Proses Pembentukan Kepribadian Muslim

xxxiv f Memiliki perangai dan sifat-sifat keutamaan. 29 Itulah sebagian dari ciri-ciri pribadi muslim atau hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Disamping itu masih banyak ciri- cirinya yang pada dasarnya melakukan hal-hal yang terpuji dimata masyarakat terutama disisi Allah SWT dan menjauhi segala perbuatan tercela yang membawa kepada kerusakan dunia dan akhirat.

6. Proses Pembentukan Kepribadian Muslim

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya diarahkan kepada pembentukan pandangan hidup yang mantap yang didasarkan pada nilai-nilai keIslaman. Dengan demikian setiap pribadi manusia akan memiliki pandangan yang sama, walaupun masing-masing mempunyai faktor bawaan yang berbeda, yaitu kebenaran yang mengandung nilai- nilai keIslaman. Islam sebagai agama yang lurus mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa melakukan perintah dan larangan-Nya yang didasarkan pada Al-Qur’an dan hadits. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana seseorang yang mengaku sebagai muslim yang baik akan berusaha melakukan perbuatan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam menjadi pilihan dalam bagaimana seseorang muslim bercermin. Pembentukan kepribadian seseorang dimulai sejak dini, tentunya bukan hal yang mudah, akantetapi memerlukan ketekunan dan kesabaran dalam jangka waktu yang cukup lama serta pendidikan moralpun harus 29 Barmawy Umary, Materi Akhlak, Solo:1 Ramadhani, 1991, Cet. Ke-10, h.6 xxxv diberikan secara intensif. Berakumulasi dan konsisten baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. a Pendidikan Moral dalam Rumah Tangga Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Dalam hal ini diharapkan orang tua mengetahui cara mendidik dan harus mengerti ciri-ciri khas dari setiap umur yang dilalui anak-anaknya, agar dalam usaha pembentukan kepribadian si anak dapat berhasil serta diterima penamaan nilai-nilai keagamaan oleh sianak sesuai dengan kadar kemampuannya. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama, karena beragamalah yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada pelaksanaan dari luar. Keyakinan itu ditanamkan sejak si anak lahir, sehingga menjadi bagian dari kepribadian si anak. Pendidikan dan perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya hendaknya juga menjamin segala kebutuhan-kebutuhan baik fisik, jiwa dan sosialnya perlu di perhatikan pula agar si anak merasa aman dan tentram serta hidup tenang tanpa adanya kekecewaan. 30 b Pendidikan Moral di Sekolah Sekolah dapat diusahakan supaya menjadi lapangan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mental, moral anak-anak didik, disamping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan 30 Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996, Cet. Ke-15, h.70 xxxvi kecerdasan. dengan kata lain, sekolah seharusnya menjadi lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan segala aspek kepribadian dapat berjalan dengan baik. Pendidika agama haruslah dilakukan secara intensif supaya ilmu dan amal dapat dirasakan oleh anak didik di sekolah, maka pendidikan agama yang telah diterimanya dirumah akan dapat berkembang. Pergaulan anak didik hendaklah mendapat perhatian dan bimbingan dari guru-guru, supaya pendidik itu betul-betul merupakan pembinaan yang sehat bagi anak-anak. Sekolah harus dapat dapat memberikan bimbingan dalam pengisian waktu luang, dengan pendidikan atau kegiatan yang menyenangkan, tetapi tidak merusak dan tidak berlawanan dengan ajaran agama. 31 c Pendidikan Moral di Masyarakat Sejalan dengan pendidikan anak-anak, maka masyarakat yang telah rusak moralnya perlu segera di perbaiki, karena kerusakan masyarakat itu akan besar pengaruhnya terhadap usaha pembentukan kepribadian muslim ini. Bimbingan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembentukan kepribadian muslim, karana itu bimbingan agama 31 Ibid., h.71 xxxvii harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga, sekolah dan masyarakat. 32 Yatim Piatu

1. Pengerian Yatim Piatu