xix Dalam  pengertian  lain  disebutkan,  bimbingan  adalah  bantuan
yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan  penyelesaian  diri,  serta  dalam  menyelesaikan  masalah-
masalahnya. Bimbingan bertujuan membantu penerimanya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri.
5
Jadi  secara  singkat  bimbingan  adalah  suatu  proses  bantuan kepada  seseorang  maupun  kepada  kelompok  agar  dapat  memahami
dirinya,  sehingga  ia  sanggup  mengarahkan  dirinya  sesuai  dengan lingkungannya  dan  dapat  memperbaiki  tingkah  lakunya  pada  masa
yang akan datang. Bimbingan  yang  dilaksanakan  dalam  rangka  menuntun
seseorang  kearah  kehidupan  yang  bermanfaat,  merupakan  suatu kebutuhan  yang  tak  dapat  ditinggalkan  karena  dalam  kehidupan  ini
tidak ada manusia yang hidup dengan sempurna.
b. Pengertian Agama
H.M.Arifin menjelaskan pengertian agama sebagai istilah yang sering dipakai sehari-hari dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
1.  Aspek  subjektif.  Agama  mengandung  pengertian  tentang  tingkah laku  manusia,  yang  dijiwai  oleh  nilai-nilai  keagamaan,  berupa
gerakan  batin,  yang  mengatur,  dan  mengarahkan  tingkah  laku
5
Dewa Ketut Sukardi, Sartono, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: P.T. Bina Aksara, 1988, Cet. Ke-1, h. 8
xx tersebut,  kepada  pola  hubungan  dengan  masyarakat  serta  alam
sekitarnya.
6
2.  Aspek objektif. Agama dalam hal ini mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan  yang bersifat menuntun manusia  kearah tujuan  yang sesuai
dengan  kehendak  ajaran  tersebut.  Agama  dalam  hal  ini  belum masuk  kedalam  batin  manusia,  atau  belum  membudaya  dalam
tingkah laku manusia. Oleh karena itu secara formal agama dilihat dari aspek objektif dapat diartikan sebagai peraturan  yang bersifat
Ilahi,  yang  menuntun  orang  berakal  budi,  ke  arah  ikhtiar  untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Agama  sebagai  sebuah  keyakinan  diyakini  sebagai  sebuah sarana  bagi  manusia  dalam  berhubungan  dengan  Tuhan  Allah.
Seperti yang dikatakan oleh William James, sebagai mana dikutip oleh Zakiah Daradjat: “Agama adalah perasaan dan pengalaman Bani Insan
secara  individual,  yang  menganggap  bahwa  mereka  berhubungan dengan  apa  yang  dipandangnya  sebagai  Tuhan”.
7
Dikatakan  pula bahwa  agama    adalah  kebutuhan  jiwa  psikis  manusia,  yang  akan
mengatur dan  mengendalikan  sikap, pandangan  hidup,  kelakuan, cara menghadapi tiap-tiap masalah.
8
Jadi  pengertian  agama  dapat  dirumuskan  sebagai  berikut: agama  merupakan  sebuah  keyakinan  manusia  kepada  tuhan,  yang
6
H.M.Arifin.,  Pedoman  Pelaksanaan  Bimbingan  Agama,  Jakarta:  Golden  Terayon Press, h.1
7
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet. Ke-5, h.18
8
Zakiah  Darajadjat,  Pendidikan  Agama  dalam  Pembinaan  Mental,  Jakarta:  Bulan Bintang, 1982, Cet. Ke-3, h.52
xxi dapat  membantu  kita  dalam  mengatur  sikap  dan  pandangan  hidup.
Agama  sebagai  suatu  kebutuhan  manusia  dalam  memberikan  suatu aturan  atau  norma-norma  yang  dapat  memberikan  ketenangan  dalam
jiwanya,  selain  itu  juga  agama  dapat  menjadikan  seseorang  dalam melakukan  sesuatu  akan  terikat  kepada  ketentuan  antara  yang
dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, menurut agama yang dianut. Hal  ini  tak  lepas  dari  kenyataan  bahwa  manusia  adalah
makhluk  sosial  yang  selalu  berinteraksi  dan  senantiasa  mengikuti perkembangan zamannya. Jika manusia tidak dapat mengontrol segala
keinginannya  maka  dikhawatirkan  akan  dapat  menimbulkan  ketidak puasan dalam dirinya. Jika hal ini terjadi, akan timbullah tekanan batin
yang  dapat  mengganggu  dalam  kehidupannya.  Disinilah,  agama  yang telah  diyakini  oleh  seseorang  dirasakan  sebagai  sebuah  pondasi  yang
kokoh dalam mengantisipasi segala macam tantangan-tantangan hidup yang ada, namun tak dapat dipungkiri pula jika banyak manusia  yang
kurang  begitu  memperhatikan  akan  nilai-nilai  ajaran  agama  disaat mereka  menerima  berbagai  macam  cobaan  dan  masalah  yang
dihadapinya.
c. Pengertian Bimbingan Agama