Implikasi Dalam Bidang Politik

they can overcome the fear — whether real or perceived fear — in the local community in Thailand so that they will not come here,‖ he said. 82 Status 131 orang itu belum ditentukan sampai pemerintah Malaysia bersama Komisi Tinggi PBB Untuk Urusan Pengungsi UNHCR selesai melakukan penelitian. Sering kali para separatis menyebrang ke wilayah perbatasan Malaysia jika merasa terdesak. Hampir tidak terhindarkan, kehadiran separatis Thailand Selatan di Malaysia menimbulkan persoalan tersendiri bagi Malaysia. Sejauh ini, Malaysia dalam menjaga hubungan bilateral dan dalam semangat kebersamaan ASEAN, tidak memberi kebebasan kepada separatis. Sejak diberlakukannya status darurat militer ternyata turut memperburuk keadaan, banyak Muslim-Melayu yang menyebrang ke Malaysia dan meminta suaka karena telah diperlakukan tidak adil. Malaysia menyatakan penduduk Thailand yang berada diperbatasan telah dianiaya. Selanjutnya, pihak Thailand juga menuding bahwa Malaysia telah melindungi pemberontak yang melarikan diri ke Malaysia. Thailand pun menuntut agar Malaysia memulangkan penduduk Thailand yang melarikan diri tersebut. Penduduk yang merasa dirinya terancam tentu saja meminta bantuan ke negara tetangganya, Malaysia. Atas dasar kemanusiaan Malaysia hendak melindungi penduduk tersebut, setidaknya hingga darurat militer dicabut oleh pemerintahan Thailand. Tidak hanya itu Malaysia juga mendapatkan dukungan internasional untuk tetap memberikan perlindungan bagi penduduk yang 82 Ibid. Hlm. 244. melarikan diri ke Malaysia. Akibat peristiwa ini, kedua negara pun saling kecam satu sama lain. 83 Terkait larinya 131 penduduk Thailand ke perbatasan dan meminta perlindungan suaka ke Malaysia pada akhir bulan Agustus tahun 2005 karena beralasan diperlakukan tidak baik, tentu mengundang reaksi keras dari pemerintahan Thailand. Thailand menyatakan bahwa Malaysia tidak memulangkan para tersangka separatis yang diburu pihak berwajib Thailand. Para tersangka separatis itu justru mendapat suaka setelah masuk ke wilayah Malaysia. Maka terjadilah kemerosotan hubungan diplomatik kedua negara yang terletak di Asia Tenggara ini. Malaysia memperihatinkan cara Bangkok dalam mengatasi gerakan separatis di Thailand Selatan. Kuala Lumpur khawatir, cara Bangkok itu menyebabkan ketidakstabilan di wilayah Malaysia Utara yang berbatasan dengan Thailand Selatan. Hal ini dapat menyulitkan langkah diplomasi kedua negara. Di lain pihak, Thailand beranggapan Kuala Lumpur harus lebih ketat menjaga perbatasannya. Sementara itu, Thaksin dan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi semula dijadwalkan bertemu di Kuala Lumpur bulan Agustus tahun 2005. Namun Thaksin membatalkan lawatannya ke Kuala Lumpur. Dia hanya mengirim wakilnya. Sebab, dia tidak senang dengan dukungan Malaysia terhadap para tersangka militan yang membelot ke Malaysia. 84 83 Anshori Azhar, Malaysia-Thailand Saling Kecam, Kompas, 7 September 2005. 84 Malaysia-Thailand Saling Kecam, http:www.suaramerdeka.comharian051019int03.htm diakses pada 24 Oktober 2011. Setidaknya, sepanjang tahun 2005 hingga tahun 2006 hubungan kedua negara mengalami ketegangan yang cukup signifikan. Pemerintah Thaksin pun kerap mengulangi tuduhan bahwa para separatis Selatan sedang dikirim ke kamp- kamp pelatihan di Kelantan, dan bahwa bom diproduksi di Malaysia untuk diselundupkan ke Thailand. Tidak hanya itu, hubungan antara Thailand dengan Malaysia semakin memburuk ketika ada tuduhan dari pihak Thailand, bahwa para separatis sedang dilatih di wilayah hutan Kelantan. Mendengar hal tersebut, pemerintah Malaysia tentu tidak terima. Pihak Malaysia seperti yang dilansir dalam Straits Times, menyatakan bahwa tidak ada dasar yang dapat membenarkan setiap kelompok atau negara untuk mengambil tindakan terhadap negara lain. 85 Tidak hanya itu, Kuala Lumpur pun memperingatkan Bangkok untuk tidak menggunakan Malaysia sebagai kambing hitam. Lebih lanjut, terjadi tudingan bahwa separatis selatan yang mengumpulkan dana di sisi perbatasan Malaysia dengan meminta sumbangan dan melalui pemerasan. 86 Kecaman terus terjadi antara Thailand-Malaysia. Kedua belah pihak pun masih memegang teguh pendiriannya masing-masing. Akibatnya, hubungan baik yang selama ini berjalan dengan lancar dan menghadirkan banyak manfaat dan kesejahteraan, justru mengalami kemerosotan akibat gerakan separatis yang masih belum teratasi. 85 Ian Storey, Peran Malaysia Dalam Pemberontakan Thailand Selatan, http:www.jamestown.orgsingle3Fno_cache3D126tx_ttnews255Btt_news255D3D 1043. Akses pada 24 Oktober 2011. 86 Ibid.

3.2.2. Implikasi Dalam Bidang Keamanan

Gerakan separatis telah menciptakan instabilitas dan mengancam keamanan warga yang mengalaminya. Eksodus besar-besaran akibat hilangnya rasa aman, adanya bentuk deklarasi otonomi dan pemisahan diri dan lain sebagainya. Telah menjadikan kondisi wilayah di perbatasan Thailand Selatan menjadi tidak menentu. Jika ketidakstabilan ini terus-menerus terjadi dan belum ada rumusan untuk menyelesaikannya, maka akan menjadi pekerjaan rumah yang terus menyita perhatian pemerintahan setempat. Keinginan untuk mendapatkan otonomi dan memisahkan diri terus terjadi. Pada akhirnya, kejadian tersebut dapat menimbulkan suasana menjadi tidak kondusif, baik itu bagi penduduk yang berada diperbatasan mau pun bagi pemerintahan. Masalah stabilitas negara merupakan sebuah harga mati yang tidak dapat diabaikan. Oleh sebab itu, setiap negara tentu sangat menginginkan agar negaranya dalam keadaan aman terkendali. Namun, yang namanya konflik tentu tidak dapat dihindarkan begitu saja. Konflik akan selalu hadir dalam sebuah kehidupan dari adanya rasa ketidakpuasan, rasa tereliminasi, timbulnya rasa ketidakadilan dan lain sebagainya. Adanya separatis ini dapat menjadi pemicu hadirnya perlawanan, dan menimbulkan kondisi instabilitas dan dapat menimbulkan kerugian. Akibatnya tentu dapat mengoyak rasa nasionalisme kebangsaan dan dapat menghadirkan instabilitas terhadap sebuah negara. Tuntutan separatis menjadi taruhan besar bagi sebuah integritas dan eksistensi negara-bangsa Thailand, apalagi tuntutan tersebut disertai dengan tindak kekerasan, jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda. 87

3.2.3. Implikasi Dalam Bidang Ekonomi-Sosial

Konflik memang dapat menghasilkan berbagai spekulasi, namun dalam skala massif yang sulit dikendalikan, tentu dapat menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif, kerugian dan korban jiwa misalnya. Dalam pemberitaan di Media Indonesia online bahwa gerakan separatis yang merebak di provinsi Yala, Pattani, Narathiwa, dan Songkhla sejak kembali memanas di tahun 2004, sedikitnya 4.800 orang tewas akibat konflik tersebut. 88 Selain itu, kontak senjata dan serangan bom terus terjadi di Thailand Selatan yang diprakarsai oleh separatis. Di Distrik Ra Ngae, provinsi Narathiwat, sebanyak enam warga tewas akibat serangan bom. Sementara itu, bom kedua kembali menguncang dan melukai aparat saat mencoba menyelamatkan warga tersebut. Tidak hanya itu, di provinsi Yala, dilaporkan satu orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangkaian bom yang terjadi di wilayah tersebut. Hingga kini, konflik antara kaum separatis Muslim dan aparat telah memakan hampir 5.000 korban jiwa. 89 87 Redaksi, Tajuk Rencana; PM Thaksin Bereaksi Cepat Atas Pergolakan di Thailand Selatan, Kompas, Kamis, 08 Januari 2004. Hlm.4. 88 Separatis Langgar Hak Asasi, http:www.mediaindonesia.comread201109282634487519Separatis-Langgar-Hak-Asasi. Diakses pada 15 November 2011. 89 Serangan Bom di Thailand Tewaskan 6 Orang. http:www.kbr68h.comberitainternasional14704-serangan-bom-di-thailand-tewaskan-6-orang. Diakses pada 15 November 2011. Lebih lanjut, dilaporkan tujuh orang tewas dalam dua serangan bom di Thailand Selatan. Korban tewas sebagian besar adalah anggota pasukan keamanan Thailand. Selain itu, media Thailand juga melansir setidaknya enam belas orang terluka dari serangan yang diduga dilakukan separatis Thailand Selatan. Tiga tentara tewas di provinsi Yala, terkena ledakan bom saat di dalam kendaraan. Dua tentara lainnya terluka. 90 Akibat serangkaian bom dan kontak senjata tersebut, kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional atau yang disingkat dengan AI, mengecam tindakan tidak berperikemanusiaan tersebut. AI pun berpendapat bahwa pemerintah Thailand tersebut harus bertanggujawab atas jatuhnya korban. Tidak hanya itu, pihak AI pun menyatakan bahwa, ―Kelompok separatis telah menyebarkan teror terhadap warga sipil. Ini me rupakan kejahatan perang.‖ 91 90 Konflik di Thailand Selatan Kembali Pecah, 7 Tewas. http:www.metrotvnews.comreadnewsvideo20110509127849Konflik-di-Thailand-Selatan- Kembali-Pecah-7-Tewas diakses pada 16 September 2011. 91 Separatis Langgar Hak Asasi. http:www.mediaindonesia.comread201109282634487519Separatis-Langgar-Hak-Asasi. Diakses pada 15 November 2011. 48

BAB IV DIPLOMASI THAILAND-MALAYSIA DALAM MENGATASI GERAKAN

SEPARATIS DI THAILAND SELATAN Bagi negara Thailand, menyelesaikan gerakan separatis Thailand Selatan merupakan pekerjaan rumah yang menyita perhatian. Berbagai upaya coba ditempuh untuk mengatasi gerakan separatis yang kembali memanas di tahun tahun 2004. Bagi Malaysia sendiri, gerakan separatis di Thailand Selatan membuat pemerintahan Malaysia ini perihatin. Belum lagi terjadinya ketegangan dan saling kecam antara Malaysia dan Thailand. Menurut pemimpin Thailand, Surajud, mengatakan bahwa kaum separatis Thailand Selatan merupakan bagian dari gerakan regional. Ia pun menyatakan bahwa, ―kami tahu ancaman ini bukan ancaman lokal saja tapi sudah menjadi ancaman global. Jadi bisa tidaknya ancaman ini diatasi, tergantung pada kerjasama berbagai negara. Kalau kita tidak bekerjasama, kita tidak bisa mengatasinya.‖ 92 Mengenai kerjasama memang terletak pada pencapaian sasaran. Tujuan akhir yang kemudian dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran kerjasama yang ditentukan oleh persamaan kepentingan yang fundamental dari masing-masing pihak yang melakukan kerjasama. 93 Adapun sebagai bentuk upaya untuk mengakhiri gerakan separatis yakni dilakukan dengan saling kunjung antara kedua pemimpin berkuasa kedua negara tersebut. Adapun 92 Perdana Menteri Thailand Ingin Mempercepat Kerjasama Regional. http:www.asiacalling.orginarsip1133-thai-pm-calls-for-greater-regional-security-cooperation diakses pada 09 Agustus 2011. 93 R. Soeprapto. Hubungan Internasioanl: Sistem, Interaksi, Dan Perilaku. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997. Hlm. 181.