Latar Belakang Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Investasi merupakan salah satu pokok pembangunan ekonomi. Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang pertumbuhan ekonominya terlepas dari peranan investasi. Menurut Komaruddin dalam Anoraga 1995:47 memberikan pengertian investasi dalam 3 arti, yaitu : 1 suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyerahan lainnya, 2 suatu tindakan membeli barang-barang modal, 3 pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang akan datang. Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Demikian juga halnya investasi dalam bentuk saham yang mana tergolong beresiko tinggi. Salah satu investasi saham yang beresiko tinggi adalah investasi pada perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan adalah pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif sehingga mempunyai karakter tersendiri dan memiliki ciri industri Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 yang riskan sehingga menjadi industri yang over regulated yang kadang tidak relevan dibandingkan dengan perusahaan sektor lain Jacob dan Harahap, 2004:149. Investor sering dihadapkan pada peluang untuk mendapatkan return yang lebih besar dalam waktu yang singkat. Return yang tinggi mencerminkan harga saham sebuah perusahaan, sedangkan harga saham merupakan nilai sebuah perusahaan dihadapan para pembelinya. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian yang di harapakan sebuah perusahaan yang nantinya akan menentukan harga saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, yaitu terbagi dalam faktor fundamental dan faktor ekonomi. Faktor fundamental yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan faktor ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, perubahan nilai kurs dan lain-lain. Tingkat suku bunga mempengaruhi harga saham, hal ini disebabkan karena seorang investor dalam memilih alternatif investasi akan cenderung memilih investasi yang menguntungkan. Jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari pada harga saham maka akan lebih menguntungkan memilih investasi yang bebas resiko seperti deposito, obligasi daripada investasi yang penuh resiko seperti saham dan sebaliknya. Ketika tingkat suku bunga tinggi maka harga saham akan cenderung mengalami perubahan atau rendah. Naik turunnya harga saham sebuah perusahaan sesuai dengan permintaan investor. Semakin tinggi permintaan terhadap saham semakin tinggi pula harga saham. Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga umum, dimana nilai uang sebagai refleksi tingkat harga umum tidak stabil. Dengan adanya inflasi, kemampuan daya beli masyarakat rendah, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga agar masyarakat menabung dengan tujuan untuk menstabilkan kondisi ekonomi. Perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat keuntungan yang diharapkan dengan adanya investasi akan menurun dengan cepat jika nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Keadaan perekonomian Indonesia dilihat dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor atas penempatan dananya pada usaha sektor perbankan. Seperti halnya krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan menurun tajam bahkan diantaranya menderita kerugian. Tingginya inflasi dan suku bunga akan menyebabkan beban operasional perusahaan akan semakin berat serta akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha yang mana akhirnya akan berdampak pada pasar modal. Kondisi perekonomian Indonesia setelah krisis dalam perkembangan empat tahun terakhir, yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 mulai mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, dari data tersebut Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 menunjukkan indikator makro ekonomi antara tahun 2003 sampai 2006 masih cenderung melemah. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut : Tabel 1.1 Indikator Makro Ekonomi Indonesia No Indikator Tahun 2003 2004 2005 2006 1 Inflasi 6,79 6,06 10,40 13,33 2 Suku Bunga SBI Rate 1 bln 10,17 7,40 8,95 12,03 3 Nilai Tukar IDRUSD Rp. 5.908,10 Rp. 6.036,85 Rp. 7.783,22 Rp. 7,277,11 Sumber : Laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia 2003-2006 Perkembangan tingkat inflasi tahun 2003-2006 masih cenderung rendah karena tingkat harga yang terus meningkat. Hal ini memberikan dampak kepada para investor karena jika tingkat inflasi tetap meningkat, akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha Lihat Tabel 1.1. Variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI Rate tahun 2003-2006 cenderung menurun sehingga kesempatan investasi yang lebih menarik adalah investasi pada saham dibandingkan investasi pada tabungan atau deposito. Selain itu, dengan adanya penurunan tingkat suku bunga berarti biaya modal berupa bunga hutang yang ditanggung perusahaan tidak besar. Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tahun 2003-2006 mengalami penurunan yang nantinya perlahan-lahan dapat meningkatkan suku bunga sehingga akan semakin memberatkan para investor. Pertumbuhan elemen-elemen ekonomi makro tersebut diatas memberikan dampak yang berbeda-beda pada harga saham perusahaan perbankan. Beberapa emiten mengalami kenaikan harga saham yang signifikan, beberapa mengalami fluktuasi, dan bahkan terdapat emiten yang justru mengalami penurunan harga saham selama dua tahun terakhir. Hal ini dapat di tunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel 1.2 Harga Saham Perusahaan Perbankan dalam rupiah No Nama Emiten Kode T A H U N Keterangan 2003 2004 2005 2006 1 PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk BABP 160 170 120 90 Turun 2 PT. Bank Eksekutif International, Tbk BEKS 95 145 75 65 Turun 3 PT. Bank Lippo, Tbk LPBN 450 700 1.480 1.610 Naik 4 PT. Bank Mayapada, Tbk MAYA 135 200 120 530 Fluktuasi 5 PT. Bank NISP, Tbk NISP 365 775 770 850 Naik Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2003-2006 data diolah,2009 Berdasarkan permasalahan ini, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah