Tujuan Perkawinan KELUARGA MENURUT AJARAN ISLAM

Radio sangat memiliki kontribusi khusus sebagai media inter personal yang dibutuhkan ditengah masyarakat. Terlihat dalam berbagai acara-acara yang dimulai sejak siaran-siaran rohani pada subuh dini hari, hingga acara-acara personal yang bermanfaat pada tengah malam hari. Dalam konteks kemampuannya yang khas untuk masuk ke dalam masalah- masalah yang sangat pribadi, serta kemampuannya secara community media.

C. KELUARGA MENURUT AJARAN ISLAM

1. Tujuan Perkawinan

Di dalam al qur’an tujuan perkawinan dijelaskan dengan firman Allah SWT:                       “ dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Qs. Ar Ruum: 21 Dari penjelasan ayat diatas menjelaskan tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga yang sakinah tentram, mawaddah cinta dan bergairah, dan rahmah kasih sayang. Dalam tujuan yang terpenting dari pernikahan menurut syariat Islam adalah: 26 a. Menciptakan keluarga Islami Islam memandang pernikahan bukan sekedar sarana untuk melampiaskan syahwat dan naluri manusiawi, tetapi mempunyai pandangan yang lebih agung. Dalam surat Ar Ruum: 21 menjelaskan, diantara tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah menciptakan keluarga yang cenderung dan merasa tentram kepadaNya, serta merasakan cinta dan kasih sayang kepadaNya. b. Mengatur potensi kelamin Allah SWT menciptakan manusia dengan beragam jenisnya, baik laki- laki maupun perempuan. Hal ini dimaksudkan agar tercapai tujuan yang agung, yakni mengembangkan keturunan, sehingga lestarilah sejarah perkembangan hidup manusia. Sedangkan, pernikahan disyariatkan untuk melestarikan keturunan. c. Merasakan penderitaan hidup Akad pernikahan adalah bersifat yang abadi. Artinya, bukan sekedar terbatas pada waktu tertentu dan tidak pula akan habis pada masa yang ditentukan. Oleh karena itu, berkeluarga harus berisfat terus menerus untuk mencapai kedamaian dan ketenangan. d. Menebus dosa 26 Abdullah Umar, Ibnu Mahalli. Menyongsong Hidup Baru Penuh Barakah, Tuntunan Pernikahan Dalam Bingkai Al Qur’an. Yoyakarta: Media Insani,2001, h. 15 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “ada sebagian dosa manusia yang tidak dapat diampuni dengan melakukan shalat, puasa, zakat, haji dan umrah. Tetapi dosa tersebut terampuni lantaran prihatin memikirkan nafkah keluarga.” e. Meningkatkan kualitas berjihad Berjihad di dalam keluarga adalah mencari nafkah untuk keluarga, terus menerus membimbing keluarga, serta mendidik anak. Hal tersebut merupakan upaya memberikan perlindungan, pemeliharaan, dan pembinaan keluarga. Mendidik anak dan keluarga nilainya berada dalam satu tingkat dengan berjihad di jalan Allah SWT. Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan: “satu di antara sekian banyak jenis berjihad adalah mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarga.” Allah telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Qs.At Tahrim:6 f. Menyempurnakan akhlak Dalam pandangan Islam, pernikahan adalah sarana efektif untuk menyelamatkan umat manusia dari dekadensi moral, dan menjaga kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, Rasulullah sangat menganjurkan kepada para pemuda untuk menikah: “Barangsiapa diantara kalian telah mampu menanggung beban pernikahan, maka menikahlah. Sebab menikah dapat memejamkan mata dari pandangan yang diharamkan dan memelihara kehormatan dari perzinaan. Barangsiapa belum mampu, hendaklah berpuasa. Sebab puasa dapat mengurango gejolak syahwat.” HR. Bukhari Muslim g. Melahirkan keturunan mulia Dalam Al Qur’an, Allah berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak“ Qs. An Nisa’:1 Ayat diatas menjelaskan suatu kebijaksanaan yang telah ditetapkan sejak zaman azali, dan merupakan tujuan pokok bagi terciptanya manusia. Sebab itu, Al Qur’an menganggap anak sebagai salah satu diantara dua unsur perhiasan serta kemegahan hidup di dunia. Dua unsur tersebut adalah anak dan harta. h. Memperbanyak keturunan Pernikahan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islam akan mampu melahirkan generasi yang berkualitas. Sebab pernikahan adalah satu- satunya sarana untuk untuk menciptakan keluarga dan keturunan, serta merupakan fitrah dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia. i. Meraih kesehatan Pernikahan memberikan perlindungan terhadap generasi muda dari kebiasaan tercela yang dapat menjerumuskan dirinya ke dalam jurang kehinaan dan menghindarkan mereka dari bahaya yang mengancam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani, Rasulullah bersabda: “tujuh orang yang tidak akan pernah dipandang oleh Allah dan tidak akan pernah dibersihkan dosanya. Bahkan Allah memerintahkan kepada mereka: “masuklah ke neraka bersama orang- orang yang masuk kedalamnya.” Mereka adalah pelaku homoseks atau lesbian, orang yang melakukan onani, orang yang menyetubuhi bintang, orang yang menyetubuhi isteri lewat dubur, orang yang menikahi perempuan sekaligus anak tiri, orang yang berselingkuh, dan orang yang menyakiti hati tetangga hingga melaknatinya.” j. Menegakkan sunnah Rasul Rasulullah SAW bersabda: “sebagin dari sunnahku adalah menikah. Barangsiapa mencintai aku, maka hendaklah dia menegakkan sunnahku” HR. Imam Ahmad k. Mendidik generasi baru Pendidikan yang baik adalah sebagai tanda terwujudnya keturunan yang mulia. Sebab yang dimaksud dengan memperbanyak keturunan, bukan sekedar melahirkan anak, kemudian di sia-siakan. Tetapi untuk mewarnai kehidupan dengan unsur-unsur menegakkan prinsip-prinsp keluarga, serta membekali masyarakat dengan suatu sifat yang membangun. Disamping dengan tujuan yang pokok, dalam pandangan Islam berkeluarga juga mempunyai dua tujuan yang penting, yakni: 27 a. Menjaga nasab. Nasab merupakan mata rantai kehidupan, dari nenek sampai cucu serta keturunan yang dikenal. Allah berfirman dalam surat An Nahl:72, “Dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu.” Dalam pengenalan itulah yang merupakan dasar-dasar dalam penetapan hak-hak dan kewajiban, baik dalam masalah pendidikan, penyusuan, nafkah, serta harta pusaka. Oleh sebab itu, Islam membentengi hal-hal tersebut dengan dinding yang luas dari aturan-aturan yang dipenuhi untuk membangunnya. b. menjaga harta pusaka.

2. Pembinaan Keluarga Menurut Ajaran Rasulullah SAW