Berdasarkan data-data diatas yang diolah dari jawaban kuesioner, terlihat bahwa rata-rata pedagang melakukan perubahan sistem perdagangan mereka
dalam tingkat yang sedikit kearah lebih baik dari nilai netral. Kecuali pada variabel VAR01 yang memiliki nilai rata 2,905 sedikit di bawah nilai 3. Catatan
pada tabel kolom N adalah tentang jumlah data yang ditemukan pada setiap variabel sebesar 77 buah. Artinya semua responden mengisi data pada isian
kuesioner.
IV. 2. 3 Analisis Bivariat Korelasi Pearson
Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain.
Variabel-variabel dikaitkan fokus pada variabel VAR11 yaitu variabel dependent yang sudah digabungkan sebagai faktor. Pada tabel berikut dipaparkan informasi-
informasi nilai korelasi Pearson dari semua variabel independent terhadap variabel dependent. Penghitungan korelasi menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment dengan bantuan SPSS versi 17.0. Berikut adalah kelas interval nilai r untuk korelasi:
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.10 Interval Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono 2012
Berikut ini adalah hasil pengolahan data uji korelasi product moment dengan bantuan SPSS versi 17.0 untuk mengetahui kuat rendahnya korelasi antar
variabel yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.11
Correlations VAR
11 VAR
01 VA
R02 VA
R03 VA
R04 VA
R05 VA
R06 VA
R07 VA
R08 VA
R09 VA
R10
Pearso n
Correla tion
VAR 11
1.00 .882 .105 .951 .361 .336 .319 .397 .356 .324 .477
VAR 01
.882 1.00
.089 .853 .396 .382 .373 .418 .448 .282 .532 VAR
02 .105 .089
1.00 .060 .246 .132 .037 .187 .061 .191 .124
VAR 03
.951 .853 .060 1.00
.322 .302 .260 .323 .311 .270 .455 VAR
04 .361 .396 .246 .322
1.00 .618 .507 .338 .436 .304 .209
VAR 05
.336 .382 .132 .302 .618 1.00
.750 .338 .597 .302 .226 VAR
06 .319 .373 .037 .260 .507 .750
1.00 .308 .744 .300 .268
VAR 07
.397 .418 .187 .323 .338 .338 .308 1.00
.267 .647 .514 VAR
08 .356 .448 .061 .311 .436 .597 .744 .267
1.00 .256 .269
VAR 09
.324 .282 .191 .270 .304 .302 .300 .647 .256 1.00
.457
VAR 10
.477 .532 .124 .455 .209 .226 .268 .514 .269 .457 1.00
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS versi 17.0, 2013
Cukup dengan membaca baris pertama dengan kode kolom VAR11, dapat dibaca nilai-nilai korelasi bivariat diantara nilai variabel dependent VAR11 yaitu
nilai prestasi kunjungan dan penjualan dari seluruh pasar tradisional dengan variabel independent yang terbagi dalam 10 variabel. Tabel yang disajikan SPSS
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya komplit menggambarkan semua nilai korelasi diantara sesama semua variabel.
Pada penelitian ini informasi yang diperlukan sesungguhnya cukup tentang nilai-nilai yang tertera dibaris VAR11 tersebut. Keterangan pembacaan sebagai
berikut :
Tabel IV.12 Correlations
VAR 11
VAR 01
VAR 02
VAR 03
VAR 04
VAR 05
VAR 06
VAR 07
VAR 08
VAR 09
VAR 10
VAR 11
1.00 .882
.105 .951
.361 .336
.319 .397
.356 .324
.477
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS versi 17.0, 2013
Nilai korelasi adalah nilai hubungan timbal balik di antara sesama 2 variabel yang dibaca. Nilai-nilai tersebut sebagai berikut :
1.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR11 Nilai pencapaian Pedagang Tradisional adalah korelasi terhadap variabel itu sendiri. Nilainya adalah
1.
2.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR01 Faktor placementpenempatan lokasi tempat berdagang = 0,882. Nilai sebesar ini dapat digolongkan
sebagai “sangat kuat” yaitu pada interval 5 berjarak 20 persen pada rentang 0 sd 100 .
3.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR02 Faktor produk yang dijual pedagang = 0,105. Nilai sekecil itu dapat disebut sangat lemah yaitu pada
interval 1 dari kemungkinan 5 pada rentang 0 sd 100 yang sama.
Universitas Sumatera Utara
4.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR03 Faktor strategi harga yang dilakukan pedagang = 0,951 hampir sempurna. Nilai setinggi itu dapat
disebut “sangat kuat” yaitu mendekati nilai 1, di interval 5 pada rentang 0 sd 100 .
5.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR04 Faktor promosi yang dijual pedagang = 0,361. Nilai tersebut kecil, dapat disebut “lemah” yaitu pada
interval 2 dari kemungkinan 5.
6.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR05 Faktor riset dan pengembangan oleh pedagang = 0,336. Nilai tersebut juga kecil, dapat disebut “lemah”
yaitu pada interval 2 dari kemungkinan 5.
7.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR06 Faktor informasi tentang penjualan oleh pedagang = 0,319. Nilai tersebut kecil, disebut “lemah”
yaitu pada interval 2 dari kemungkinan 5.
8.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR07 Faktor kenyaman lingkungan tempat berjualan pedagang tradsional = 0,397. Nilai tersebut kecil, dapat
disebut “lemah” yaitu pada interval 2 dari kemungkinan 5.
9.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR08 Faktor jaringan kerja sama franchising antara sesama pedagang = 0,356. Nilai tersebut kecil
mendekati interval 3, Nilai disebut “lemah” karena masih berada interval 2 dari kemungkinan 5.
10.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR09 Faktor sekuritas keamanan di lingkungan pasar tempat pedagang berjualan = 0,324. Nilai tersebut kecil
disebut “lemah” karena berada di interval 2 dari kemungkinan 5.
Universitas Sumatera Utara
11.
Korelasi antara VAR11 dengan VAR10 Faktor legalitas para pedagang di lingkungan pasar tempat pedagang berjualan = 0,477. Nilai tersebut
menunjukkan tingkat hubungan pada interval sedang, berada di interval 3 dari kemungkinan 5.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson pada tabel di atas, ditemukan ada 2 variabel independent yaitu Faktor Placement VAR01 dan variabel Faktor Price
VAR03 yang nilai korelasi terhadap variabel VAR11 faktor pencapaian pedagang dalam hal kunjungan dan penjualan berada di interval 5 0,80-1,00
yang artinya tingkat hubungan sangat kuat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif yang kuat antara hubungan placement tata
letak dan price harga terhadap volume penjualan pedagang di Pasar Tradisional “Pajak Sore” Padang Bulan Medan.
IV. 2. 4 Analisis Regresi Berganda