7. Penerjemahan idiomatis
Pada penerjemahan idiomatis ini hasil terjemahannya cenderung mengubah nuansa makna karena penerjemahnya sering menampilkan
idiom-idiom atau kolokasi yang tidak terdapat pada naskah bahasa sumbernya.
Contoh: ﺐﻌﺘﻟا ﺪﻌﺑ إ ةﺬﻟاﺎﻣو artinya; Berakit-rakit ke hulu, berenang ke
tepian .
25
8. Penerjemahan komunikatif.
Penerjemahan ini digunakan untuk menyampaikan makna kontekstual teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran dengan suatu
cara sehingga pesannya dapat dimengerti olen pembaca. Contoh:
ﺔﻐﻀﻣ ﻣ ﺔﻘ ﻋ ﻣ ﺔﻔﻄ ﻣ رﻮﻄﺘ artinya; Kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan kemudian segumpal daging.
26
3. Macam-macam Terjemahan al-Qur’an
Al-Shabuni mengatakan, mengalihkan Alquran kepada bahasa asing selain bahasa arab dan terjemahan, dicetak dengan maksud agar dapat dikaji
oleh mereka yang tidak menguasai bahasa Arab sehingga memudahkan mereka untuk memahami maksud dari firman Allah dengan bantuan
terjemahan tersebut.
27
Muhammad Mansur membagikan penerjemahn Alquran menjadi tiga bagian:
28
24
Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemah, h. 114
25
Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemah, h.115
26
Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemah, h.115
27
Muhammad Ali al-Shabuni, al Tibyan fi ‘Ulum Alquran,Beirut:Alam al Kutub, 1985, h. 205
28
al-Shabuni, al-Tibyan fi ‘Ulum Alquran, h. 206
17
a. Terjemahan Harfiah
b. Terjemahan Tafsiriyah
c. Terjemahan Maknawiyah
Menerjemahkan Alquran merupakan pekerjaan yang paling sulit bagi seorng penerjemah karena berhubungan erat dengan maksud sang
penciptanya-Allah- dan ini tidaklah mudah mengingat kandungan yang terdapat dalam Alquran sangat kompleks terutama yang berhubungan dengan
akidah. Sebab itulah banyak para ulama bahkan sampai sekarang yang sangat takut atau khawatir dalam menerjemahkan Alquran sehingga karena
kekhawatiannya tersebut mereka menerjemahkan Alquran dengan menggunakan metode kata demi kata atau harfiah, ini dilakukan guna
menghindari penyelewangan makna atau pesan yang tidak diinginkan. Maka jangan heran, apabila kita sering membaca terjemahan Alquran terasa kaku
dan kurang mudah dipahami. Perlu diketahui bahwa redaksi Alquran tidak dapat dijangkau secara
pasti, kecuali Allah sendiri. Hal ini menghasilkan keanekaragaman penerjemah maupun penafsir. Bahkan para sahabat nabi pun sering berbeda
pendapat dalam menerjemahkan dan menefsirkan serta menangkap- menangkap firman Allah.
29
Selain metode penerjemahan Alquran yang telah dikemukakan di atas. Para ulama al-Azhar pun merekomendasikan sebuah metode penafsiran makna
Alquran. Metode diuraikan dalam langkah-langkah sebagai berikut.
29
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran, Bandung: Mizan, 1997, h. 75
18
a. Membahas sebab turunnya ayat, menafsirkan sebuah ayat dengan
Hadits atau perkataan para sahabat dan pilihlah riwayat yang paling shahih.
b. Membahas kosa kata Alquran secara lughawi serta melihat
karakteristik ayat yang akan ditafsirkan dari segi balaghah. c.
Membahas semua pendapat para ulama tafsir dan memilih pendapat yang paling kuat.
30
4. Langkah-langkah Menerjemahkan