Disamping dengan tujuan yang pokok, dalam pandangan Islam berkeluarga juga mempunyai dua tujuan yang penting, yakni:
27
a. Menjaga nasab. Nasab merupakan mata rantai kehidupan, dari
nenek sampai cucu serta keturunan yang dikenal. Allah berfirman dalam surat An Nahl:72, “Dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri
kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu.” Dalam pengenalan itulah yang merupakan dasar-dasar dalam
penetapan hak-hak dan kewajiban, baik dalam masalah pendidikan, penyusuan, nafkah, serta harta pusaka. Oleh sebab itu, Islam
membentengi hal-hal tersebut dengan dinding yang luas dari aturan-aturan yang dipenuhi untuk membangunnya.
b. menjaga harta pusaka.
2. Pembinaan Keluarga Menurut Ajaran Rasulullah SAW
Keluarga merupakan salah satu sendi umat. Apabila keluarga merupakan salah satu sendi umat, maka pernikahan sebagai dasar yang
darinya keluarga terbentuk dan berkembang harus diperhatikan. Perhatian Islam terhadap pembinaan berkeluarga tidak hanya
terbatas pada awal terbentuknya sebuah keluarga yang di dalamnya terdapat beberapa personel guna tercapai keluarga yang bahagia dan
sejahtera. Islam telah memberikan tuntunan yang bersifat lengkap, transparan, dan detail tentang hubungan antar lawan jenis, perkawinan,
dan pembinaan keluarga sakinah. Tuntunan ini terletak dengan jelas
27
Ibid, h. 76
dalam seruan-seruan Allah SWT sebagai wujud kasih sayang-Nya kepada manusia.
28
Sebagaimana dalam firman-Nya dalam Qs. An Nuur [24]:31 Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan- pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” Qs. An Nuur[24]: 31
Ayat diatas menguraikan bagaimana Alah swt memberikan tuntunan kepada hamba-Nya agar menikah apabila telah mampu.
28
Cahyadi Takariawan, Pernak Pernik Keluarga Islam Solo: Era Intermedia, 2005, cet. Ke-5, h. 31
Adapun penjelasan tentang pembentukan keluarga muslim dijelaskan dalam Firman Allah swt dalam Qs. An Nahl[16]:32
Artinya: “yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik oleh Para Malaikat dengan mengatakan kepada mereka: Salaamunalaikum,
masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan. Qs. An Nahl[16]:32
Berbagai arahan Islam dalam kehidupan sehari-hari tidaklah bermaksud memenjarakan manusia dengan dinding-dinding kejumudan dan
keterbelakangan. Bahkan, sebaliknya hal itu dimaksudkan sebagai sebuah penjagaan yang amat kokoh terhadap hak-hak jiwa, kehidupaan, keturunan,
harta benda, dan kehormatan.
29
Rumah tangga Rasulullah SAW merupakan petunjuk praktis sebuah keluarga yang bahagia dan contoh teladan bagi umatnya dalam membina
keluarga sakinah. Hal ini dapat dilihat bagaimana Rasulullah memberikan pengarahan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Dari Ismail bin Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash, dari kakeknya, bahwa Rasulullah telah bersabda:
29
Imam Suhirman, Menjadikan Keluarga Bahagia Manajemen Menuju Keluarga Sakinah dan Bimbingan Perkawinan Bandung: Mefia Istiqomah, 2006, cet. Ke-1, h. 77
Artinya: “Diantara faktor-faktor kebahagiaan lelaki ada tiga, yaitu isteri salehah, rumah kediaman yang nyaman, dan kendaraan yang baik. Dan
diantara faktor-faktor penderitaan seseorang ada tiga, yaitu isteri yang jahat, rumah kediaman yang kumuh, dan kendaraan yang buruk.” HR. Ahmad Ath
Thabrani, Al Bazzar dan Al Hakim
30
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan keluarga sakinah telah diatur islam dan terutuang dalam Al Qur’an dan As Sunnah
Rasulullah SAW sebagai contoh tauladan. Islam sudah menata rapi bagaimana membentuk keluarga sakinah yang mawaddah warahmah. Tuntunan Islam dalam
membentuk keluarga sakinah diarahkan kepada pelaksanaan didalam keluarga itu sendiri yang menciri khaskan ajaran-ajaran Islam serta adanya keseimbangan hak
dan kewajiban masing-masing anggota keluarga.
3. Faktor – Faktor Yang Mendukung Terbentuk Keluarga Sakinah