Implikasi Dalam Bidang Ekonomi-Sosial

rangkaian peristiwa sejak konflik kembali memanas hingga terjadinya berbagai kesepakatan atau kunjungan yang melibatkan Thailand-Malaysia, dapat penulis jabarkan sebagai berikut: 1 Di tahun 2000-2004: Gerakan separatis di Thailand Selatan sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2004 terus terjadi, tercatat lebih dari 1843 insiden terjadi. 94 Sedangkan hubungan antara Thailand-Malaysia pada tahun tersebut dapat dikatakan masih berjalan baik dan lancar. Hal ini ditandai dengan tidak adanya benturan atau kecaman dari kedua belah pihak. 2 Di tahun 2004: Pada tanggal 4 Januari 2004 merupakan puncak konflik yang dilakukan oleh gerakan separatis. Hal ini ditandai dengan dicetuskannya kebangkitan Muslim-Melayu. 95 Konflik terus terjadi tanpa dapat diatasi, akibat dari adanya kejadian ini berbagai dampak negatif dialami negara Thailand, misalnya jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, menimbulkan instabilitas dan lain sebagainya. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bab II. 3 Di tahun 2005: Terjadi gelombang arus pengungsi besar-besaran penduduk Thailand ke Malaysia Utara akibat diberlakukannya status darurat militer oleh pemerintah Thailand pada Agustus tahun 2005 yang kemudian diperpanjang hingga bulan Oktober tahun 94 Srisompob Jitpiromsri with Panyasak Sobhonvasu, Unpacking Thailand’s Southern Conflick; The Poverty of Structural Explanations, Routledge: Critical Asian Studies 38:1 Tahun 2006. Hlm. 102. 95 Jhon Funston, Thailand’s Southern Fires: The Malaysian Factor. Research of Pacific and Asian Studies RSPAS. Canberra: Australian National University. Hlm. 55. 2005. Akibatnya, timbullah kekhawatiran dan ketakutan dari penduduk yang tinggal di wilayah Selatan. Pemerintah Thailand telah mengeluarkan status darurat militer di tiga provinsi di wilayah Selatan yakni Pattani, Yala dan Narathiwat pada Agustus 2005. Kebijakan tersebut dapat memberlakukan banyak hal, misalnya penyadapan, penggeledahan dan penangkapan terhadap orang yang dicurigai dan mengacaukan situasi. Tidak hanya itu, pemerintahan Thailand mengeluarkan kebijakan seperti mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi para Muslim yang dituduh mendalangi serangan di Thailand Selatan. 96 Akibat adanya eksodus penduduk Thailand ke wilayah Malaysia yang pada akhirnya menimbulkan perseteruan antara Thailand dan Malaysia. Hal ini terkait dengan perlindungan sementara yang diberikan Malaysia terhadap penduduk tersebut. Sejak saat itulah hubungan kedua negara mulai mengalami ketegangan hubungan diplomatik karena terjadi saling kecam dan tuduh antara kedua belah pihak. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bab III. 4 Di tahun 2005-2007: Rentang tahun 2005 hingga tahun 2007 keadaan konflik separatis di Thailand Selatan masih terus terjadi tanpa dapat diatasi meskipun pemerintah Thailand telah berupaya untuk mengatasinya. Hal ini terkait karena para separatis akan terus melakukan perlawanannya hingga mendapatkan otonomi atau kemerdekaan yang diinginkan. Sedangkan ketegangan hubungan diplomatik Thailand-Malaysia pun masih terjadi. 96 Wimpi Wibisono, Malaysia Khawatirkan Status Darurat Thailand Selatan, Republika, 9 Februari 2007. 5 Di tahun 2007-2009: Kedua negara mulai menyadari akan pentingnya hubungan baik dan kerjasama untuk mengatasi gerakan separatis di Thailand Selatan. Hal ini ditandai dengan dimulainya berbagai kunjungan dan kesepakatan yang dilakukan Thiland-Malaysia untuk mengatasi gerakan separatis. Para pemimpin Malaysia dan Thailand dijadwalkan melakukan kunjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Thailand selatan yang bergolak. Najib Razak yang menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva dari Thailand, berjuang untuk mengatasi gerakan separatis, berkunjung ke provinsi selatan Narathiwat. Menurut Reuben Wong selaku pakar kebijakan luar negeri di Lembaga Pengkajian Internasional Singapura mengatakan bahwa, ―Ini adalah kunjungan yang sangat simbolik…kedua pemimpin bersikap sama bahwa perlu adanya dialog dan penyelesaian aksi kekerasan di sini.‖ 97 Antara Thailand dan Malaysia telah sepakat untuk meningkatkan kerjasama untuk mengatasi keresahan di wilayah Thailand Selatan. Sejak saat itu, kedua negara mulai mengadakan kesepakatan-kesepakatan untuk mengakhiri konflik dan ketegangan.

a. 11 Februari 2007:

Badawi mengunjungi Thailand. Kedua negara sepakat untuk memperbaiki hubungan kerjasama ke arah yang lebih positif. Malaysia juga berusaha untuk memetakan dan mengorganisir konflik, keduanya pun sepakat bahwa kemiskinan faktor penyebab terjadinya pemberontakan. 97 Pemimpin Malaysia-Thailand Lakukan Kunjungan Perdamaian, http:www.iannnews.comnews.php?kat=6bid=102PHPSESSID=3ba40125a0844f11d336dae 1ff284bd6. Diakses pada 28 September 2011.