57
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa hal yang menjadi gambaran umum objek penelitian. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah
Pidato Obama di Sidang Umum PBB tanggal 24 September 2013. Oleh sebab itu penulis perlu memberikan gambaran struktur umum objek penelitian ini terlebih
dahulu. Teks pidato ini secara resmi dikeluarkan oleh Kantor Gedung Putih di
Washington dan dapat diunduh mealui website kantor Gedung Putih di http:www.whitehouse.gov
. Proses analisis akan dilakukan terhadap teks pidato tersebut dengan menggunakan teori Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough.
Di bawah ini pembagian tahap dan dimensi analisis menurut Norman Fairclough:
Gambar6. Dimensi Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Sumber: diolah dari data dalam skripsi ini.
Di bawah ini penulis akan memberi gambaran mengenai struktur umum Pidato Obama di Sidang Umum PBB berdasarkan Analisis Wacana Kritis Norman
Fairclough.
2.1 Struktur Umum Pidato Obama di Sidang Umum PBB Tahun 2013
Untuk menyusun struktur umum pidato Obama di sidang Umum PBB, terlebih dahulu mengklasifikasi data teks berdasar paragraf.Hal ini dinamakan
pengkodean. Pengkodean ini akan memudahkan peneliti menganalisis di tingkat kalimat. Pengkodean dalam analisis teks dilakukan dengan, pertama memilah
58
naskah ke dalam beberapa bagian, yaitu pembuka, isi dan penutup. Masing- masing bagian tersebut dipilah lagi ke dalam bagian yang lebih kecil yang disebut
segmen. Kedua, menomori keseluruhan paragraf. Setelah itu menghitung keseluruhan pargraf yang telah diberi nomor untuk mengetahui jumlah paragraf
tiap segmennya. Teks pidato Obama yang menjadi data primer dalam penelitian ini terdiri dari 62 paragraf, 224 kalimat dan 3720 kata.
Teks lebih dulu dibagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pembuka terdiri dari 12 paragraf. Pada bagian isi,
sebanyak 45 paragraf yang akan dinalisisi sebanyak 40 paragraf. Bagian isi ini dipilah lagi berdasar dua isu utama yang disampaikan secara eksplisit, yaitu isu
humanitarian intervention dan demokrasi. Segmen Humanitarian Intervention ini masih dibali lagi ke dalam sub-segmen isu intervensi kemanusiaan ke Syria, dan
Palestina – Israel. Bagian terakhir, yaitu penutup, dalam pidato ini sebanyak 5
paragraf yang akan dianalisis hanya sebanyak 2 paragraf. Tabel 3. Struktur Umum Pidato Obama di Sidang Umum PBB 2013
Jumlah Paragraf Bagian Segmen
Sub-segmen 12
Pembuka -
45 Isi
Humanitarian Intervention Humanitarian
Intervention ke Syria Konflik Israel Pelstina
Demokratisasi -
5 Penutup
- -
Sumber: diolah dari data pada penelitian atau skripsi ini Analisis teks pada data ini mencakup keseluruhan paragraf. Penulis akan
menganalisis lebih lanjut mengenai bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup yang diwacanakan dalam teks ini. Analisis akan dilakukan secara
komprehensif agar data tidak terkesan terpisah-pisah. Tahap pertama adalah analisis tekstual. Pada tahap ini enulis akan menganalisis pilihan kata, tata
kalimat, koherensi, dan kohesi. Tahap kedua yaitu analisis sosiokultural. Konteks pidato untuk menyingkap ideologi yang terkandung di dalamnya akan dilihat pada
tahap analisis sosiokultural ini. Tahap analisis ini juga untuk melihat bagaimana
59
ideologi yang ada tersebut dipertahankan bergantung dengan kondisi sosial yang melatarbelakangi teks tersebut.
Pada tahap analisis teks, penulis akan menganalisis pilihan-pilihan kata dan frase yang digunakan oleh penutur dan atau penyusun teks pidato. Analisis
kata dan frase akan dilakukan secara bersamaan sebab keduanya memiliki keterikatan secara sintaksis
1
dan semantis
2
. Pilihan kata dan frase tersebut tentunya akan memengaruhi penerimaan audiens terhadap informasi yang telah
disusun sedemikian rupa. Bisa jadi pilihan kata tersebut menciptakan relasi kuasa, representasi baik atau buruk, atau juga malah bersifat netral.
Dalam analisis teks, selain melakukan pemilahan dan penomoran paragraf, peneliti juga melakukan penandaan dalam kalimat dengan menggunakan bold dan
underlying. Hal ini dilakukan untuk memberi dan menunjukkan adanya relasi kuasa, representasi, dan identitas yang ditonjolkan penuttur yakni Presiden
Obama. Kata, frase atau kalimat yang ditebalkan maupun yang digaris bawah merupakan kata atau frase atau kalimat yang memberikan indikasi atau makna
tertentu berkaitan dengan tema pidato ini. Kata, frase atau kalimat yang ditebalkan dan digarisbawah berarti mengandung tanda atau petunjuk adanya hal-hal yang
berkaitan dengan konsep hegemoni melalui intervensi kemanusiaan. Hal ini termasuk dalam pengkodean dalam penelitian analisis wacana kritis. Hal ini juga
sangat penting dilakukan agar peneliti secara runtut dan sistematis dapat menunjukkan proses analisis yang ada.
Studi ini fokus untuk menganalisis mengenai konsep wacana intervensi kemanusiaan di Timur Tengah di dalam pidato Presiden Obama tersebut. Oleh
karena itu, pada bagian ini setelah membahas struktur umum pidato penulis akan
1
Sintaksis berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Sintaksis
merupakan cabang tata bahasa yang membicarakan struktur kalimat. Lihat Henry Guntur Tarigan. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
2
Semantik berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunai Semanitkos, yang berarti tanda. Istilah tersebut digunakan oleh para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu
bahasa yang mempelajari makna. Semantik dalam linguistik adalah studi tentang makna yang digunakan nuntuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Semantik
mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan
dengan objek
dalam pengalaman
dunia manusia.
Lihat http:id.wikipedia.orgwikiSemantik
. Diakses 30 Mei 2015.
60
membahas mengenai intervensi kemanusiaan di Timur Tengah. Agar pembahasan mengenai intervensi kemanusiaan di Timur Tengah ini menjadi lebih jelas maka
peneliti akan membaginya dalam empat sub bab. Pertama, persepsi intervensi emanusiaan ke Timur Tengah oleh Amerika Serikat. Kedua, intervensi
kemanusiaan dan peran PBB. Hal ini dituliskan untuk dapat memahami bagaimana isu moral intervensi Timur Tengah di sub bab selanjutnya. Ketiga, isu
moral dalam intervensi kemanusiaan di Timur Tengah, berikut beberapa contoh negara-negara yang mengalami intervensi. Sebelumnya perlu diketahui bahwa
peneliti melaukan underline dan bold pada beberapa kata dan frase serta kalimat pada kutipan langsung dalam pembahasan ini. Hal ini bertujuan untuk untuk
menunjukkan penekanan dari kalimat yang dimaksud memiliki tanda-tanda, indikasi-indikasi, atau signifikansi tertentu terhadap makna tersembunyi dalam
teks yang coba diungkapkan oleh peneliti dalam penelitian ini.
2.2 Persepsi Intervensi Kemanusiaan ke Timur Tengah oleh Amerika