Hubungan dengan mertua Pasca Nikah

yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula...”.Wallahu’alam Bishawab. Pada kasus diatas, menggunakan jasa SMS Short Message Service. Jadi tidak adanya berdialog antara konselor dengan klien, serta proses konseling pada umumnya. Tetapi, penulis dapat menganalisa bahwa proses dan teknik konseling pada kasus diatas merupakan menggunakan dengan pendekatan konseling behavioristik, dimana behavioristik merupakan hubungan antarpribadi tidak dapat diteliti secara ilmiah.

2. Pasca Nikah

Dalam fase pasca nikah merupakan setelah fase pra nikah, yang dimana kehidupan pasca nikah membahas tentang keterampilan membangun keluarga yang sakinah. Dalam hal ini, penulis memberikan beberapa kasus tentang pasca nikah, yakni:

a. Hubungan dengan mertua

45 ...... music serta pembukaan acara program samara ..... Yudi Penyiar : Assalammu’alikum, SAMARA DAKTA. Ummi Maya Klien bukan nama sebenarnya : Wa’alaikumsalam.... Yudi : Alhamdulillah, dengan Ukhti siapa dan dimana? Ummi Maya : dengan Ummi Maya di Jati Bening 2 Yudi : Oke. Ummi Maya, silahkan Langsung saja. Ummi Maya : Assalammu’alaikum, Ustad. 45 Rekaman siaran program SAMARA Radio Dakta 107 FM, pada tanggal 12 April 2010 Ust. Murhali Narasumber : Wa’alaikumsalam, Ummi Maya apakabar? Apa yang saya bisa bantu? Anda umur berapa? Ummi Maya : Alhamdulillah baik, ustad. Saya berumur 30 tahun. Sebenarnya saya mau bertanya bagaimana hubungan antara mertua dan menantu menurut Islam. Sebab saya sering melihat mertua selalu menuntut terlalu banyak hal pada suami. Saya jadi kesihan kepada suami, tetapi karena sebagai anak yang ingin berbakti berusaha. Tetapi untuk memenuhinya sampai tidak memperdulikan kondisi diri sendiri dan rumah tangga kami. Ust. Murhali : tetapi hubungan ummi dengan mertua baik-baik saja? Ummi Maya : iya baik-baik saja. Tetapi lama-lama saya merasa tertekan. Ust. Murhali : yang membuat ibu merasa tertekannya itu dimana? Ummi Maya : saya kesihan melihat suami saya sampai-sampai tidak mau memperdulikan kondisinya dan keluarga kami. Ust. Murhali : tetapi suaminya merasa enjoy untuk melakukan seperti itu kan? Ummi Maya : sepertiny iya. Tetapi saya merasa risih dengan kondisi seperti itu. Dengan selama ini saya memandang wajar dengan persoalan mertua yang selalu menuntut, karena saya menganggap mertua adalah orang tua saya. Namun lain halnya dengan suami, dia hampir tidak pernah menganggap orang tua saya. Berkunjung saja bisa dihitung dengan jari. Apalagi ikut sumbangsih kepada orang tua saya. Saya merasa suami tidak adil, karena semua untuk keluarga mertua, keluarga saya dan rumah tangga kami diprioritaskan belakangan. Saya sedih sekali, sampai saya tidak bisa berbicara dari hati ke hati dengannya, habis waktunya untuk keluarga mertua. Belum lagi saya melihat dia tidak bisa mencontohkan yang baik kepada anak dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Sehingga bila saya mengajak anak belajar sholat, anak menjawab : ayah saja jarang sholat, kok aku sholat melulu? sedih rasanya ustad, kalo saya mendengar jawaban itu. Saya sangat memohon kepada Ustad segera membantu memberikan solusi terbaik untuk saya.” dengan nada sedih Ust. Murhali : Ummi,... Wanita paling banyak yang menghuni neraka adalah tentu mereka yang banyak bermaksiat, tetapi wanita yang taat pada ajaran agama, dan berusaha membangun rumah tangga secara islami insyaAllah tidak akan terjerumus ke dalam neraka,dan kami doakan Ibu termasuk yang diselamatkan dari api neraka. Amin Tetapi Ummi Maya, bahwa suami memberi perhatian pada orang tua atau keluarganya, itu adalah hal yang lumrah. Karena bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan orang tuanya mudah melupakan begitu saja orang tuanya. sebenarnya dalam tataran ini Ummi patut bersyukur, karena ada juga suami yang justru tidak cocok dengan orangtuanya sendiri. Adapun bila ia kurang memberi perhatian pada keluargaatau orangtua Ummi Maya, mungkin ini hanya soal waktu. Usahakan Ummi Maya tidak usah mempermasalahkannya, usahakan tidak melontarkan pada suami kenapa ia berlaku seolah tidak adil. Tetapi, ummi sudah pernah mengajaknya langsung untuk kerumah ibu Ummi Maya? Ummi Maya : kalo untuk mengajak langsung belum pernah. Saya Cuma bilang, “bi, besok kita kerumah mamah yuk” Cuma hanya itu. Tetapi suami saya selalu menolak dengan berbagai alasan. Saya kecewa sekali suami saya bersikap kayak gitu. Ust. Murhali : oke. Saran saya coba ummi langsung saja mengajak suami untuk datang ke rumah orangtua ummi. Jika suami menolak, jangan dipersoalkan kembali. kita maklumi saja. Terus saja ajak hingga ia suatu saat bersedia, walaupun mungkin agak berat. Kemudian, jika ada waktu santai dan suasana hati suami lagi nyaman, tanyakan padanya kapan ya kita jalan-jalan ke tempat mamah? atau pertanyaan lain, seperti mamah rindu lho sama kita, sudah lama kita tidak main kerumah mamah, dan sebagainya. Dengan kata-kata ajakan yang terkesan manja tetapi bijak. Dan, adapun soal suami yang kadang tidak ibadah. Ummi selalu berdoa sama Allah semoga suami ummi dibukakan hatinya. Perlu Ummi ketahui bahwa setiap orang akan diminta pertanggung jawaban masing-masing di akhirat nanti akan amalnya. juga akan diminta pertanggung jawaban di akhirat apakah ia mengajak pada kebaikan, mencontohkan kebaikan atau tidak. Jadi apabila ummi sudah beramal, kemudian memberi teladan kepada anak dan suami, kemudian mengajak mereka ibadah, maka itu sudah cukup membebaskan ibu dari beban berat di akhirat nanti. Doakan saja dalam hati Ya Allah aku telah sampaikan...berilah petunjuk pada anak-anak dan suamiku. Allah tidak menguji kesabaran hambaNya diluar kemampuannya. Insyaallah dengan rajin ibadah dan sabar, maka Allah akan berikan kemudahan. Wallahu’alam Bishawab Ummi Maya : ....diam sejenak.... hmm, iya ustad. Terima kasih banyak. Coba saya lakukan kembali untuk mengajak kembali kepada suami saya untuk kerumah ibu saya. Ust. Murhali : iya silahkan. Semoga keluarga ummi menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah. Amien. Ummi Maya : amien. Terima kasih ustad. Saya sudah mendapatkan pencerahan. Wassalammu’alaikum. Dari permasalahan diatas, yang seorang klien merasa kecewa terhadap suami yang selalu tidak mempedulikan keluarganya serta orangtua klien, karena sang suami selalu menuruti permintaan mertua klien orangtua suami sehingga sang suami tidak peduli dengan keluarganya. Pada proses konseling tahap awal, yakni membangun komunikasi yang baik antara konselor dengan klien. Sehingga klien merasa nyaman. Tahap selanjutnya, tahap inti. Dimana tahap inti merupakan mengeksplorasikan masalahnya. Pada pengekplorasikan masalah terkait kasus ini, klien sangat nyaman serta mengeluarkan isi hatinya terkait permasalahan yang dihadapinya. Sehingga, konselor pun mudah mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh klien. Dalam proses dan teknik konseling, menggunakan pendekatan non directive, yang pendekatannya berdialog antara konselor dengan klien. Pada permasalahan ini, dengan menggunakan pendekatan non directive sangat efektif dan aktif, karena terjadinya feed back atau komunikasi terhadap klien. Pada kasus ini, konselor memberikan arahan serta saran yang cukup baik, sehingga klien menerima araha konselor dengan baik. Pada proses selanjutnya, adalah tahap akhir yang dimana proses tersebut memberikan kesimpulan yang mengenai hasil proses konseling. b. Cara mendidik Anak?