komponenya.
60
Kata pohon bermakna tumbuhan yang memiliki batang dan daun denga bentuk yang tinggi besar dan kokoh. Inilah yang dimaksud
dengan makna kognitif karena lebih banyak dengan maksud pikiran.
d. Makna Referensial
Referen menurut Palmer adalah hubungan antara unsur-unsur linguistik berupa kata-kata, kalimat-kalimat dan dunia pengalaman
nonlinguistik. Referen atau acuan dapat diartikan berupa benda, peristiwa, proses atau kenyataan.
61
Referen merupakan sesuatu yang ditunjuk oleh suatu lambang. Makna referensial mengisyaratkan tentang makna yamg
langsung menunjuk pada sesuatu, baik benda, gejala, kenyataan, peristiwa maupun proses.
Disini perlu dicatat ada kata-kata yang refrennya tidak tetap. Dapat berpindah dari satu rujukan ke rujukaan lain.
62
Contoh kata ganti aku dan kamu, kedua kata ini memiliki rujukan yang berpindah-pindah.
4. Pergeseran dan Perubahan Makna
Makna berkembang melalui perubahan, perluasan, penyempitan, atau pergeseran. Pergeseran makna terjadi pada kata-kata frasebahasa
Indonesia yang disebut eufisme melemahkan makna. Caranya dapat dengan mengganti simbolnya kata,frase dengan yang baru dan maknanya
bergeser, biasany aterjadi bagi kata-kata yang dianngap memiliki makna
60
Pateda, Semantik Leksikal, h. 109
61
Pateda, Semantik Leksikal, h. 125
62
Abdul, chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h. 63
33
yang menyinggung perasaan orang yang mengalaminya.
63
Contoh kata dipecat
bergeser menjadi dipensiunkan dan kata orang sudah tua bergeser menjadi orang lanjut usia.
S ecara sinkronis makna sebuah kata tidak akan berubah, maka
secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah. Sebuah kata yang dulu bermakna ‘A’, maka sekarang bisa bermakna ‘B’ dan kelak mungkin
bermakna ‘C’ atau bermakna ‘D’. Ini gejala bahasa yang lumrah terjadi dimana-mana, karena bahasa bersifat dinamis. Meski demikian, perubahan
makna tidak terjadi pada semua kata, melainkan hanya beberapa kata saja. Jenis-jenis perubahan makna meliputi:
1. Perluasan makna
2. Penyempitan makna
3. Perubahan makna total
4. Penghalusan Eufemia Eufemisme
5. Pengasaran Disfemia Disfemisme.
64
Dari jenis-jenis perubahan makna tersebut di atas, dapat diketahui bahwa perubahan yang terjadi meliputi perubahan.:
65
1. Ruang lingkup atau fungsi perluasan makna, penyempitan makna,
perubahan makna total 2.
Nilai rasa eufemia dan disfemia
63
Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman Ilmu makna, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994, h. 78
64
http:www.studycycle.net200912perubahan-makna-pergeseran-makna.html, diakses pada tanggal 5 Maret 2010
65
Abdul, Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h.141
34
D. MAKNA KONOTATIF
1. Pengertian Makna Konotatif
Dalam kehidupan berbahasa sehari-hari tentunya kita menngunakan berbagai macam jenis makna untuk menunjang komunikasi kita dengan orang
lain. Diantaranya adalah penggunaaan makna konotatif. dalam kamus besar bahasa Indonesia dituliskan, konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan
nilai rasa seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata. Sedangkan konotatif adalah mempunyai makna tautan.
66
Dalam buku lain dikatakan, konotasi adalah segala sesuatu yang kita pikirkan apabila kita melihat kata tersebut, yang mungkin dan juga mungkin
tidak sesuai dengan makna sebenarnya.
67
Contoh kata kurus dan langsing berdasarkan arti pusat kedua kata tersebut mengandung pengertian kepada
seseorang yang memiliki berat badan yang kurang, tetapi jika dilihat dalam hubungannya dengan manusia kedua konotasi tersebut jelas berbeda. Menjadi
langsing merupakan dambaan setiap orang sedangkan menjadi kurus adalah
hal yang dihindari semua orang karena kata kurus mengandung konotasi negatif yaitu kurang gizi.
2. Ragam Konotasi
Setelah membahas pengertian makna konotatif. Sekarang kita akan membicarakan ragam konotasi yang terdapat dalam bahasa Indonesi. Terdapat
dua ragam konotasi yang sering kita pergunakan dalam komunikasi sehari-
66
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: BALAI PUSTAKA, 1988, cet. 1, h. 456
67
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik , h. 58
35