2.  Meningkatkan efisiensi proses kerja 3.  Meningkatkan produktivitas
4.  Mengurangi persaingan antar karyawan 5.  Meningkatkan mutu barang atau jasa yang dihasilkan
6.  Menurunkan harga 7.  Meningkatkan kepuasan konsumen
8.  Meningkatkan keuntungan perusahaan.
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian    Nurlaela   2006,   mengenai   Analisis   Faktor-Faktor   Yang Mempengaruhi  Penerapan  Manajemen  Mutu  Terpadu  pada  Pasar  Ikan  Higienis
PIH,  Pejompongan  menyebutkan  bahwa  hasil  perhitungan  tentang  faktor-faktor permasalahan   yang   berkaitan   dengan   penerapan   MMT   berdasarkan   metode
Analisis  Hirarki  Proses  AHP  diperoleh  hasil  sebagai  berikut:  masalah  mutu 0,59,  biaya  0,29,  dan  waktu  0,12.  Bahan  baku  merupakan  prioritas  utama
dalam  subfaktor  masalah  mutu  dengan  bobot  0,44,  biaya  penanganan  menempati urutan  pertama  dalam  subfaktor  masalah  biaya,  dengan  bobot  0,14.  Sedangkan
subfaktor  masalah  waktu  merupakan  prioritas  utama  adalah  waktu  pengadaan 0,06,  faktor  masalah  dalam  subfaktor  masalah  diatas  dapat  terjadi  disebabkan
oleh   faktor   sarana   0,52,   sistem   0,28,   dan   keuangan   0,19.   Pelaku   yang mempunyai pengaruh penting agar penerapan MMT di PIH Pejompongan berjalan
maksimal adalah pimpinan 0,43.
24
Sedangkan  Nirang 1997  mengkaji  mengenai  Manajemen  Mutu  Terpadu pada  Produk  Sapi  Perah  di  KPBS  Pangalengan  dengan  metode  Analisis  Hirarki
Proses  AHP  sebagai  metode  penelitian  yang  dipakai.  Berdasarkan  identifikasi permasalahan  di  KPBS  tersebut,  diketahui  bahwa  terdapat  tiga  masalah  utama
yang  dihadapi  KPBS,  yaitu  masalah  mutu,  biaya,  dan  jumlah.  Mutu  serta  jumlah susu   segar  sangat  dipengaruhi
oleh   manajemen   peternakan   yang   dilakukan. Sedangkan   berdasarkan   hasil   analisis   kerjanya,   diketahui   bahwa   bagian   dari
KPBS   yang   berkinerja   paling   buruk   adalah   di   peternak.   Berdasarkan   hasil penelitian  tersebut  disimpulkan  bahwa  KPBS  Pangalengan  belum  menerapkan
Manajemen Mutu Terpadu.
2.3. Kerangka Pemikiran
Galih  Bakery  merupakan  salah  satu  usaha  kecil  yang  menghasilkan  roti, baik roti manis maupun roti tawar sebagai produk utamanya. Perusahaan ini telah
bertahan kurang lebih 20 tahun sejak didirikan pada tanggal 15 Juni 1986. Seiring dengan  meningkatnya  konsumsi  roti,  industri  roti pun  banyak bermunculan,  baik
industri kecil, menengah, maupun besar. Sehingga persaingan pun semakin ketat. Ditengah   persaingan   yang   ketat   tersebut,   Galih   Bakery   mengalami
masalah  dengan  pengendalian  mutu  karena  mutu  roti  yang  dihasilkan  terkadang tidak  sesuai  dengan  atribut  mutu  yang  telah  ditetapkan.  Disisi  lain,  mutu  produk
perusahaan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan daya saing. Apabila kondisi   ini   berlangsung   terus,   dikhawatirkan   Galih   Bakery   akan   kehilangan
konsumennya  secara  bertahap.  Oleh  karena  itu,  penerapan  konsep  Manajemen
25
Mutu Terpadu pada Galih Bakery perlu dianalisis, agar dapat dievaluasi sehingga penerapan  Manajemen  Mutu  Terpadu  dapat  berjalan  dengan  baik  yang  dapat
memberikan dampak positif bagi perusahaan. Analisis tersebut adalah sebagai berikut:
1.  Penerapan   Manajemen   Mutu   Terpadu,   yaitu   merupakan   pendekatan   yang digunakan  oleh  perusahaan-perusahaan  kelas  dunia  untuk  mampu  bertahan dan
berkembang.   Penerapan   Manajemen   Mutu   Terpadu   berkaitan   pada   teknik pengendalian mutu serta unsur-unsur Manajemen Mutu Terpadu.
2.  Mengidentifikasi   faktor-faktor   yang   mempengaruhi   penerapan   Manajemen Mutu Terpadu pada Galih Bakery dengan Metode DELPHI.
3.  Menganalisis  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  penerapan  Manajemen  Mutu Terpadu pada Galih Bakery dengan Metode AHP.
26
Kualitas
Penerapan Manajemen Mutu
Gambar 1. Bagan Alur Pemikiran Penelitian
Unsur-Unsur Manajemen Mutu Terpadu:
• Fokus Pada Pelanggan • Obsesi Terhadap Kualitas
• Pendekatan Ilmiah • Komitmen Jangka Panjang
• Kerjasama Tim • Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
• Pendidikan dan Pelatihan • Kebebasan yang Terkendali
• Kesatuan Tim • Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Galih Bakery
Memenangkan Persaingan
Kualitas
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Pengendalian Mutu:
• Pengendalian Mutu Bahan Baku
• Pengendalian Mutu Proses Pengolahan
• Pengendalian Mutu Produk Akhir
Deskriptif Kualitatif Optimal Belum Optimal
DELPHI Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu AHP
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Gambar 1. Bagan Alur Pemikiran Penelitian 27
Mulai
Langkah 1. Input data:
• Responden
Langkah 2. Proses:
• Wawancara Langkah 4.
Proses: • Pembuatan
Kuesioner
Langkah 5. Proses:
• Pengisian Kuesioner
Hasil. • Faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan Manajemen Mutu Terpadu
pada Galih Bakery
Langkah 3. Proses:
•  Pembuatan Kerangka
AHP Konsisten?
Ya Langkah 4.
Proses: • Penghitungan
dengan software
Expert Choice Tidak
Sesuai? Tidak
Hasil. • Faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi penerapan Manajemen
Mutu Terpadu pada Galih Bakery
Ya Langkah 4.
Proses: • Pembuatan
Kuesioner Gambar 2. Bagan Alur Pemikiran Operasional
28
2.4. Definisi Operasional