BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ABORSI DALAM HUKUM ISLAM
A. Tahap Penciptaan Janin Manusia
Al-Qur’an mengisahkan bahwa manusia merupakan khalifah Tuhan di Bumi karena manusia mengemban misi yang amat mulia sebagai makhluk yaitu menjaga
dan melestarikan Bumi beserta isinya.
18
Yang tertuang dalam surat di bawah ini:
☺ ⌧
⌧ ⌧
☺ ☺
. ةﺮ ﺒﻟا
2 :
30
Artinya: “Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan
Engkau? Rabb berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui
“. Q.S. Al-Baqarah2: 30. Dengan mengemban misi yang amat mulia, maka manusia diciptakan dalam
bentuknya yang paling sempurna sebagaimana tertuang dalam surat di bawah ini:
ﻦﻴﺘﻟا 95
: 4
Artinya:
18
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006, h. 15.
13
“Sesungguhnya kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya
”. QS. At-Tin95: 4.
19
Selain ayat di atas ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang
proses kejadian manusia, antara lain 6 ayat yang tercantum di bawah ini: 1. Surah As-Sajadah ayat 7-8:
⌧ .
. ةﺪ ﺴﻟا
32 :
7 -
8
Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptakan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina air mani
”. QS. As-Sajadah32: 7-8.
2. Surah Al-Thariq ayat 5-7:
. .
. قرﺎﻄﻟا
86 :
5 -
7
Artinya: “Maka hendaknya manusia memperhatikan dari apakah dia
menciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang shulbi laki-laki dan tulang dada perempuan
”. QS. Al- Thariq86: 5-7.
3. Surah Al-Qiyamah ayat 37:
⌧ ☺
. ﺔﻤﻴ ﻟا
75 :
37
Artinya: “Bukanlah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan ke dalam
rahim ”. QS. Al-Qiyamah75: 37.
19
Ibid, h. 16.
14
4. Surah Al-Insan ayat 2:
⌧ ☺
☺ .
نﺎﺴ ﻻا 76
: 2
Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur yang Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat
”. QS. Al- Insan76: 2.
Maksud bercampur di sini adalah bercampur antara benih laki-laki dan perempuan.
5. Surah Al-Mu’minun ayat 12-14:
. ⌧
. ⌧
☺ ☺
☺ ⌧
. نﻮﻨ ﺆﻤﻟا
23 :
12 -
14
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan dari suatu saripati
berasal dari tanah, kemudian kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat kokoh rahim. Kemudian air mani itu kami
jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus daging, kemusian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain maka Maha
Suci Allah Pencipta yang paling baik
”. QS. Al-Mu’minun23: 12-14. 6. Surah Al-Hajj ayat 5:
15
⌧ ⌧
⌧ ...
ﺤﻟا 22
: 5
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan dari
kubur, maka ketahuilah sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya, agar Kami menjelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi
”. QS. Al-Hajj22: 5. Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami, bahwa proses kejadian manusia
adalah sebagai berikut: 1. Dari saripati tanah.
Al-Qur’an menyebutkan bahwa asal usul kejadian manusia berasal dari saripati tanah, bukan berarti setiap penciptaan manusia berhubungan secara
langsung dengan tanah sebagai bahan pokok penciptaan, tetapi tanah dengan melalui proses yaitu dengan memperhatikan bumi di mana mayat-mayat yang
dipendam di dalamnya, yang sering dengan waktu akan menghancurkan organ- organ tubuh manusia, yang kemudian dengan tanah itu pula menumbuhkan
16
tanaman-tanaman yang akan dimakan oleh manusia yang masih hidup dan manfaat lainnya yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lainnya.
20
2. Dari air hina yaitu air mani atau sperma. Air mani Nutfah dianggap sebagai al-ma’ al-shafi atau air suci. Dan jika
terjadi pembuahan, maka proses nutfah yang kemudian diberi bentuk itu didiamkan dalam rahim uterus dalam waktu tertentu yang berada dalam tiga
kegelapan, yakni kegelapan dalam perut, dalam rahim dan dalam selaput yang menutupi janin dalam rahim. Dari air yang terpancar yang dalam buku-buku seks
dikenal dengan istilah orgasme.
21
3. Dari setetes air mani yang ditumpahkan ke dalam rahim perempuan. Dalam embriologi dikenal bahwa pancaran sperma ke dalam rahim melalui
vagina masuk ke tuba pallopi guna bertemu dengan ovum. Apabila sudah bertemu dengan ovum dan menembusnya sehingga bersatu, atau dengan kata lain
penyatuan gemit dari laki-laki dan perempuan.
22
4. Saripati air mani yang disimpan di tempat wadah yang kokoh rahim. Nuthfah
menurut Sayid Qutub adalah setetes air mani yang keluar dari sulbi tulang belakang seorang laki-laki lalu bersarang di rahim perempuan. Hal ini
20
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006, h. 17.
21
Ibid, h. 18.
22
Elga Sarapung, Masruchah, M. Imam Aziz., Agama dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, h. 158.
17
menurut embriologi, zygote berbentuk blastokista dan bersarang dalam selaput lender rahim.
23
5. Segumpal darah. Menurut Sayid Qutub, hal ini terjadi ketika benih laki-laki dan telur
perempuan bersatu dan melekat pada dinding rahim berupa sel yang kecil yang memperoleh penghidupan dari darah sang ibu.
24
6. Segumpal daging. Hal ini menurut embriologi merupakan awal deferensiasi zygote setelah
terbenam dalam lender rahim. Sebagaimana diuraikan oleh Sayid Qutub bahwa perpindahan dari tahap Alaqah ke mudghah terjadi di saat sesuatu yang melekat
berubah menjadi darah beku yang bercampur.
25
7. Tulang belulang, segumpal daging tersebut di atas membentuk tulang. 8. Makhluk lain.
Ini adalah manusia yang mempunyai ciri-ciri istimewa yang siap untuk meningkat dengan ditiupkannya ruh ke dalamnya.
26
Bila kita perhatikan secara embriologik, perkembangan janin memang sesuai dengan apa yang disebut dalam Al-Qur’an tersebut di atas, mudighah berkembang
dalam minggu keempat hingga minggu kedelapan sampai sudah terbentuk semua alat-alat tubuh dan susunan alat-alat tubuh utama. Dengan kata lain, selama bulan
23
Ibid, h. 158-159.
24
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006, h. 19.
25
Ibid, h. 19.
26
Elga Sarapung, Masruchah, M. Imam Aziz., Agama dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, h. 159.
18
kedua bentuk luar mudghah banyak berubah dengan bertambah besar kepala dan pembentukan anggota badan, wajah, telinga, hidung dan mata.
27
Demikianlah proses kejadian manusia menurut Al-Qur’an. Adapun menurut hadits periodisasi tahap-tahap kejadian manusia adalah sebagai berikut artinya:
ﻦ ﺑا
ﻦﻤﺣﺮﻟاﺪﺒ ﷲاﺪﺒ
ﻦﺑ دﻮ ﺴ
ر ﷲا
ﻨ لﺎﻗ
لﻮ ر ﷲا
ﻰ ﷲا
ﻴ ﻢ و
قدﺎ ﻟا ﻮهو
قوﺪﺴﻤﻟا .
نا ﻢآﺪﺣا
ﺨ ﻤ ﻦﻄﺑ
ا ﻦﻴ ﺑرا
ﺔ ﻄ ﺎ ﻮ ﻢ
نﻮﻜ ﺔ
ﻚﻟاذ ﻢ
نﻮﻜ ﺔﻐﻀ
ﻚﻟاذ ﻢ
ﺮ ﻴﻟا
ﻚ ﻤﻟا ﺦ ﻨ
ﻴ حوﺮﻟا
ﺮ ﺆ و ﺑرﺎﺑ
تﺎﻤ آ ﺘﻜ
ﻗزر ﺟاو
ﻤ و و
ﺪﻴ و اور
ﻢ ﺴ
Artinya: “Abi Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud r.a berkata: Rasulullah SAW
menceritakan kepada kami, sesungguhnya seseorang dari kamu kejadiannya dikumpulkan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah
mani kemudian menjadi mudghah segumpal darah selama seperti tadi, kemudian Malaikat dikirimkan kepadanya mudgah, lalu meniupkan ruh ke
dalamnya dan diperintahkan untuk melakukan empat kalimat, yaitu mencatat rizkinya, amal perbuatannya, dia celaka atau bahagia
”HR.Muslim.
28
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di atas ini menjelaskan bahwa waktu yang dilalui tahap proses kejadian manusia dalam rahim ibu adalah
berupa nuthfah 40 hari sampai menjadi makhluk berbentuk manusia lengkap yang kemudian ditiupkan ruh. Kemudian terjadinya konsepsi, buah dalam rahim ibu
mengalami proses pembentukan diri yang dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai proses setelah menjadi mudghah segumpal darah. Menurut Al-Qur’an dan hadis tersebut
diketahui bahwa proses kejadian manusia terdiri dari dua tahap, meliputi tahap
27
Ibid, h. 161.
28
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006, h. 22
19
penciptaan fisik dan jasad manusia dan tahap non-fisik berupa peniupan ruh yang merupakan hakikat manusia.
29
Menurut ulama, ruh itu terpisah dari ruh ibu tidak berjalan di dalam tubuh seperti pendapat Imam Ghazali dan lain-lain, tetapi peniupan ruh itu merupakan
perkataan kiasan tentang dijadikannya ruh melekat pada tubuh. Yang langsung meletakkannya adalah Malaikat yang diserahi tugas urusan rahim. Sedangkan
menurut ulama yang menganggap bahwa ruh itu merupakan benda halus, peniupan ruh itu adalah menurut arti yang sebenarnya.
30
B. Sejarah Aborsi Secara Singkat