xxii memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi
segala macam persoalan. Dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama individu.
10
Dengan demikian, bimbingan agama merupakan suatu upaya untuk memberikan pertolongan kepada seseorang dalam memecahkan
segala persoalannya, dengan dilandasi nilai-nilai agama untuk memberikan ketenangan batin, agar seseorang dapat hidup sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
2. Tujuan Bimbingan Agama
Secara umum, tujuan bimbingan agama adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.
11
Dalam menjalankan kehidupannya manusia pasti mengalami hambatan-hambatan
dalam mewujudkan
keinginannya sehingga
diperlukan bimbingan agama. Untuk itulah bimbingan agama berusaha untuk membantu individu agar mampu menghadapi masalah dalam
hidupnya.
Secara khusus bimbingan agama memiliki tujuan-tujuan, antara lain :
1 Membantu Individu agar tidak menghadapi masalah. 2 Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
3 Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
12
10
H.M.Arifin, Pokok-pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1976, h.25
11
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, op.cit, .h.35
12
Ibid., h.36
xxiii Dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, diharapkan
bimbingan agama yang dilaksanakan akan membantu individu agar dapat menjadi hidup mandiri, dengan mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mengarahkan, mengambil keputusan serta mewujudkan diri sendiri.
3. Fungsi Bimbingan Agama
Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan agama diatas, dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan agama, yakni sebagai berikut:
a. Fungsi Preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
b. Fungsi KuratifKorektif, yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialami.
c. Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik mengandung masalah menjadi baik
terpecahkan dan kebaikan itu bertahan lama. d. Fungsi Developmental, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab
munculnya masalah baginya.
13
Untuk mencapai tujuan yang sejalan dengan fungsi-fungsi bimbingan agama, maka bimbingan agama melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut: a Membantu individu dalam mengingatkan kembali akan fitrahnya
sebagai makhluk Allah, agar memahami dirinya yang memiliki berbagai potensi dan kelemahan memahami dirinya sebagai makhluk
Tuhan, Riligius, Sosial dan juga sebagai makhluk pengelola alam semesta atau makhluk berbudaya. Dengan demikian individu akan
lebih mudah mencegah timbulnya masalah, memecahkan masalah dan menjaga berbagai kemungkinan timbulnya kembali masalah.
13
Ibid, . h.37
xxiv b Membantu individu tawakkal atau berserah diri kepada Allah, berarti
meyakini bahwa nasib baik buruk dirinya itu semua, merupakan cobaan dari Allah, kesemuanya itu ada hikmahnya dan dapat diambil
hikmahnya itu. c Membantu individu memahami keadaan situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Seringkali seseorang menghadapi masalah yang tidak dapat dipahami atau tidak menyadari bahwa dirinya sedang
menghadapi masalah. d Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.
Dalam hal ini, bimbingan agama yang diberikan kepada individu bukanlah untuk memecahkan atau menentukan pemecahan masalah,
melainkan sekedar memberikan alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Selanjutnya individu itu sendiri yang
dapat memilih dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan keinginan dan keadaan dirinya.
14
4. Metode Bimbingan Agama