Senin, 8 Juni 2009: Tahun 2009: DIPLOMASI THAILAND-MALAYSIA DALAM MENGATASI GERAKAN

4.2 Program Kerjasama Antara Thailand-Malaysia Dalam Mengatasi Gerakan

Separatis Di Thailand Selatan Bagi Malaysia dan Thailand hubungan baik untuk mengatasi gerakan separatis yang terjadi di Thailand Selatan menjadi kepentingan bersama yang harus segera direalisasikan. Oleh sebab itu, kedua negara sepakat untuk mengadakan hubungan baik dengan saling kunjung dan memetakan persoalan serta rumusan yang tepat dalam mengatasi gerakan separatis di Thailand Selatan. Adapun bentuk diplomasi atau berbagai kesepakatan yang dilakukan oleh Thailand dan Malaysia dalam mengatasi gerakan separatis di Thailand Selatan, sebagai berikut:

4.2.1. Membangun Ekonomi dan Memberantas Kemiskinan di Wilayah

Perbatasan Begitu banyak hal yang melatarbelakangi perseteruan yang terjadi di Thailand Selatan, khususnya wilayah yang terdiri dari provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan Songkhla. Dahulunya, Thailand Selatan merupakan wilayah independen yang memiliki peraturan sendiri. Sistem ekonomi mereka pun cenderung stabil. Mereka memiliki pemerintahan sendiri. Mereka pun mengelola keuangan sendiri dan lain sebagainya. Akan tetapi, kehidupan mereka seakan berubah ketika terjadi aneksasi di tahun 1902, di mana pada saat itu wilayah di selatan Thailand menjadi satu dengan kerajaan Thailand. Warga Thailand Selatan yang mayoritas adalah Muslim-Melayu harus menyatukan diri dengan warga kerajaan Thailand yang mayoritas beragama Buddha. Tidak hanya itu, banyak peraturan dan kebijakan yang dirasakan merugikan warga di Thailand Selatan. Belum lagi pembagian ekonomi dan pembangunan yang tidak merata keberbagai wilayah. Tentu saja, warga di perbatasan Thailand Selatan bereaksi dengan menyuarakan untuk memberlakukan hak otonomi, bahkan hingga menginginkan pembentukan pemerintahan sendiri. Melihat hal tersebut, Malaysia menaruh perhatian mendalam terhadap konflik di wilayah utaranya ini. Awalnya memang, berbagai bentuk simpati dan bantuan Malaysia kerap ditolak oleh pemerintah Thailand, bahkan sempat dipandang sinis oleh Thailand karena Malaysia dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Gajah Putih ini. Akan tetapi, dilain kesempatan rupanya Thailand mulai menyadari bahwa konflik internal tersebut tidak dapat diredamnya sendiri, melainkan butuh bantuan dari pihak lain yakni negara tetangga, Malaysia. Dalam hal ini antara Malaysia dan Thailand sepakat untuk memetakan rangkaian upaya untuk mengakhiri gerakan separatis. Salah satu hal yang disepakati dalam pertemuan kedua negara bertetangga itu, yakni mengenai upaya sosial ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar yang mengatakan bahwa krisis di wilayah mayoritas Muslim di negeri mayoritas Budha tidak terkait ke agama atau Islam. ―Itu tidak ada hubungan dengan Islam. Warga Muslim dan Budha telah hidup dengan damai di sana sebelumnya. Di sana ada perasaan teralienasi, ditinggal dan problem sosio- ekonomi.‖ 102 Konflik dapat terjadi akibat adanya kemiskinan. Kemiskinan ini selanjutnya memicu sejumlah potensi kerawanan sosial. Oleh karena itulah maka kesejahteraan yang baik diasumsikan dapat mengeliminir konflik. Bentuknya dapat dilakukan dengan melakukan penyediaan lapangan pekerjaan dan gaji yang mencukupi. Dengan gaji yang mencukupi orang merasa aman. 103 Malaysia mengatakan kemiskinan yang melanda muslim di Thailand Selatan menjadi pemicu ketegangan di wilayah tersebut. Perdana Menteri Thailand, Abdullah Ahmad Badawi, menyatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Thailand untuk mengatasi masalah tersebut. ―Kemiskinan dan tingkat ekonomi yang rendah di wilayah selatan menjadi salah satu pemicu terjadinya masalah keamanan,‖ katanya di Bangkok. 104 Selain itu, Badawi pun mengatakan bila telah terwujud stabilitas di wilayah selatan, maka akan terwujud pula kegiatan ekonomi yang semakin ramai. Ini akan menjadi muslim di wilayah selatan memiliki tingkat ekonomi dan kesejahteraan yang lebih baik. Jika stabilitas dan kesejahteraan telah terwujud, maka perdamaian yang berkelanjutan akan pula hadir di wilayah ini. 105 102 Thailand-Malaysia Petakan Atasi Ketegangan di Thailand Selatan. Dalam http:www.tempo.co.idhgluarnegeri20070323brk,2007032396136,id.html. Diakses pada 28 September 2011. 103 Jamil, M. Mukhsin, Mengelola Konflik Membangun Damai: Teori, Strategi dan Implementasi Resolusi Konflik. Semarang: Walisongo Mediation Centre WMC. 2007. Hlm. 40. 104 Malaysia: Kemiskinan Picu Pergolakan di Thailand Selatan. Pada http:www.cmm.or.idcmm-ind_more.pp?id=A3851_0_0_M. Diakses pada 16 September 2011. Baca lebih lanjut pada Republika online, 13 Februari 2007. 105 Ibid. Oleh sebab itu, dalam setiap kesempatan kedua negara bertetangga tersebut membicarakan formula yang tepat demi mewujudkan kesejahteraan di selatan. Bentuk pemerataan dan berbagai pendekatan sosial-ekonomi coba untuk dicanangkan agar pembangunan dapat dirasakan merata kesejumlah titik di bumi Thailand. Malaysia pun berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada Thailand untuk menindak separatis di wilayah perbatasan kedua negara. Pernyataan itu ia ungkapkan setelah mengadakan pertemuan dengan mitranya Senin, 124, Perdana Menteri Thailand. Pertemuan itu pun atas inisiatif Thaksin. Dalam pertemuan tersebut kedua negara juga sepakat untuk memilih pembangunan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan di kawasan terpencil dan berpenghasilan rendah di Thailand, khususnya di wilayah kelompok Muslim sepanjang perbasatan Malaysia. Itu merupakan elemen penting dari strategis jangka panjang untuk mengurangi masalah separatis di Thailand Selatan. 106 Untuk merealisasikan hal tersebut, Badawi pun mengatakan bahwa nota kesepahaman tentang pembangunan ekonomi di daerah perbatasan ditandatangani segera baik itu di Kuala Lumpur atau di Bangkok. Dalam hal strategi pembangunan, Thaksin pun mengatakan bahwa aspek penting dalam menghadapi bersama tantangan ini adalah strategi pembangunan terpadu di daerah perbatasan. ―Pertemuan dengan Abdullah telah dilakukan dengan semua keterusterangan sebagai yang biasa dilakukan di antara teman dalam suasana 106 Redaksi, Malaysia Dukung Thailand Untuk Menindak Separatis, Kompas, Selasa 13 April 2004. Hlm 2.