Sayangnya  upaya-upaya  yang  telah  dilakukan  Galih  Bakery  untuk  fokus kepada  pelanggan  tersebut  masih  bersifat  reaktif  atau  menunggu  adanya  keluhan
dari  konsumen. Seharusnya,  Galih  Bakery lebih  aktif lagi  untuk  mencari tahu  apa yang  diinginkan  konsumen  dari  roti  yang  dihasilkannya.  Upaya  yang  bisa  Galih
Bakery  lakukan  adalah  menciptakan  hubungan  contact  dengan  pelanggan  agar tercipta   komunikasi  communication   yang   baik  antara   Galih   Bakery   dengan
konsumennya,  sehingga  Galih  Bakery  dapat  mewujudkan  kualitas  yang diharapkan oleh konsumennya.
5.1.2.2.   Obsesi Terhadap Kualitas
Berbagai   upaya   telah   dilakukan   oleh   Galih   Bakery   untuk   mencapai obsesinya  dalam  menciptakan  produk  yang  berkualitas,  bahkan  menginginkan
kualitas  roti  mereka  setara  dengan  kualitas  roti  perusahaan  lain  yang  kelasnya berada  di  atas  mereka.  Salah  satunya  dengan  cara  membandingkan  roti  mereka
dengan   perusahaan   lain.   Proses   pembandingan   ini   dilakukan   langsung   oleh pimpinan  Galih  Bakery.  Usaha  pembandingan  yang  dilakukan  pimpinan  Galih
Bakery  menghasilkan  perubahan  pada  bahan  baku  baik  dari  jumlah  takarannya maupun komposisinya.
Begitu  juga  pada  saat  ada  masukkan  penggunaan  bahan  tambahan  untuk mengempukkan  roti.  Galih  Bakery  langsung  merespon  masukkan  tersebut  dengan
segera   menggunakan   bahan   pengempuk   yang   dimaksud,   walaupun   bahan pengempuk tersebut hanya dijual di toko-toko bahan makanan tertentu.
59
Selain  dari  sisi  rasa,  Galih  juga  berusaha  untuk  memodifikasi  bentuk  roti mereka.   Galih   Bakery   mendatangkan   salah   satu   juru   masak   dari   sebuah
perusahaan  roti  terkemuka  yaitu  Holland  Bakery.  Juru  masak  tersebut memberikan  pelatihan  selama  1  satu  hari  kepada  karyawan  Galih  Bakery dalam
hal variasi bentuk roti. Galih  Bakery juga  menggunakan  mesin-mesin  yang  sesuai  untuk  produksi
rotinya.  Mesin-mesin  tersebut  seperti  mesin  pemipih  adonan  untuk  roti  manis, mesin   penggulung   adonan   untuk   roti   tawar   dan   yang   paling   terbaru   adalah
penggunaan  gas  sebagai  bahan  bakar  pengganti  solar  untuk  memanggang  adonan roti sehingga tingkat kerusakan roti akibat hangus dapat diminimalisir.
Walaupun  demikian,  obsesi  terhadap  kualitas  belum  dimiliki  oleh  seluruh organ  dalam  Galih  Bakery.  Obsesi  terhadap  kualitas  tersebut  baru  dimiliki  oleh
pimpinan    Galih    Bakery.    Seharusnya,    dalam    organisasi    yang    menerapkan Manajemen  Mutu  Terpadu,  obsesi  terhadap  kualitas  harus  dimiliki  oleh  seluruh
organ  perusahaan,  baik  itu  pimpinan  maupun  karyawan  dan  menjadikan  kualitas sebagai pegangan dalam menciptakan produk ataupun jasa.
5.1.2.3.   Pendekatan Ilmiah