Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan suatu ketentuan dari ketentuan Allah swt di dalam menjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum, menyeluruh, berlaku tanpa baik bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ketentuan- ketentuan ini telah dituangkan dalam firman Allah swt:                             “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung- gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.” [Qs. Ar Ra’d 13 : 3] 1 Allah swt sebagai tujuan akhir sebagai perilaku dan perbuatan manusia telah menentukan bahwa pergaulan antar jenis dan hubungan antara laki-laki dan perempuan harus berakhir dengan perkawinan. Perkawinan harus menjadi awal pembentukan sebuah keluarga. 2 1 Yayasan Penerjemah Al Qur’an, Al Qurán dan Terjemahan, Jakarta: Departemen Agama RI, 1992, h. 367. 2 Imam Suhirman, Menjadikan Keluarga Sakinah Manajemen Menuju Keluarga Sakinah dan Bimbingan Perkawinan, Jakarta: Media Istiqomah, 2006, cet. Ke-1, h. 3. Abdullah Nasih Ulwan dalam sebagaimana dikutip dalam bukunya menyebutkan, bahwa: Islam memerintahkan umatnya melakukan perkawinan guna melestarikan keturunan, memelihara nasab, menyelamatkan manusia dari dekadensi moral membentuk rumah tangga ideal sebagai sarana pendidikan anak, membebaskan masyarakat dari berbagai penyakit, memperoleh ketenangan jiwa serta menumbuhkan rasa kasih sayang antara orangtua suami tua dan anak. 3 Keluarga merupakan bagian terkecil dari suatu negara, namun memiliki kekuatan yang besar serta berperan penting dalam menegakkan landasan nilai untuk mewujudkan negara yang memiliki kemuliaan dan moralitas yang baik dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan rujukan keberhasilan ditingkat masyarakat manapun. Secara psikologis, kehidupan keluarga yang baik bagi suami, isteri, anak- anak, cucu-cicit atau bahkan mertua merupakan pelabuhan perasaan; ketentraman, kerinduan, keharuan, semangat, dan pengorbanan, itu semua berlabuh di lembaga yang bernama keluarga. 4 Keluarga akan terasa lebih bermakna bagi anggota keluarga ketika mampu menciptakan kondisi yang tentram dan bahagia. Mengenai masalah kebahagiaan merupakan persoalan yang tidak mudah. Hal ini disebabkan karena kebahagiaan adalah bersifat relative dan subyektif. Subyektif karena kebahagiaan bagi seseorang belum tentu berlaku bagi oranglain. Relative karena suatu hal yang ada pada suatu waktu dapat menimbulkan kebahaigaan. Hal ini akan terkait dengan frame of refence dari individu yang bersangkutan. Dengan demikian maka akan timbul pertanyaan bagaimana 3 Dedi Junaedi, Bimbingan Perkawinan, Membinan Keluarga Sakinah Menurut Al Qurán dan As Sunnah, Jakarta: Akademia Presindo, 2001, cet. Ke-11. h. 113. 4 Achmad Mubarok, Psikologi Keluarga Jakarta, Binarena Pariwara, 2005, cet. Ke-1, h. 141. keluarga yang bahagia itu. walaupun kebahagiaan itu bersifat subyektif dan relative, tetapi adanya ukuran atau patokan umum yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa keluarga itu merupakan keluarga yang bahagia atau welfare. Keluarga merupakan keluarga yang bahagia bila dalam keluarga itu tidak terjadi kegoncangan-kegoncangan, sehingga keluarga itu bisa berjalan dengan smooth tanpa goncangan-goncangan yang berarti Free From Quarelling 5 Problem-problem pernikahan dan keluarga amat banyak sekali dari hal yang kecil sampai yang besar. Dari sekedar pertengkaran kecil sampai ke penceraian dan keruntuhan kehidupan rumah tangga yang menyebabkan timbulnya broken home. Penyebabnya bisa terjadi dari kesalahan awal pembentukan rumah tangga, pada masa-masa sebelum dan menjelang pernikahan, bisa juga muncul disaat-saat mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga, dengan kata lain ada banyak faktor yang menyebabkan pernikahan dan pembinaan kehidupan berumah tangga atau berkeluaraga itu tidak baik, tidak seperti yang diharapkan, tidak dilimpahi mawaddah wa rahmah, tidak menjadi keluarga sakinah. 6 Dalam hal ini, pembinaan kehidupan berkeluarga dapat dikaitkan dengan adanya proses layanan bimbingan yang Islami. Pelayanan bimbingan yang Islami dan proses konseling tersebut membutuhkan media, sarana dan fasilitas yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sebuah keluarga. Diantaranya proses layanan bimbingan tersebut dapat mempergunakan media-media yang digunakan didalam media komunikasi modern seperti surat kabar, radio, televisi, yang lebih 5 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan Yogyakarta: Andi, 2000, cet. Ke-2, h. 41 6 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, cet. Ke-3, h. 85 dikenal media massa. Dengan demikian proses layanan sebuah bimbingan telah menjangkau berbagai aspek yang lebih luas dari perkembangan dan kehidupan manusia. Sebagaimana media massa elektronik, radio memiliki banyak kelebihan. Ia memiliki kesederhanaan bentuk protability dan kemampuan menjangkau setiap pendengarannya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh seorang penyiar atau orator pada saat itu juga diterima oleh khalayak walaupun sasaran yang dituju sangat jauh. 7 Salah satu radio yang menyediakan program konseling keluarga adalah radio DAKTA 107 FM. Radio Dakta 107 FM merupakan salah satu radio swasta yang bernuansa Islam yang terletak Bekasi. Program konseling keluarga yang dimaksud adalah program sakinah mawaddah wa rahmah SAMARA. Program sakinah mawaddah wa rahmah SAMARA adalah program konseling yang dikhususkan untuk membantu permasalahan keluarga atau membina keluarga dari masa pra nikah, pasca nikah serta problematika keluarga yang sering kali terjadi dikalangan masyarakat. Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Studi Analisis Terhadap Teknik Konseling Keluarga Pada Program Samara Di Radio Dakta 107 FM” 7 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, cet. Ke- 7. h. 108.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah