45
menyatakandiri sebagai
bagian? Apakah
AS ingin
mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kepentingan umat manusia ataukah mengidentifikasi dirinya sendiri
sebagai bagaian dari kelompok yang lain. Identifikasi ini akan menentukan bagaimana wacana yang ingin ditampilkan
kepada warga dunia sebagai doktrin internasional.Seorang orator mungkin saja mengambil posisi superior dan
memerintahkan atau bahkan mengancam audiens untuk bersepakat dengan ide yang ditawarkan. Akan tetapi, di lain
pihak, orator pun mungkin saja malah memposisikan dirinya sebagai pihak yang inferior dan memohon-mohon kepada
audiens untuk bersepakat dengan ide yang ditawarkannya tersebut.
103
Identitias penutur sebagai pembawa teks, dalam analisis wacana kritis Fairclough menjadi bagian yang
penting yang juga diperhatikan. Pembahasan teks dalam penelitian ini tidak akan terlepas dari menganalisis posisi
Obama sebagai representasi negara AS dalam menuturkan kebijakan luar negrinya di rapat umum PBB tersebut.
1.13.2.2 Discourse Practice
Analisis discourse practice memusatkan perhatian pada bagaimana produksi dan konsumsi teks. Telah dijelaskan di atas
bahwa teks dibentuk lewat suatu praktik wacana, yang menentukan bagaimana teks tersebut diproduksi. Dalam hal tersebut, yakni
produksi teks dipihak media dan konsumsi teks dipihak khalayak.
104
Discourse practice dimaksudkan pada bagaimana pilihan- pilihan kata dan kalimat yang digunakan dalam pidatoserta
berbagai pernyataan para ahli atau kalangan akademis melalui
103
Ibid
104
Norman Fairclough. Op. Cit. Hal 145.
46
jurnal atau buku atau laporan riset maupun pemberitaan media terkait respon atas pidato Presiden Obama tersebut konsumsi
teks.Penggunaan kata-kata dan kalimat dalam produksi dan konsumsi teks tersebut akan diteliti kandungan teks yang memiliki
makna-makna tertentu.
105
Akan tetapi dimensi kedua ini, discourse practice tidak dilakukan dalam penelitian ini sehingga dalam
penelitian ini hanya menggunakan dua dimensi analisis saja yaitu teks dan sociocultural practice.
1.13.2.3 Sociocultural Practice
Analisis sociocultural practice didasarkan pada asumsi bahwa konteks sosial dan budaya yang ada di luar media dalam
hal ini berupa naskah pidato yang diteliti memengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam teks pidato. Sociocultural practice ini
memang tidak memiliki hubungan langsung dengan teks, tetapi iadapat menentukan bagaimana teks diproduksi dan dipahami.
Menurut Fairclough,sociocultural practice menentukan teks secara tidak langsung, tetapi dimediasi oleh discourse practice.
Mediasi meliputi dua hal. Pertama, bagaimana teks diproduksi dan kedua bagaimana warga internasional akan
mengkonsumsi dan menerima teks tersebut. Fairclough membuat tiga level analisis pada sociocultural practice: level situasional,
institusional serta sosial. Pembahasan praktik sosiokultual meliputi tiga tingkatan;
tingkat situasional, instittusional dan sosial. Tingkat situasional berkaitan dengan poduksi dan konteks situasi. Sementara itu
tingkat institusional bekaitan dengan pengaruh institusi secara internal maupun ekstenal. Kemudian tingkat sosial berkaitan
dengan situasi yang lebih makro yakni sistem politik, sistem ekonomi dan sistem budaya masyarakat secara keseluruhan.
105
Ibid
47
1.13.2.3.1. Situasional
Aspek situasional adalah hal yang diperhatikan dari konteks sosial. Aspek situasional ini berhubungan dengan
bagaimana ketika teks itu diproduksi. Jika wacana dianggap sebagai sebuah tindakan, maka tindakan tersebut
sebenarnya adalah upaya dalam merespons situasi atau konteks sosial tertentu.
106
Setiap teks yang muncul pada umumnya lahir pada sebuah kondisi yang lebih mengacu kepada waktu atau
suasana khas dan unik. Atau dengan kata lain pula dalam suatu konteks. Aspek situasional lebih menekankan pada
konteks yang terjadi saat wacana dimuat.
1.13.2.3.2. Institusional
Level institusional melihat bagaimana pengaruh institusi atau lembaga dalam praktik produksi wacana.
Institusi ini bisa berasal dari dalam diri penutur sendiri, dapat pula dari kekuatan-kekuatan eksternal di luar
substansi wacana pidato yang menentukan proses produksi pesan-pesan dalam pidato. Lebih lanjut, terkait penelitian
ini, faktor institusi atau lembaga yang penting adalah institusi yang berhubungan dengan nationalinterestAmerika
Serikat. Faktor institusilain yang berpengaruh adalah
institusi politik. Institusi atau lembaga politik sedang mempengaruhi kehidupan dan kebijakan yangsedang
berlangsung ketika substansi pidato tersebut mengemuka ke publik. Institusi yang dimaksud dapat berupa kekuatan
institusional aparat dan pemerintah, bisa juga institusi lain
106
Abul Muamar. 2013. Pemberitaan Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho – Tengku
Erry Nuradi Ganteng Dalam Hasil Hitung Cepat Pemilukada Sumatera Utara 2013 Pada Harian Analisa Dalam Persepektif Analisis Wacana Kritis. Skripsi. Universitas Sumatra.
Utara. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Hal 21.
48
yang pada intinya ia mampu mempengaruhi isi sebuah teks.
107
Dalam konteks pidato ini institusi yang dimaksud bisa merupakan institusi seperti institusi politik dalam
pemerintah AS seperti kongres yang mempengaruhi substansi pidato Obama di Sidang Umum PBB. Pidato ini
kemudian digunakan oleh kekuatan-kekuatan politik sebagai faktor pembentuk doktrin intervensi kemanusiaan.
1.13.2.3.3. Sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap wacana atau
discourse yang
muncul. Fairclough
bahkan menegaskan bahwa wacana yang muncul ditentukan oleh
perubahan yang ada di masyarakat. Dalam level sosial, budaya
masyarakat, misalnya,
ikut menentukan
perkembangan dari wacana.
108
Dalam konteks penelitian ini, substansi pidato Presiden Obama dapat dipahami
berdasar faktor-faktor sosial yang menyertai pidato ketika dinyatakan.
Aspek sosial ini melihat pada aspek mikro seperti ekonomi, sistem politik dan budaya secara keseluruhan.
Dengan demikian melalui analisis wacana model sosiokultural ini kita dapat mengetahui inti dari sebuah
pidato dengan cara membongkar terlebih dahulu teks hingga mendalam. Pada akhirnya kita akan mengetahui
bahwa tenyata teks pun mengandung ideologi tertentu yang diselipkan oleh penulisnya sehingga masyarakat atau
audiens dapat mengikuti alur keinginan penulis tersebut. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa ketika melakukan
analisis menggunakan model inipeneliti harus berhati-
107
Ibid
108
Ibid
49
hatijangan sampai menimbulkan kesalahan sehingga menimbulkan fitnah sebab tidak berdasar sumber yang
jelas. Oleh karena itu kroscek berdasar data-data sekunder mutlak dilakukan. Begitu pun yang diterapkan pada
penelitian ini yang menggunakan data-data sekunde dari berbagai buku, jurnal dan hasil analisis pakar ilmu sosial
untuk memastikan keabsahan hasil analisis dan argumen.
1.14. KerangkaAnalisis Penelitian