelitian ini 33 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara skor Alvarado dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi pada pasien apendisitis akut.

4.1.5. Uji Diagnostik

Tabel 4.1.5.1. Uji Diagnostik Skor Alvarado Pada Pasien Apendisitis Akut Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Skor Alvarado Jumlah Pasien Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Sensitifitas Spesifisitas Radang Akut Radang Kronik Laki-laki Skor Alvarado  7 20 28 19 20 1 8 48,71 88,88 Skor Alvarado 7 Perempuan Skor Alvarado  7 23 40 23 32 8 41,81 100 Skor Alvarado 7 Total Skor Alvarado  7 43 42 1 44,68 94,11 Skor Alvarado 7 68 52 16 Pada tahun 1986, Alvarado membuat sistem skoring sederhana untuk mendiagnosis apendisitis akut dengan melihat 8 faktor. 17 Sejak saat itu banyak penelitian yang dilakukan untuk melakukan uji diagnostik terhadap skor Alvarado tersebut. Berdasarkan hasil uji diagnostik skor Alvarado pada penelitian ini, didapatkan nilai sensitifitas skor Alvarado 44,68 menyatakan bahwa skor Alvarado dapat mendiagnosis penyakit apendisitis akut dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi berupa radang akut sebesar 44,68. Nilai spesifisitas skor Alvarado 94,11 menyatakan bahwa skor Alvarado spesifik untuk mendiagnosis pasien yang tidak menderita apendisitis akut sebesar 94,11. Nilai duga positif 97, 67 menyatakan bahwa skor Alvarado dapat mengetahui probabilitas seorang pasien menderita apendisitis akut sebesar 97,67 dan nilai duga negatif 34 23,52 menyatakan bahwa skor Alvarado dapat mengetahui probabilitas seorang pasien tidak menderita apendisitis akut sebesar 23,52. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian di Pakistan Institute of Medical Sciences tahun 2009-2010 melaporkan bahwa nilai sensitifitas, nilai spesifisitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif skor Alvarado dalam mendiagnosis apendisitis akut yaitu 66, 88, 96, dan 29. 28 Selain itu, hasil ini juga sesuai dengan studi tahun 2011-2012 di Teaching Hospital, Saudi Arabia menyatakan nilai sensitifitas, nilai spesifisitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif skor Alvarado dalam mendiagnosis apendisitis akut yaitu 59.57, 85.13, 76.82 dan 75.2. 6 Pada tabel 4.1.5.1. diatas, uji diagnostik skor Alvarado pada pasien apendisitis akut berdasarkan jenis kelamin di RSUD Serang tahun 2013 didapatkan bahwa nilai sensitifitas skor Alvarado lebih tinggi pada laki- laki yaitu 48,71 dibandingkan pada perempuan yaitu 41,81. Namun, untuk nilai spesifisitas skor Alvarado lebih tinggi pada perempuan yaitu 100 dari pada laki-laki 88,88. Hal ini sesuai juga dengan studi yang dilakukan di teaching hospital, India Tengah tahun 2009-2010 melaporkan bahwa nilai sensitifitas skor Alvarado pada laki-laki yaitu 74, sedangkan pada perempuan 55. 14 Selain itu, ini juga sesuai dengan penelitian di Pakistan Institute of Medical Sciences tahun 2009-2010 yang menyatakan bahwa sensitifitas skor Alvarado pada laki-laki lebih tinggi yaitu 97 dari pada perempuan 92 walaupun perbedaannya tidak terlalu besar. 28 Pada studi ini, sistem skoring dengan skor Alvarado dalam mendiagnosis apendisitis akut lebih sensitif pada pasien laki-laki. Menurut buku Ajar Ilmu Bedah, sering terjadi kesalahan dalam mendiagnosis apendisitis akut pada perempuan, karena perempuan memiliki lebih banyak diagnosis banding yaitu masalah pada sistem genitalia interna diantaranya menstruasi, kehamilan ektopik, endometriosis, kista ovarium terpuntir, dan penyakit ginekologik lain. Hal ini menjadi sebab lebih rendahnya sensitifitas skor Alvarado pada perempuan daripada laki-laki karena secara anatomi letak organ reproduksi perempuan dekat dengan jaringan 35 apendiks, jika terkena infeksi kemungkinan akan menimbulkan gejala- gejala yang hampir sama dengan gejala apendisitis akut. 1 Tabel 4.1.5.2. Uji Diagnostik Skor Alvarado Pada Pasien Apendisitis Akut Berdasarkan Usia Hasil uji diagnostik skor Alvarado pada pasien apendisitis akut berdasarkan usia tabel 4.1.5.1. di RSUD Serang tahun 2013 didapatkan bahwa nilai sensitifitas skor Alvarado lebih tinggi pada kelompok usia 15- 24 tahun yaitu 50 dan untuk nilai spesifisitas skor Alvarado didapatkan sama yaitu 100 pada kelompok usia 5-14 tahun, 15-24 tahun, dan 45-65 tahun, sedangkan untuk kelompok usia 25-44 tahun nilai spesifisitasnya adalah 90. Usia Skor Alvarado Jumlah Pasien Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Sensitifitas Spesifisitas Radang Akut Radang Kronik 5-14 tahun Skor Alvarado  7 9 9 42,85 100 Skor Alvarado 7 14 12 2 15-24 tahun Skor Alvarado  7 17 17 50 100 Skor Alvarado 7 20 17 3 25-44 tahun Skor Alvarado  7 14 13 1 41,93 90 Skor Alvarado 7 27 18 9 45-65 tahun Skor Alvarado  7 3 3 37.5 100 Skor Alvarado 7 7 5 2 Total Skor Alvarado  7 43 42 1 44,68 94,11 Skor Alvarado 7 68 52 16 36 Menurut kepustakaan, sistem skoring Alvarado dapat mendiagnosis apendisitis akut pada pasien dengan usia 4-80 tahun. 30 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem skoring Alvarado sangat spesifik dalam mendiagnosis apendisitis akut dari semua kelompok usia. Namun, untuk sensitifitas skor Alvarado lebih sensitif untuk kelompok usia dewasa muda yaitu usia 15-24 tahun. Hal ini terjadi karena untuk pasien anak biasanya kurang mampu untuk menggambarkan rasa nyeri yang timbul sehingga hasil penilaian skor alvaradonya kurang sensitif dan untuk pasien lansia biasanya telah terjadi perubahan anatomi apendiks yaitu lumen apendiks menyempit, terjadi arteriosklerosis sehingga sering menimbulkan gejala yang tidak khas. 1

4.2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan di RSUD Serang ini mempunyai keterbatasan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Diantaranya yaitu penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medis dengan desain penelitian cross sectional dimana pada penelitian ini hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun dependen pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat. 37 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Terdapat hubungan yang bermakna antara skor Alvarado dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi jaringan apendiks pada pasien apendisitis akut di RSUD Serang tahun 2013.

5.2. Saran

Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan analisis mengenai hubungan skor Alvarado dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi pada jaringan apendiks, sedangkan temuan klinis pada skor Alvarado yang mungkin ada hubungannya dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi pada jaringan apendiks tidak dilakukan. Maka, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut yang melakukan dan menyajikan data lebih lengkap.