Pengertian Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH

bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. 8 Selanjutnya sebagai suatu sistem Munawir Sa ali menerang- kan, bahwa poltik adalah suatu konsepsi yang berisikan ketentuan-ketentuan siapa sumber kekuasaan negara; siapa pelaksana kekuasaan tersebut; apa dasar dan bagaimana cara untuk menentukan serta kepada siapa kewenangan melaksanakan kekuasaan itu diberikan; kepada siapa pelaksana kekuasaan itu bertanggung jawab dan bagaimana bentuk tanggung jawabnya. 9 Istilah politik di dalam literatur Arab dikenal dengan istilah siyâsah yang berarti cerdik atau bijaksana. 10 Siyâsah berasal dari kata sâsa-yasûsu-siyâsatan, yang berarti mengurus kepentingan seseorang. Dalam kamus al-Muhîth dikata- kan: sustu al-ra’iyyata siyâsatan: amartuhâ wa nahaituhâ saya mengatur rakyat dengan mengunakan politik: ketika saya memerintah dan melarangnya. 11 Politik atau siyâsah mempunyai makna mengatur urusan umat, baik secara dalam maupun luar negeri. Politik dilaksanakan baik oleh negara pemerintah maupun umat rakyat, negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan umat atau rakyat mengoreksi muhasabah pemerintah dalam 8 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, cet. XXVII, Jakatra: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 8 9 Munawir Sya ali, Islam dan Tata Negara, Jakarta:UI Press, 1990, h. 41 10 Rifyal Ka’bah, Politik dan Hukum dalam Al-Qur’an, Jakarta: Khairul Bayan, 2005, cet. I, h. 111 11 Muhammad bin Ya’qub al-Fairu Abadi, al-Qâmûs al-Muhîth, Bairut: Dâr al-Fikir, 1995, h. 496 melakukan tugasnya. 12 Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup negara, membicarakan politik pada akhirnya adalah membicarakan negara, karena teori politik menyelidiki negara sebagai sebuah lembaga politik yang mempengaruhi hidup masyarakat, selain itu politik juga menyelidiki ide-ide, asas-asas, sejarah pembentukan negara, tujuan negara, bentuk negara dan hakekat negara. 13 Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. 14 Ramlan Surbakti mengemukakan bahwa salah satu ciri khas dari politik adalah adanya keputusan yang keluar dari proses politik yang bersifat mengikat otoritatif dan dimaksudkan untuk kebaikan bersama masyarakat umum. 15 Kemudian Leo Agustino menjelaskan bahwa pengambilan keputusan politik merupakan suatu hal yang inheren dalam kegiatan politik. Setiap kali kepala pemerintahan menyelesaikan rapatnya, atau kepala daerah melakukan koordinasi, atau bahkan setelah para anggota parlemen melakukan pertemuan paripurna, ataupun apa kegiatan politik dilakukan, selalu saja ada hal-hal yang harus ditetapkan melalui keputusan politik. Entah itu berkenaan dengan penyelesaian 12 Abdul Qadim Zallum, Afkaru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemikiran Politik Islam, diterjemahkan oleh Abu Fai , cet. II, Bangil: Al-I ah, 2004, h. 11 13 Abdul Rasyid, Ilmu Politik Islam, Bandung:Pustaka, 2001, cet. I, h. 26-28 14 Moh. Mufid, Politik dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, cet. I, h. 9 15 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 190. konflik, penetapan keputusan pemerintah, pemberian subsidi bagi rakyat miskin, ataupun persoalan-persoalan lainnya keputusan politik menjadi hal yang utama. 16 Dengan demikian, keputusan politik ialah keputusan yang mengikat dan menyangkut atau mempengaruhi masyarakat umum. 17 Hal-hal yang menyangkut atau mempengaruhi masyarakat umum biasanya diurus dan diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintah. Oleh karena itu, keputusan politik dapat pula dipahami sebagai pilihan terbaik dari berbagai alternative mengenai urusan- urusan yang menjadi kewenangan pemerintah. Karena isi dari kebijakan pemerintah atau kebijakan politik sangat berkaitan dengan masyarakat umum atau rakyat, biasanya istilah kebijakan pemerintah atau keputusan kebijakan politik, disebut juga dengan istilah kebijakan publik publik policy. Banyak sekali definisi kebijakan publik atau kebijakan politik. Sebagian besar ahli memberi pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau ketetapan pemerintah untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan membawa dampak baik bagi kehidupan warganya. Bahkan, dalam pengertian yang lebih luas, kebijakan publik sering diartikan sebagai ‘apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan’. 18 Dari berbagai kepustakaan dapat diungkapkan bahwa yang disebut sebagai publik policy, yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati 16 Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik: Sebuah Bahasan MemahamiIlmu Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h. 157 17 Ramlan Surbakti, Ibid. 18 Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Soaial, Bandung: Alfabeta, 2005, h. 6 dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi. 19 Leo Agustino menyatakan bahwa kebijakan publik merupakan keputusan politik yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah. Karena itu, karakteristik khusus dari kebijakan publik adalah bahwa keputusan politik tersebut dirumuskan oleh ‘otoritas’ dalam sistem politik, yaitu ‘para senior’, kepala tertinggi, eksekutif, legislatif, para hakim, administrator, penasehat dan sebagainya. 20 Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa mereka-mereka yang berotoritas dalam sistem politik dalam rangka memformulasiakan kebijakan publik itu adalah orang-orang yang terlibat dalam urusan politik sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab dalam suatu masalah tertentu di mana pada suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan dikemudian hari kelak diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu. 21 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah atau kebijakan publik merupakan: 1 keputusan atau aksi bersama yang dibuat oleh pemilik wewenang pemerintah; 2 berorientasi pada kepentingan publik dengan dipertimbangkan secara matang terlebih dahulu baik buruknya dampak yang ditimbulkan; dan 3 untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. 19 Nugroho R., Pengertian Kebijakan Publik, makalah diakses dari http:abdiprojo. blogspot. com 201004pengertian-kebijakan-publik.html, pada tanggal 24 Februari 2011 20 Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik, h. 167 21 Ibid.

B. Unsur-unsur Pembuat Kebijakan

Ramlan surbakti menyebutkan bahwa dalam proses membuat kebijakan pemerintah kebijakan politikkebijakan publik terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan, yaitu jumlah orang yang ikut mengambil keputusan, peraturan pembuatan keputusan atau formula pengambilan keputusan, dan informasi. 22 Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa yang yang membuat keputusan dapat satu orang, dua orang atau lebih bahkan jutaan orang. Misalnya presiden dapat mengambil keputusan atau membuat kebijakan publik sendiri tanpa melibatkan penasihatnya, wakil rakyat atau pimpinan partai politik biasanya membuat keputusan secara kolektif. Makin banyak orang yang ikut serta dalam proses pembuatan keputusan atau kebijakan politik, maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. 23 Yang dimaksud dengan peraturan pembuat keputusan ialah ketentuan yang mengatur jumlah persentase orang yang harus memberikan persetujuan terhadap suatu alternatif keputusan agar dapat diterima dan disahkan sebagai keputusan. Peraturan ini biasanya dirumuskan dalam konstitusi ataupun undang- undang, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi politik dan kemasyarakatan. Sedangkan formula pengambilan keputusan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu mufakat semua orang harus memberikan persetujuan dan suara terbanyak. Informasi sangat diperlukan dalam proses pembuatan 22 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 191 23 Ibid. keputusan yaitu dalam proses pembuatan keputusan terjadi diskusi, perdebatan, tawar-menawar dan kompromi, maka informasi yang akurat dan dalam jumlah yang memadai akan mempengaruhi isi keputusan yang diambil. 24

C. Isi Kebijakan Politik

Menurut Ramlan Surbakti, isi kebijakan pemerintah atau kebijakan politik mencakup tiga hal yaitu penyerapan sumber-sumber material dan manusia dari masyarakat atau biasa disebut kebijakan ekstraktif, distribusi dan alokasi sumber- sumber kepada masyarakat disebut dengan kebijakan distributif dan pengaturan perilaku anggota masyarakat yang disebut dengan kebijakan regulatif. 25 Sedangkan menurut Theodore Lowi sebagaimana yang dikutip oleh Ramlan Surbakti bahwa pada dasarnya secara umum isi kebijakan publik atau kebijakan pemerintah dapat dikategorikan dalam tipe-tipe kebijakan publik itu sendiri, setidaknya terdapat empat tipe kebijakan umum yaitu: 26 1. Kebijakan Regulatif Kebijakan ini terjadi apabila kebijakan mengandung paksaan dan akan diterapkan secara langsung terhadap individu. Biasanya kebijakan regulatif dibuat untuk mencegah agar individu tidak melakukan suatu tindakan yang tidak diperbolehkan, seperti undang-undang hukum pidana, undang-undang 24 Ibid. 25 Ibid., h. 12-13 26 Ibid., h. 193-194 anti monopoli dan kompetisi yang tidak sehat, dan berbagai ketentuan yang menyangkut keselamatan umum. Selain itu, kebijakan regulatif dibuat untuk memaksa agar individu melakukan suatu tindakan hingga kepentingan umum tidak terganggu seperti berbagai bentuk peri inan dalam menggunakan hal-hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak. 2. Kebijakan Redistributif Yaitu kebijakan yang ditandai dengan adanya paksaan secara langsung kepada warga negara tetapi penerapannya melalui lingkungan. Hasil penera- pan undang-undang pajak pendapatan, pajak kekayaan, dan iuran listrik, yang digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas umum, seperti jalan, jembatan, sekolah dan rumah sakit merupakan kebijakan redistributif. 27 3. Kebijakan Distributif Kebijakan distributif ditandai dengan pengenaan paksaan secara tidak langsung kemungkinan pengenaan paksaan fisik sangat jauh, tetapi kebijakan itu diterapkan secara langsung terhadap individu. Individu dapat menarik manfaat dari kebijakan itu, walaupun tidak dikenakan paksaan kepada individu untuk menggunakannya. Dalam pengertian yang lebih konkret, kebijakan distributif berarti penggunaan anggaran belanja negara atau daerah untuk memberikan manfaat secara langsung kepada individu, seperti pendidikan dasar yang bebas biaya, subsidi kepada sekolah lanjutan dan perguruan tinggi, subsidi energi bahan bakar minyak, subsidi sarana produksi 27 Ibid. pertanian, pelayanan kesehatan, fasilitas jalan raya dan pemberian hak paten kepada individu yang berhasil menemukan sesuatu yang baru. 28 4. Kebijakan Konstituen Kebijakan ini ditandai dengan kemungkinan pengenaan paksaan fisik yang sangat jauh dan penerapan kebijakan itu secara tidak langsung melalui lingkungan. Kebijakan konstituen mencakup dua hal yaitu urusan keamanan nasional dan lauar neger, dan berbagai dinas pelayanan administrasi.

D. Tahap-tahap dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah

Tahap adalah seperangkat kegiatan yang melahirkan suatu produk yang dapat diidentifikasikan yang memiliki awal dan akhir. Setiap tahap terdiri atas sejumlah kegiatan yang menghasilkan suatu produk, dan setiap produk mempengaruhi tahap selanjutnya sampai pada tahap akhir. Menurut S. P. Siagian, bahwa proses pengambilan keputusan publik atau kebijakan pemerintah berkisar pada tujuh langkah pemecahan masalah yaitu: 1. Mengidentifikasikan masalah dan membuat definisinya; 2. Mengumpulkan dan mengelola data sehingga tersedia informasi yang mutakhir, lengkap, dapat dipercaya dan tersimpan dengan baik sehingga mudah untuk ditelusuri kembali apabila diperlukan; 3. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh; 4. Menganalisa dan mengkaji setiap alternatif yang telah diidentifikasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya; 5. Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang tampaknya terbaik dalam arti mendatangkan manfaat paling besar, sesuai dengan asas maksimasi, atau mengakibatkan kerugian yang paling kecil sesuai dengan asas minimisasi; 6. Melaksanakan keputusan yang diambil; dan 28 Ibid.