Analisis Bivariat Analisis Multivariat

1 = Tidak mengikuti, jika responden memperoleh jawaban skor 50 dari total skor skor 5-13 Skala : Ordinal c. Akses saranaprasarana pelayanan kesehatan, pengukuran akses pelayanan kesehatan dikategorikan menjadi 2 berdasarkan terjangkau dan tidak terjangkau dari 3 pertanyaan yang diajukan menggunakan skala Guttman dengan skor sebagai berikut: 0 = Tidak terjangkau, jika pasien memperoleh jawaban 50 dari total skor skor 0-1 1 = Terjangkau, jika pasien memperoleh jawaban ≥50 dari total skor skor 2-3 Skala : Ordinal 3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang menjelaskan setiap variabel penelitian dengan penyajian dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun variabel independen yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, IMT, aktivitas fisik, tekanan darah, pola makan, merokok, riwayat penyakit kardiovaskuler, faktor budaya dan akses kepelayanan kesehatan. Variabel dependen, yaitu kejadian Diabetes Mellitus Tipe II.

3.8.2. Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-square pada tingkat derajat kepercayaan Universitas Sumatera Utara 95, yaitu α = 0,05 dengan ketentuan bila nilai p 0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Selain itu digunakan juga perhitungan odds ratio OR yang digunakan untuk mengestimasi tingkat risiko antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil interpretasi nilai OR adalah: a. Bila OR = 1, artinya variabel independen bukan faktor risiko. b. Bila OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor risiko. c. Bila OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor protektif Sastroasmoro, 2011.

3.8.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat untuk melihat pengaruh antara variabel kasus Diabetes Melitus Tipe II dengan seluruh variabel yang diteliti, yaitu seluruh variabel independen sehingga diketahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap kasus DM Tipe II dengan menggunakan uji regresi logistik. Adapun tahapan proses analisis multivariat sebagai berikut: a. Memasukkan variabel kandidat dalam proses analisis multivariat regresi logistik dengan cara memilih variabel independen yang memiliki nilai p 0,25. b. Melakukan analisis semua variabel independen yang masuk dalam pemodelan dengan cara mengeluarkan variabel independen yang memiliki nilai p terbesar sehingga didapatkan model awal dengan variabel faktor penentu yang memiliki nilai p 0,05. Universitas Sumatera Utara c. Hasil uji multivariat yang mempunyai nilai p 0,05 merupakan model akhir dari penentu faktor risiko yang berhubungan dengan kasus DM di Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti. Model yang diasumsikan dari regresi logistik dengan menggunakan rumus: Log p1- p = α + β 1 X1 + β 2 X2 + .... + β i X Untuk probabilitas kejadian suatu penyakit dapat ditulis sebagai berikut: i .... 2 2 1 1 1 1 n X n X X e P + + + + − + = β β β α Dimana: α β = Koefisisen regresi = Konstanta X 1,2…n e = Bilangan natural 2,71828 = Variabel independen Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Banda Sakti merupakan salah satu dari 6 puskesmas di bawah Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe merupakan Puskesmas induk kecamatan yang terletak Desa Hagu Barat Laut Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe yang berdiri tahun 2010, Puskesmas ini melayani 12 desa dari 18 desa dengan jumlah penduduk layanan pada tahun 2013 sebanyak 61.776 jiwa dan sisanya 27.439 jiwa dilayani oleh Puskesmas Mon Geudong dalam kecamatan yang sama. Kota Lhokseumawe sebagaimana daerah Aceh lainnya terkenal dengan beberapa makanan dan minuman yang khas diantaranya Mei Aceh, kuah pliek u, kuah kari timphan, srikaya, kue haluwa, kue wajid, kue meusukat, kue karah, kue boi, yang semua manis karena dibuat dengan menggunakan santan kelapa kental dan gula yang banyak. Makan-makanan ini sangat terkenal di Aceh sehingga makanan ini wajib dihidangkan pada perayaan hari besar. Setiap rumah penduduk, dari yang kaya hingga miskin, dari masyarakat kota hingga desa, pasti menghidangkan makanan ini. Kulinernya yang sangat kental dengan khas Timur Tengah dan India, karena bumbunya yang kaya akan rempah-rempah. Minuman kopi dan air ijuk manis juga menjadi minuman yang paling sering dikonsumsi sebagian besar penduduk kota Lhokseumawe berikut kebiasaan menikmatinya diwarung sambil bersosialisasi dengan kawan atau rekan rekannya. 64 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

3 81 109

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 2

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 11

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 1 37

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 5

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 39

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jumlah Anak - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 9