Kebijakan Luar Negeri Kerangka Pemikiran

Untuk mengatasi gerakan separatis yang terjadi, pemerintah Thailand bersedia melakukan kesepakatan dengan Malaysia. Hal ini dijalankan karena Thailand memiliki tujuan yang hendak dicapainya, yakni agar gerakan separatis dapat diatasi karena dalam prakteknya Thailand tidak dapat mengatasi sendiri konflik tersebut. Bahkan upaya-upaya yang ditempuh pun masih belum signifikan mengatasi separatis. Oleh sebab itu, agar kepentingan Thailand tersebut dapat terpenuhi, maka hal-hal yang tidak dapat diperolehnya sendiri dapat dipenuhi dengan melakukan hubungan dengan Malaysia. Sedangkan Malaysia sendiri bersedia membantu karena Malaysia perihatin dengan keadaan yang terjadi di Thailand Selatan, selain itu juga untuk memperbaiki hubungan bilateral dan menghilangkan berbagai macam tuduhan akibat dampak konflik yang turut dialami Malaysia. Malaysia tentu tidak dapat mengatasi gerakan separatis jika tidak melakukan kebijakan yang sama dengan Thailand, yakni keduanya sama-sama bersedia melakukan kunjungan dan kesepakatan sebagai upaya mengatasi gerakan separatis.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian pada skripsi ini menggunakan analisa data kualitatif. Penelitian ini pun menggunakan pendekatan deskripsi analitis mengenai diplomasi yang melibatkan dua negara tetangga yakni Thailand-Malaysia dalam mengatasi gerakan separatis di Thailand Selatan. Adapun deskripsi analitis bertujuan untuk menjabarkan dan mendiskripsikan apa yang ada atau apa yang sudah ada atau menggambarkan fenomena tertentu untuk menentukan adanya keterlibatan antar satu gejala dengan gejala lainnya yang relevan dengan masalah penelitian. Hakikat penelitian bersifat deskriptif-analitis memberikan pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena itu terjadi dalam konteks lingkungannya. Objektifitas pun harus dijaga sedemikian rupa agar subjektifitas dalam membuat interpretasi dapat dihindari. Hal ini pun berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik atau menyeluruh dan sistematis. 43 Penulisan skripsi ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, melainkan pula dengan melakukan sebuah analisa serta interpretasi tentang arti kata yang digunakan. Oleh karena penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. 44 Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini yakni melalui studi pustaka library research dengan melihat data-data sekunder yang relevan dengan tema yang tengah diangkat dalam penelitian ini. Adapun sumbernya didapat melalui buku-buku, jurnal, laporan, surat kabar, fasilitas website dan lain sebagainya. 43 Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial Dan Pendidikan; Teori-Aplikasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Hlm. 92 94. 44 Emy Susanty Hendrarso, Penelitian Kualitatif; Sebuah Pengantar, dalam Bagong Suyanto dan Sutinah Ed, Metodelogi Penelitian Sosial; Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Hlm. 172. 22

BAB II DINAMIKA KONFLIK DI THAILAND SELATAN

Konflik yang terjadi adalah dinamika kehidupan domestik sebuah negara. Konflik tidak mungkin terjadi tanpa ada sebab yang melatarbelakanginya. Adanya bentuk ketimpangan sosial, ekonomi, etnis, agama dan lain sebagainya merupakan faktor-faktor yang mencetus adanya konflik hingga naik permukaan. Berbagai macam ketimpangan dapat menimbulkan kecemburuan dan pada akhirnya melahirkan bermacam-macam keinginan, salah satunya yakni untuk memiliki otoritas sendiri terhadap wilayah tersebut. Hal ini terjadi biasanya karena beberapa hal, misalnya; terdapat saluran yang tidak tepat untuk melakukan dialog dan ketidaksepakatan, adanya suara-suara ketidaksepakatan dan keluhan yang ada tidak dapat didengar atau dibahas dan terjadi ketidakstabilan, ketidakadilan dan ketakutan dalam komunitas dan masyarakat secara luas. 45 Hal tersebut juga dialami oleh Thailand, dimana wilayah selatan dari negara ini menuntut adanya otonomi khusus hingga keinginan untuk memerdekakan diri.

2.1. Latar Belakang Terjadinya Gerakan Separatis di Thailand Selatan

Thailand merupakan sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Negara ini berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Laos dan Kamboja berada di timur, Malaysia dan Teluk Siam berada di Selatan dan 45 M. Mukhsin Jamil, Mengelola Konflik Membangun Damai; Teori, Strategi dan Implementasi Resolusi Konflik, Semarang: Walisongo Mediation Centre WMC, hlm. 10. Laut Andaman di barat. Selatan Thailand sendiri terdiri dari beberapa provinsi diantaranya Narathiwat, Pattani dan Yala. Mayoritas penduduk di daerah ini berbangsa Melayu dan beragama Muslim, yang merupakan bagian kecil dari penduduk Thailand yang mayoritas beragama Buddha. Wilayah selatan Thailand sendiri terdiri dari Narathiwat, Pattani, Yala dan Satun merupakan wilayah atau komunitas Muslim keturunan Melayu, yang memiliki sejarah melayu yang begitu kuat dan mengakar. Sehingga penduduk di wilayah tersebut memiliki cara hidup, budaya, agama, tradisi yang sangat berbeda dengan penduduk Thailand pada umumnya. Akan tetapi, keadaan tersebut berubah sejak terjadinya traktat Anglo Siam pada 1901-1902. 46 Di mana inti dari perjanjian itu menyebutkan bahwa wilayah Pattani Raya Thailand Selatan bukan sebagai sebuah kerajaan Melayu lagi, tetapi menjadi wilayah kerajaan Thailand Siam. 47 Thailand Selatan yang dahulunya adalah sebuah kerajaan independen dianeksasi 48 oleh kerajaan Buddha Thailand pada tahun tersebut. Maka sejak saat itulah mulai muncul berbagai pertentangan dan separatisme. 49 Hal ini karena wilayah Selatan Thailand seperti Narathiwat, Pattani dan Yala menjadi bagian dari kerajaan Thailand. Maka secara resmi pula provinsi Melayu yang 46 Konflik Thailand Selatan, Kenapa Jusuf Kalla, pada http:www.antara.co.idarc2008921konflik-thailand-selatan-kenapa-jusuf-kalla diakses pada 15 September 2011. 47 Paulus Rudolf Yuniarto, Minoritas Muslim Thailand; Asimilasi, Perlawanan Budaya dan Akar Gerakan Separatisme, Jakarta: Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume VII No. 1 Tahun 2005. Hlm. 91. 48 Aneksasi merupakan pencaplokan wilayah kekuasaan lain dengan jalan kekerasan; kerjasama internegara dengan dalih kekeluargaan, Arti dalam Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer Edisi Lengkap, Surabaya: Gitamedia Press, 2006. Hlm. 31-32. 49 Badawi Tiba di Thailand untuk Bahas Konflik Thailand Selatan, http:www.cmm.or.idcmm-ind_more.php?id=3848_0_3_0_M18 diakses pada tanggal 16 September 2011.