Jika kerjasama berjalan dengan baik maka keamanan pun bisa tercipta. Tentu ini semua untuk mencapai sebuah keamanan bersama yang bisa dirasakan
masing-masing pihak. Jika melihat situasi di Thailand Selatan, tentu saja masing-masing negara
yang mengalami ketegangan hubungan diplomatik Malaysia-Thailand memerlukan adanya kerjasama dalam bidang keamanan. Bagi Thailand tentu
saja agar konflik yang terjadi cepat reda, sedangkan bagi Malaysia sendiri agar tidak terjadi lagi tuduhan yang membuat gerah pemerintahan negara
Jiran akibat konflik Thailand Selatan yang sedang bergejolak tersebut.
1.5.3. Kepentingan Nasional
Menurut Donald E. Nuchterlain dalam tulisannya yang berjudul The Concept of Nation Interst. Ia memaparkan mengenai kepentingan nasional,
yakni produk dari suatu proses politik melalui pemimpin dari suatu negara mengenai pentingnya hubungan peristiwa-peristiwa yang bersifat eksternal
terhadap kepentingan dalam negerinya.
33
Kepentingan nasional merupakan justifikasi terhadap tindakan suatu negara.
34
Selanjutnya, kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh suatu negara pada dasarnya dirumuskan dan diimplementasikan oleh pemerintah,
dengan memperhatikan kapabilitas yang dimiliki dan berdasarkan pada
FISIP-UI dengan S2 HI PAsca-Sarjana Ilmu Poitik FISIP-UI dan Yayasan Obor Indonesia 2001, Hlm. 49.
33
Donald E. Nuchterlein, The Concept of Nation Interst, A Time For News Aproaches. Orbis Jurnal of World Affairs, Vol. 23. Hlm. 75-76.
34
Theodore A. Coulumbis James H. Wolfe, Introduction to International Relations; Power and Justice, 4
th
ed. New Jersey: Prentice Hall, 1990. hlm. 96.
kepentingan-kepentingan negara lain, disesuaikan dengan kondisi keamanan regional dan internasional.
35
Dalam hal ini baik Malaysia maupun Thailand memiliki kepentingan nasional yang merupakan tujuan nasional dalam jangka pendek. Tentunya,
dapat berubah-ubah tergantung apa ditetapkan untuk dicapai dalam waktu dekat. Akan tetapi, kepentingan nasional pun harus mengacu pada tujuan
nasional jangka panjang. Tujuan kepentingan ini dapat berbagai macam. Lebih spesifik mengenai keamanan, baik itu lingkup regional mau pun
internasional. Melihat kejadian di negara tetangganya, timbullah keperihatinan di
pihak Malaysia. Tidak hanya itu, negara yang memiliki kedekatan geografis dengan Thailand itu pun sempat khawatir menyaksikan aksi gerakan separatis
yang terjadi. Bahkan yang parahnya lagi, gencarnya tuduhan Thailand terhadap Malaysia sempat membuat kedua negara itu mengalami ketegangan.
Oleh sebab itu, demi menjaga hubungan baik Malaysia memiliki kepentingan nasional yang harus diwujudkan dengan cara mengadakan hubungan
kerjasama dengan pihak yang mengalami konflik tersebut. Begitu pun juga dengan Thailand yang memiliki kepentingan untuk mengatasi pemberontakan
tersebut, tentu tidak bisa menjalankan sendiri tanpa adanya bantuan dari negara tetangga yang notabenenya memiliki kedekatan perbatasan.
1.5.4. Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri suatu negara merupakan serangkaian tindakan negara yang berkaitan dengan hubungan eksternal dalam sistem internasional.
35
Ibid, hlm. 104.
Kebijakan tersebut dibuat dengan melihat kapabilitas yang dimiliki negara dan memikirkan kemungkinan tanggapan negara lain atas kebijakan yang
dibuat karena memiliki maksud dan tujuan tertentu yang mengedepankan kepentingan nasional.
36
Holsti mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai gagasan-gagasan atau tindakan-tindakan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk
mengatasi suatu masalah atau mempromosikan beberapa perubahan dalam kebijakan-kebijakan, perilaku tindakan-tindakan terhadap negara lainnya,
kepada aktor non negara, dalam ekonomi internasional, atau dalam lingkungan fisik dunia.
37
Negara-negara memiliki maksud dan tujuan serta strategi-strategi tertentu untuk mencapai dan mempertahankan maksud dan
tujuan tersebut. Holsti mengindentifikasikan empat maksud yang sama dari semua negara modern, yakni, pertama, keamanan. Kedua, otonomi. Ketiga,
kesejahteraan. Keempat, status dan martabat.
38
Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi memberikan definisi yang berbeda dari politik luar negeri. Menurut mereka politik luar negeri merupakan
sejumlah keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh negara dalam hubungannya dengan aktor-aktor di luar negara tersebut, baik negara lain,
perusahaan-perusahaan mulitinasional dan aktor-aktor lain.
39
Adapun Kegley dan Wittkopf menyatakan bahwa penggambaran politik luar negeri dilakukan dengan menjelaskan tiga unsur yakni, unsur
36
Christoper Hill, The Changing Politics of Foreign Policy. New York: Palgrave MacMillan, 2003. Hlm. 3-5.
37
K.J. Holsti, International Politics: A Framework For Analysis, 6
th
ed. New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1992. Hlm. 82.
38
Ibid, hlm. 83.
39
Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relation Theory: Realism, Pluralism, Globalism and Beyond, Allyn and Bacon: London, 1999. Hlm. 478.
tujuan, unsur tindakan dan unsur nilai yang menyebabkan munculnya persepsi tentang tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.
40
Unsur tujuan merupakan kepentingan nasional negara bersangkutan. Unsur tindakan merupakan sejumlah pilihan-pilihan tindakan yang dimilliki oleh
suatu negara dalam rangka mempromosikan kepentingan nasionalnya. Sedangkan nilai merupakan kondisi yang menjadi latar belakang munculnya
tujuan yang ingin dicapai dalam politik luar negeri tersebut. Pertama-tama adalah unsur tujuan. Tujuan menurut Kegley dan
Wittkopf merupakan kepentingan nasional. Hal kurang lebih sama diutarakan oleh Paul R. Viotti dan Mark.
41
Kepentingan nasional didefinisikan sebagai suatu hal yang dianggap penting bagi negara lain. Kepentingan nasional
dalam bentuk yang paling minimum adalah keberlangsungan hidup negara state survival.
Adapun pengertian politik luar negeri adalah sekumpulan komitmen dan rencana bertindak mengacu pada strategi strategies, keputusan-
keputusan decisions, atau kebijaksanaan-kebijaksanaan policies, yang memuat tujuan-tujuan khusus specific goals dan saran-sarana means untuk
mencapainya dan dianggap sebagai tindakan yang memadai dalam menghadapi peluang dan hambatan dari lingkunngannya. Komitmen dan
rencana bertindak ini lebih mudah diamati dan diarahkan pada situasi yang berlangsung, negara, kawasan atau isu tertentu.
42
40
Charles Kegley dan Eugene R. Wittkopf, American Foreign Policy. St. Martin’s Press:
New York, 1996, Hlm.7.
41
Viotti-Kauppi, Hlm. 482.
42
Ibid. hlm. 108.