BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Riwayat Keluarga Diabetes Melitus terhadap Kasus Diabetes Melitus Tipe II
Hasil penelitian secara multivariat diperoleh bahwa riwayat keluarga DM berpengaruh terhadap kasus DM Tipe II dengan OR=9,988 95CI 1,546-64,505.
Dalam penelitian ini, orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM lebih berisiko daripada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita DM. Risiko
seorang anak mendapat DM Tipe II adalah 15 bila salah seorang orang tuanya menderita DM dan kemungkinan 75 bila kedua orang tuanya menderita DM. Pada
umumnya bila seorang menderita DM maka saudara kandungnya mempunyai risiko DM sebanyak 10. Depkes RI, 2008. Bila ada ada anggota keluarga yang terkena
DM maka anda berisiko menjadi Penderita DM Tandra, 2014. Sejalan dengan penelitian Wicaksono 2011 di Poliklinik Penyakit Dalam
Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang bahwa faktor risiko mempunyai riwayat keluarga menderita DM mempengaruhi kasus DM Tipe II. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian Trisnawati dan Setyorogo 2013 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012 bahwa ada hubungan yang signifikan OR 4,19; 95CI
1,25-14,08 antara riwayat keluarga DM dengan kejadian DM Tipe II, dimana riwayat keluarga DM responden sebesar 75,9.
DM Tipe II merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik yang akan mempercepat fenotipe diabetes, riwayat penyakit untuk timbulnya DM
79
Universitas Sumatera Utara
Tipe II terjadi interaksi antara predisposisi genetik dan lingkungan, pada penelitian yang dilakukan oleh The Framingham offspring of Tipe II diabetes mendapatkan
risiko DM Tipe II yaitu 3,5 kali lebih tinggi pada keturunan salah satu orang tua diabetes, dan 6 kali lebih tinggi pada keturunan yang keduanya orang tua tersebut
menderita diabetes. DM Tipe II berasal dari interaksi genetik dan berbagai faktor mental. Penyakit
ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Penelitian di Jepang yang melibatkan 359 penderita DM Tipe II dari 159 keluarga, mendukung bahwa
penyakit ini berhubungan dengan kromosom 3q, 15q, dan 20q, serta mengidentifikasi 2 loci potensial, yaitu 7p dan 11p yang mungkin merupakan risiko genetik bagi DM
Tipe II pada masyarakat Jepang. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa adanya pengaruh riwayat
keluarga DM terhadap kejadian DM Tipe II dikarenakan responden yang memiliki riwayat keluarga menderita DM lebih banyak pada kelompok kasus sebesar 55,9,
dibanding pada kelompok kontrol. Responden yang memiliki riwayat keluarga DM harus waspada. Pendugaan faktor risiko riwayat keluarga dengan DM diperoleh
probabilitas untuk terjadinya DM. Salah satu kelompok yang berisiko tinggi menderita DM jika mempunyai keturunan baik dari orang tuanya, kakeknya, maupun
saudara-saudaranya yang menderita DM. Faktor risiko keluarga lain adalah mereka yang melahirkan anak di atas 4 kg gestasional DM.
Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30 dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dari ibu. Jika saudara kandung menderita DM maka risiko untuk menderita DM adalah 10 dan 90 jika yang menderita adalah saudara kembar identik Diabetes
UK, 2010. Bagi masyarakat yang memiliki riwayat keluarga yang menderita DM, diharapkan secara rutin memeriksakan kadar gula darahnya dan melakukan pola
perilaku hidup sehat karena memiliki risiko menjadi penderita DM termasuk melakukan aktivitas fisik sekurang kurangnya 30 menit setiap hari atau 3-4 kali
seminggu yang waktunya disesuaikan dengan kesibukan pekerjaan sehari-hari. Keluarga sebagai salah satu lingkungan sosial terdekat dengan penderita DM
merupakan satu faktor yang potensial untuk mempengaruhi dan membentuk motivasi yang sehat bagi penderita DM dalam menjalankan penatalaksanaan DM untuk
pengendalian kadar gula darah penderita, sehingga faktor sikap, perilaku dan partisipasi keluarga penderita DM merupakan faktor penting untuk menentukan
keberhasilan penatalaksanaan DM.
5.2. Pengaruh Indeks Massa Tubuh terhadap Kasus Diabetes Melitus Tipe II