BAB IV Analisis Makna Konotatif dalam Surat Ali-‘Imran pada Alquran
Terjemahan Hasbi Ash-Shiddieqy
A. Gambaran Surat Al-‘Imran
Surat Al-‘Imran diturunkan di Madinah sesudah surat Al-Anfal dan terdiri dari 200 ayat. Pada surat ini Tuhan memperingatkan kita akan kejadian
Nabi Isa yang serupa dengan Nabi Adam yaitu kedua-duanya diciptakan tidak menurut sunnah yang dilazimkan sebagaimana penciptaan manusia pada
umumnya.
1
Menurut al-Muhaiyimy, surat ini dinamai dengan surat Al-‘Imran karena dalam surat ini diterangkan tentang keutamaan keluarga ‘Imran, yaitu:
“Isa, Yahya, Maryam, dan ibunya. Lebih dari 80 ayat dalam surat ini menceritakan tentang kisah mereka. Surat ini juga menegaskan dasar agama,
yaitu tauhid dan menolak kepercayaan orang kafir. Surat ini ditutup dengan dengan doa yang merupakan permohonan diterimanya seruan agama dan
pembalasan di akhirat.
2
B. Metode terjemahan Hasbi Ash-Shiddieqy
Berikut beberapa langkah yang ditempuh Hasbi Ash-Shiddieqy dalam menerjemahkan Alquran, yaitu:
1. Menerjemahkan makna lafal dan menerjemahkan kata-kata yang
dipandang ada, baik di awal ayat, di tengah, ataupun di akhirnya.
1
Hasbi Ash-shiddieqy, Tafsir Albayan Semarang :PT. Putra Rizki Utama, 2002, h. 283
2
Ash-shiddieqy, Tafsir Albayan 50
2. Menerjemahkan kata-kata yang memiliki dua terjemahan dengan lengkap.
Menerjemahkan lafal-lafal yang ditakdirkan atau yang termasuk kalimat- kalimat pelancar, yang ditulis dalam 2 strip -…-.
3. Menerjemahkan makna ayat yang bisa diterjemahkan lebih dari satu
macam, dikarenakan berlainan I’rab dan lainnya. Dimana terjemahan yang ke dua diletakkan di dalam catatan kaki yang diawali dengan perkataan:
“dapat juga diterjemahkan”. 4.
Menjelaskan pendapat-pendapat ulama di dalam mengartikan sebuah ayat, atau kata yang berbeda-beda di tempat yang dianggap perlu dan penting
untuk diberi perhatian, karena adanya dalil yang kuat, hal seperti ini ditulis dalam catan kaki.
5. Menerjemahkan lafal-lafal sifat Allah dengan mengawali terjemahannya
dengan “yang sangat” atau “yang sangat banyak” atau juga “yang maha”. 6.
Dalam menghadapi lafal-lafal yang musytarak yang dipakai dalam berbagai pengertian seperti kata haq, maka diterjemahkan sesuai dengan
pengertian yang dimaksud di tempat masing-masing.
C. Analisis Makna Konotatif dalam Surah Al-‘Imran