menyewa  baker  dari  Holland Bakery, tetapi  pelatihan  itu tidak  berlangsung  lama karena   roti   yang   dihasilkan   tidak   disukai   pedagang.   Pedagang   khawatir   roti
tersebut  tidak  disukai  konsumen.  Sehingga  selama  ini  pelatihan  yang  dilakukan hanya  bersifat  informal,  yaitu  pelatihan  yang  diberikan  oleh  karyawan  senior
kepada karyawan junior. Kurangnya  pengetahuan  dan  pelatihan  yang  dimiliki  oleh  karyawan  Galih
Bakery  menyebabkan  keahlian  karyawan  pun  menjadi  terbatas.  Hal  ini  berakibat penerapan  Manajemen  Mutu  Terpadu  pada  Galih  Bakery  belum  berjalan  optimal.
Karena  organisasi  atau  perusahaan  memang  sangat  membutuhkan  karyawan  yang ahli  sebagai  organisasi  dimana  kualitas  produk  atau  jasa  yang  ditawarkan  sangat
dipengaruhi keahlian karyawan.
5.1.2.8.   Kebebasan  yang  Terkendali  dan  Adanya  Keterlibatan  Serta Pemberdayaan Karyawan
Karyawan   produksi   Galih   Bakery   tidak   diberikan   kebebasan   untuk merubah  sistem  dalam  proses  produksi  yang  telah  diberlakukan  oleh  pimpinan.
Hal  tersebut  dikarenakan  kekhawatiran  dari  pimpinan  apabila  sistem  tersebut dirubah,  maka  akan  merubah  kualitas  roti  yang  dihasilkan.  Salah  satu  contohnya
adalah  dalam  hal  penentuan  komposisi  bahan  baku  maupun  pemanggangan  roti yang  hanya  dipegang  oleh  kepala  juru  masak  dan  1  satu  orang  karyawan  lain
yang   telah   lama   bekerja   di   perusahaan   tersebut.   Berbeda   dengan   karyawan produksi,  karyawan  penjualan diberikan  kebebasan  untuk  menentukan  jumlah roti
yang mereka pesan.
66
Galih  Bakery  belum  memanfaatkan  secara  optimal  peran  serta karyawannya   dalam  hal  pengambilan   keputusan   untuk   perbaikan   perusahaan.
Karyawan  produksi  hanya  dilibatkan  dalam  hal  penentuan  bahan  isian  roti  saja, walaupun  tetap  saja  keputusan  berada  di  tangan  pimpinan.  Sedangkan  karyawan
penjualan   hanya   dilibatkan   dalam   hal   jumlah   produksi   roti,   karena   jumlah produksi roti ditentukan oleh banyaknya pesanan roti dari pedagang.
Tidak  berjalannya  kebebasan yang terkendali, keterlibatan,
dan pemberdayaan  karyawan,  mengakibatkan  tidak  ada  rasa  memiliki  dan  tanggung
jawab   karyawan   terhadap   keputusan   yang   telah    dibuat.   Hal   inilah   yang mengakibatkan  penerapan  Manajemen  Mutu  Terpadu  pada  Galih  Bakery  belum
optimal.  Karena  dalam  perusahaan  yang  menerapkan  Manajemen  Mutu  Terpadu, kebebasan  yang  terkendali,  keterlibatan,  dan  pemberdayaan  karyawan  merupakan
unsur   yang   sangat   penting.   Selain   untuk   meningkatkan   rasa   memiliki   dan tanggung   jawab  terhadap   keputusan   yang   telah   dibuat,   unsur  ini   juga   dapat
memperkaya   wawasan   dan   pandangan   dalam   suatu   keputusan   yang   diambil, karena  pihak   yang  terlibat  lebih  banyak  sehingga  akan  meningkatkan
dihasilkannnya  keputusan  yang  baik,  rencana  yang  baik,  atau  perbaikan  yang lebih  efektif,  karena  juga  mencakup  pandangan  dan  pemikiran  dari  pihak-pihak
yang langsung berhubungan dengan situasi kerja.
5.2.  Faktor-Faktor   yang   Mempengaruhi   Penerapan   Manajemen   Mutu Terpadu Pada Galih Bakery