Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Global Uji-F

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar Normal P-Plot Nugroho, 2005:23. Uji ini juga dilakukan melalui analisis Kolmogorov-Smirnov. Hipotesisnya sebagai berikut : H o : data residua l berdistribusi normal H 1 : data residua l tidak berdistribusi normal Dengan menggunakan tingkat signifikan 5. Jika nilai Asymp.Sig 2-tailed taraf nyata , maka H o diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig 2-tailed taraf nyata , maka H 1 diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan metode VIF Variance Inflation Facto dengan ketentuan : Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 a. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinearitas, b. Bila VIF 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson test. Menurut Situmorang, dkk. 2008:86 menjelaskan bahwa autokorelasi tidak terjadi bila DW terletak antara du dan 4-du dimana duDW4-du. Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi di tunjukkan pada Tabel 1.5 sebagai berikut . Tabel 1.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Jika Keputusan Tidak ada auto korelasi positif 0 DW dL Ditolak Tidak ada auto korelasi positif dL ≤ DW ≤ dU No Decision Tidak ada auto korelasi positif 4-dL DW 4 Ditolak Tidak ada auto korelasi positif 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL No Decision Tidak ada auto korelasi positif dU DW 4-dU Diterima Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 atau negatif Keterangan : dL = Batas Bawah dU = Batas Atas

4. Uji Heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatterplot. Menurut Nugroho 2005:63 analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika : a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data tidak sebaiknya tidak berpola. Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glesjer, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi dari taraf nyata 5, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu pula sebaliknya.

d. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Uji Global Uji-F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara global mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah : H o : b 1, b 2, b 3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham. H 1 : b 1 , b 2, b 3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5, jika nilai sig. F 0,05 maka H o diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai sig. F 0,05 maka H 1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel . Dimana kriterianya, yaitu : 1. H o diterima jika F hitung ≤ F tabel pada = 5 2. H 1 diterima jika F hitung F tabel pada = 5

2. Uji Signifikansi Parsial Uji – t