penciptaan fisik dan jasad manusia dan tahap non-fisik berupa peniupan ruh yang merupakan hakikat manusia.
29
Menurut ulama, ruh itu terpisah dari ruh ibu tidak berjalan di dalam tubuh seperti pendapat Imam Ghazali dan lain-lain, tetapi peniupan ruh itu merupakan
perkataan kiasan tentang dijadikannya ruh melekat pada tubuh. Yang langsung meletakkannya adalah Malaikat yang diserahi tugas urusan rahim. Sedangkan
menurut ulama yang menganggap bahwa ruh itu merupakan benda halus, peniupan ruh itu adalah menurut arti yang sebenarnya.
30
B. Sejarah Aborsi Secara Singkat
Tidak semua hasil pembuahan manusia dapat mencapai taraf kematangan, dimana buah itu setelah dilahirkan dapat hidup terus secara mandiri. Sebagian buah
itu dilahirkan sebelum waktunya dan kejadian ini disebut keguguran atau abortus spontaneus
. Jumlah jenis abortus ini berkisar antara 10 sampai 15 dari semua kehamilan. Disamping itu terdapat juga keguguran yang dibuat dengan sengaja oleh
manusia atau abortus provocatus. Semenjak zaman purbakala manusia sudah menemukan dan menjalankan cara-cara untuk mencegah kehamilan, misalnya seperti
coitus interruptus , memperpanjang laktasi, penggunaan Intra Uterine Device
memasukkan benda kedalam vagina, uterus yang biasa disingkat IUD. Dan malahan sudah ada cara dengan operasi yaitu dengan membuat lobang di urethra externa
29
Ibid, h. 23.
30
Elga Sarapung, Masruchah, M. Imam Aziz., Agama dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, h. 161.
20
sehingga waktu ejaculatio air mani tidak masuk ke vagina. Pada zaman itu sudah pula dijalankan sterilisasi, dikebiri dengan merusak testis. Jika masih terjadi
kehamilan walaupun sudah mengadakan usaha pencegahan kehamilan, maka dilakukanlah abortus provocatus. Dari Zaman Purbakala sudah dikenal cara-cara
tradisional untuk menggugurkan kandungan, misalnya seperti minum jamu-jamuan, memasukkan segala macam benda ke dalam kandungan, melakukan pijat dengan
mengurut-urut perut supaya rahim terbalik dan lain sebagainya. Pendek kata abortus provocatus
merupakan gejala yang sejak dahulu kala sudah dikenal pada seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Di Tiongkok, abortus provocatus sudah ada
kira-kira 5000 tahun yang lalu, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah kelahiran. Dalam catatan kedokteran kuno diperoleh keterangan bahwa ada
anjuran bagi wanita yang ingin menggugurkan kandungannya untuk meminum air raksa. Dari catatan Mesir Kuno, juga telah ada disebutkan pengguguran kandungan,
tetapi tanpa ada pembahasan mendalam mengenai hal tersebut. Pada zaman Yunani kuno Aristoteles menganjurkannya, Plato menyokongnya bagi wanita-wanita di atas
umur 40 tahun, suami-suami bangsa Romawi diberi hak untuk melakukannya bagi isteri dan budak mereka. Cicero dan Galen mengutuk abortus provocatus yang
dilakukan secara sembarangan. Dan pengikut-pengikut agama Kristen yang pertama- tama, yang menyebutkan pengguguran kandungan sebagai pembunuhan terhadap
bayi-bayi dan mengutuknya. Pada abad Pertama Masehi, Saranos seorang ahli kandungan yang termasyhur dari Ephesus sudah dapat membagi pengguguran
kandungan dalam 2 dua jenis, yaitu Phthorion dan Ekbolin. Phthorion berarti 21
menghancurkan kandungan, sedangkan Ekbolin adalah memaksa keluar janin yang dikandung. Malahan Saranos pernah menganjurkan berbagai cara untuk
menghancurkan janin, diantaranya seperti si ibu harus berlari-lari, mandi dalam air panas, memasukkan minyak zaitun kedalam peranakan, mengangkat barang diluar
kemampuannya, mencuci perut dengan bahan kimia tertentu, merendamkan badan kedalam ramuan minyak eami dan perut ditekan sehingga semua darah keluar.
Namun dalam catatannya ia melarang keras penggunaan benda-benda runcing atau tajam, sebab dapat membahayakan keselamatan jiwa sang ibu.
31
Jadi, aborsi sendiri sudah berkembang dari setiap zaman baik menggunakan cara yang tradisional sekalipun sampai cara yang modern dilakukan pada saat itu.
C. Pengertian Aborsi dan Macam-Macamnya 1. Pengertian Aborsi