Hubungan Tekanan Darah dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II

4.4.6. Hubungan Tekanan Darah dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II

Pada Tabel 4.8 hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 2,046 dengan CI 95=0,777-5,386 dan nilai p=0,145. Dapat disimpulkan bahwa penderita DM Tipe II sebesar 2,046 kali kemungkinan memiliki tekanan darah berisiko dibandingkan dengan yang bukan penderita DM dan secara statistik tidak bermakna p=0,145. Selanjutnya variabel tekanan darah tidak dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena tidak bermakna p0,25. Tabel 4.8. Hubungan Tekanan Darah dengan Kasus DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Lhokseumawe Tekanan Darah Kelompok p OR 95 Cl χ 2 Kasus Kontrol n n Berisiko 19 55,9 13 38,2 0,145 2,046 0,777-5,386 2,125 Tidak berisiko 15 44,1 21 61,8 Jumlah 34 100,0 34 100,0 4.4.7. Hubungan Pola Makan dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II Pada Tabel 4.9 hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 9,257 dengan CI 95=3,046-28,130 dan nilai p=0,0001. Dapat disimpulkan bahwa penderita DM Tipe II sebesar 9,257 kali kemungkinan memiliki pola makan tidak seimbang dibandingkan dengan yang bukan penderita DM dan secara statistik bermakna p=0,0001. Selanjutnya variabel pola makan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena bermakna p0,25. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Hubungan Pola Makan dengan Kasus DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Lhokseumawe Pola Makan Kelompok p OR 95 Cl χ 2 Kasus Kontrol n n Tidak seimbang 27 79,4 10 29,4 0,0001 9,257 3,046-28,130 17,133 Seimbang 7 20,6 24 70,6 Jumlah 34 100,0 34 100,0 4.4.8. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II Pada Tabel 4.10 hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 2,778 dengan CI 95=1,006-7,673 dan nilai p=0,046. Dapat disimpulkan bahwa penderita DM Tipe II sebesar 2,778 kali kemungkinan merokok dibandingkan dengan yang bukan penderita DM dan secara statistik tidak bermakna p=0,046. Selanjutnya variabel kebiasaan merokok dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena bermakna p0,25. Tabel 4.10. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kasus DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Lhokseumawe Kebiasaan Merokok Kelompok p OR 95 Cl χ 2 Kasus Kontrol n n Merokok 17 50,0 9 26,5 0,046 2,778 1,006-7,673 3,985 Tidak merokok 17 50,0 25 73,5 Jumlah 34 100,0 34 100,0 4.4.9. Hubungan Riwayat Peyakit Kardiovaskular dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II Pada Tabel 4.11 hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 0,560 dengan CI 95=0,163-1,929 dan nilai p=0,355. Dapat disimpulkan bahwa penderita DM Tipe II sebesar 0,560 kali kemungkinan memiliki riwayat penyakit Universitas Sumatera Utara kardiovaskular dibandingkan dengan yang bukan penderita DM dan secara statistik tidak bermakna p=0,355. Selanjutnya variabel riwayat penyakit kardiovaskular tidak dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena tidak bermakna p0,25. Tabel 4.11. Hubungan Riwayat Penyakit Kardiovaskular dengan Kasus DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Lhokseumawe Riwayat Penyakit kardiovaskular Kelompok p OR 95 Cl χ 2 Kasus Kontrol n n Ya 5 14,7 8 23,5 0,355 0,560 0,163-1,929 0,856 Tidak 29 85,3 26 76,5 Jumlah 34 100,0 34 100,0 4.4.10. Hubungan Faktor Budaya dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II Pada Tabel 4.12 hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 1,000 dengan CI 95=0,386-2,592 dan nilai p=1,000. Dapat disimpulkan bahwa penderita DM Tipe II sebesar 1,000 kali kemungkinan mengikuti faktor budaya dibandingkan dengan yang bukan penderita DM dan secara statistik tidak bermakna p=1,000. Selanjutnya variabel faktor budaya tidak dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena tidak bermakna p0,25. Tabel 4.12. Hubungan Faktor Budaya dengan Kasus DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Lhokseumawe Budaya Kelompok p OR 95 Cl χ 2 Kasus Kontrol n n Mengikuti 18 52,9 18 52,9 1,000 1,000 0,386-2,592 0,0001 Tidak mengikuti 16 47,1 16 47,1 Jumlah 34 100,0 34 100,0 Universitas Sumatera Utara

4.4.11. Hubungan Akses Sarana dan Prasarana dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe II

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

3 81 109

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 2

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 11

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 1 37

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 5

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 39

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jumlah Anak - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 9