Hubungan Kerjasama Antara Thailand-Malaysia Di Berbagai Bidang

Malaysia Utara. Thailand dan Malaysia pun sepakat untuk bekerjasama demi mengakhiri ketegangan tersebut dengan membangun dan memperpanjang tembok pengamanan diperbatasan Thailand dan Malaysia. Sehingga diharapkan kekerasan tidak akan terjadi dan hubungan kedua negara dapat berjalan harmonis.

3.2. Implikasi Gerakan Separatis di Thailand Selatan Terhadap Kepentingan Thailand-Malaysia

Eksistensi dan intensitas konflik Thailand Selatan yang berkepanjangan, telah mengakibatkan berbagai implikasi bagi Thailand dan Malaysia. Adapun implikasi tersebut meliputi beberapa bidang, antara lain:

3.2.1. Implikasi Dalam Bidang Politik

Implikasi dalam bidang politik yang terjadi yakni mengenai hubungan Thailand-Malaysia yang mengalami ketegangan hubungan diplomatik. Kedua negara tetangga itu pun saling kecam mengenai kebijakan luar negeri mereka. Hal ini sebagaimana yang dilansir oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar, ia mengatakan bahwa, ―Kami tidak akan mengajari Thailand bagaimana melaksanakan kebijakan luar negeri. Dan saya akan meminta mereka untuk tidak mengajari kami bagai mana menjalankan kebijakan luar negeri kami.‖ 76 Hal ini terkait sejak merebaknya pemberitaan dimedia yang melaporkan bahwa Thailand 76 Malaysia-Thailand Saling Kecam. http:www.suaramerdeka.comharian051019int03.htm. Diakses pada 24 Oktober 2011. Bangkok mengeluh atas sikap Kuala Lumpur yang menerima 131 warga Muslim. 77 Ketegangan pun terjadi setelah menteri pertahanan Thailand Thammarak Isarangura Na Ayutthaya, mengemukakan bahwa, ―pulau Langkawi milik Malaysia telah digunakan kaum pemberontak untuk menyusun rencana serangan ke Thailand selatan‖. Tuduhan itu tentu saja mengejutkan Malaysia. Bahkan wakil Perdana Menteri Najib Razak mendesak Thailand membuktikan kebenaran tuduhan itu. Najib menegaskan, ―sama sekali tidak ada tanda jelas atas penggunaan Langkawi sebagai tempat latihan.‖ 78 Menurut Najib, kejadian di wilayah selatan merupakan masalah keamanan internal negara itu. Malaysia cukup berang atas tuduhan Thailand tersebut. Oleh sebab itu, Najib menekankan bahwa Malaysia juga tidak menjadi pangkalan pelatihan bagi kelompok garis keras yang bermaksud melakukan serangan di Thailand.‖ Malaysia bukanlah tempat perlindunga n yang nyaman bagi teroris mana pun,‖ tambahnya. 79 Meskipun demikian, pemerintah Thailand –Thaksin– justru mengemukakan pernyataannya, ―right now there are villages in northern Malaysia where the Muslim separatists responsible for all of this violence have been residing… we are not accusing the Malaysian government of sheltering these militants but they know where they are.‖ 80 Hubungan yang selama ini berjalan 77 Ibid. 78 Komplikasi Krisis Thailand Selatan, Harian Kompas, Selasa 13 September 2005. 79 Banjir Darah Muslim Di Pattani. Jurnal Forum Keadilan: No. 2, 9 Mei 2004. Hlm.50. 80 Jhon Funston, Malaysia and Thailand’s Southern Conflict: Reconciling Security and Ethnicity, Contemporary Southeast Asia: A Journal of International and Strategic Affairs, Vol. 32, No. 2. 2010. Hlm. 241. baik, justru menjadi complicated akibat peristiwa Thailand Selatan yang belum teratasi. Tidak hanya itu, sejak pemerintah Thailand mengeluarkan kebijakan status darurat militer, banyak penduduk di perbatasan Thailand Selatan yang ketakutan dan melarikan diri ke Malaysia. Akibatnya, pemerintah Thailand pun sempat mendapatkan banyak kritikan atas kebijakan tersebut yang telah menyebabkan banyak penduduk di Thailand Selatan melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Akan tetapi, Thaksin justru mengeluarkan pendapat bahwa; ―Please don’t intervene. Please leave us alone. It is my job and we can cope with this matter. We are to trying to explanation this to foreigners. But if they do not understand or ignore our explanation, I don’t care because we are not begging them for food‖. 81 Ketegangan pun mencapai puncaknya ketika Perdana Menteri Thaksin Shinawatra menuding bahwa negara tetangganya tersebut menyembunyikan para separatis muslim, ketika terjadi gelombang arus penduduk Thailand Selatan yang melarikan diri ke Malaysia karena alasan untuk menghindari penyiksaan. Tentu saja, Malaysia membantah. Ketegangan tersebut mencapai titik nadir setelah 131 penduduk Muslim Thailand Selatan menyebrangi perbatasan dan memasuki wilayah tetangga, Kelantan, Malaysia pada 30 Agustus 2005. Kejadian ini menjadi dilema tersendiri bagi Malaysia. Menteri Luar Negeri Malaysia, Syed Hamid menyatakan bahwa, ―I think the responsibility is for the Thai side to ensure that 81 Ibid. Hlm. 242. they can overcome the fear — whether real or perceived fear — in the local community in Thailand so that they will not come here,‖ he said. 82 Status 131 orang itu belum ditentukan sampai pemerintah Malaysia bersama Komisi Tinggi PBB Untuk Urusan Pengungsi UNHCR selesai melakukan penelitian. Sering kali para separatis menyebrang ke wilayah perbatasan Malaysia jika merasa terdesak. Hampir tidak terhindarkan, kehadiran separatis Thailand Selatan di Malaysia menimbulkan persoalan tersendiri bagi Malaysia. Sejauh ini, Malaysia dalam menjaga hubungan bilateral dan dalam semangat kebersamaan ASEAN, tidak memberi kebebasan kepada separatis. Sejak diberlakukannya status darurat militer ternyata turut memperburuk keadaan, banyak Muslim-Melayu yang menyebrang ke Malaysia dan meminta suaka karena telah diperlakukan tidak adil. Malaysia menyatakan penduduk Thailand yang berada diperbatasan telah dianiaya. Selanjutnya, pihak Thailand juga menuding bahwa Malaysia telah melindungi pemberontak yang melarikan diri ke Malaysia. Thailand pun menuntut agar Malaysia memulangkan penduduk Thailand yang melarikan diri tersebut. Penduduk yang merasa dirinya terancam tentu saja meminta bantuan ke negara tetangganya, Malaysia. Atas dasar kemanusiaan Malaysia hendak melindungi penduduk tersebut, setidaknya hingga darurat militer dicabut oleh pemerintahan Thailand. Tidak hanya itu Malaysia juga mendapatkan dukungan internasional untuk tetap memberikan perlindungan bagi penduduk yang 82 Ibid. Hlm. 244.