48
BAB IV DIPLOMASI THAILAND-MALAYSIA DALAM MENGATASI GERAKAN
SEPARATIS DI THAILAND SELATAN
Bagi negara Thailand, menyelesaikan gerakan separatis Thailand Selatan merupakan pekerjaan rumah yang menyita perhatian. Berbagai upaya coba ditempuh
untuk mengatasi gerakan separatis yang kembali memanas di tahun tahun 2004. Bagi Malaysia sendiri, gerakan separatis di Thailand Selatan membuat pemerintahan
Malaysia ini perihatin. Belum lagi terjadinya ketegangan dan saling kecam antara Malaysia dan Thailand.
Menurut pemimpin Thailand, Surajud, mengatakan bahwa kaum separatis Thailand Selatan merupakan bagian dari gerakan regional. Ia pun menyatakan bahwa, ―kami tahu
ancaman ini bukan ancaman lokal saja tapi sudah menjadi ancaman global. Jadi bisa tidaknya ancaman ini diatasi, tergantung pada kerjasama berbagai negara. Kalau kita
tidak bekerjasama, kita tidak bisa mengatasinya.‖
92
Mengenai kerjasama memang terletak pada pencapaian sasaran. Tujuan akhir yang kemudian dijabarkan ke dalam
sasaran-sasaran kerjasama yang ditentukan oleh persamaan kepentingan yang fundamental dari masing-masing pihak yang melakukan kerjasama.
93
Adapun sebagai bentuk upaya untuk mengakhiri gerakan separatis yakni dilakukan dengan saling kunjung antara kedua pemimpin berkuasa kedua negara tersebut. Adapun
92
Perdana Menteri Thailand Ingin Mempercepat Kerjasama Regional. http:www.asiacalling.orginarsip1133-thai-pm-calls-for-greater-regional-security-cooperation
diakses pada 09 Agustus 2011.
93
R. Soeprapto. Hubungan Internasioanl: Sistem, Interaksi, Dan Perilaku. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997. Hlm. 181.
rangkaian peristiwa sejak konflik kembali memanas hingga terjadinya berbagai kesepakatan atau kunjungan yang melibatkan Thailand-Malaysia, dapat penulis jabarkan
sebagai berikut:
1 Di tahun 2000-2004:
Gerakan separatis di Thailand Selatan sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2004 terus terjadi, tercatat lebih dari 1843 insiden terjadi.
94
Sedangkan hubungan antara Thailand-Malaysia pada tahun tersebut dapat dikatakan masih berjalan baik dan lancar.
Hal ini ditandai dengan tidak adanya benturan atau kecaman dari kedua belah pihak.
2 Di tahun 2004:
Pada tanggal 4 Januari 2004 merupakan puncak konflik yang dilakukan oleh gerakan separatis. Hal ini ditandai dengan dicetuskannya kebangkitan Muslim-Melayu.
95
Konflik terus terjadi tanpa dapat diatasi, akibat dari adanya kejadian ini berbagai dampak negatif dialami negara Thailand, misalnya jatuhnya korban jiwa, kerugian harta
benda, menimbulkan instabilitas dan lain sebagainya. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bab II.
3 Di tahun 2005:
Terjadi gelombang arus pengungsi besar-besaran penduduk Thailand ke Malaysia Utara akibat diberlakukannya status darurat militer oleh pemerintah Thailand
pada Agustus tahun 2005 yang kemudian diperpanjang hingga bulan Oktober tahun
94
Srisompob Jitpiromsri with Panyasak Sobhonvasu, Unpacking Thailand’s Southern Conflick; The Poverty of Structural Explanations, Routledge: Critical Asian Studies 38:1 Tahun 2006. Hlm. 102.
95
Jhon Funston, Thailand’s Southern Fires: The Malaysian Factor. Research of Pacific and Asian Studies RSPAS. Canberra: Australian National University. Hlm. 55.