Tahap-tahap dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah
                                                                                4.  Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program. Pemantauan  atas  setiap  kegiatan  pelaksanaan  kebijakan  bertujuan
untuk  memerbaiki  secepat  mungkin  setiap  kekeliruan  yang  terjadi  dalam pelaksanaan  sehingga  tujuan  kebijakan  dapat  dicapai.  Dalam  evaluasi
kebijakan  diarahkan  pada  pelaksanaan  kebijakan  dan  hasil  pelaksanaan manfaat  dan  dampaknya.  Dalam  tahap  ini  terdapat  pertanyaan  yang  harus
dijawab  seperti  dampak  yang  timbul,  seberapa  besar  keberhasilan  kebijakan itu dilaksanakan, dan  mengapa demikian, agar dapat diketahui apakah tujuan
kebijkan  tersebut  tercapai  atau  tidak,  dan  juga  untuk  mendapatkan  masukan bagi  penyusun  kebijakan  selanjutnya,  bahkan  sebagai  masukan  dalam
pengambilan keputusan mengenai masa depan program tersebut.
34
Banyak  faktor  yang  muncul  ketika  berusaha  untuk  membuat  keputusan atau  kebijakan  publik.  Leo  Agustino  menyebutkan  bahwa  fator-faktor  yang
mempengaruhi  pengambilan  keputusan  tersebut  mulai  dari  konsesi  elit  politik, lobi-lobi partai politik, tekanan sosial-politik kelompok penekan, kondisi ekonomi
yang  carut-marut,  persyaratan  prosedural  proses,  tekanan  waktu  dan sebagainya.
35
Sedangkan  Ramlan  Surbakti  menyebutkan  bahwa  secara  umum terdapat  empat  faktor  yang  mempengaruhi  proses  pembuatan  kebijakan  politik
atau kebijakan publik, yaitu:
36
34
Ibid, h. 199
35
Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik, h. 160
36
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 194
1.  Faktor lingkungan Pengertian  lingkungan  dikelompokkan  dalam  tiga  kategori  yaitu
pertama;  lingkungan  umum  di  luar  pemerintah  dalam  arti  pola-pola  yang melibatkan faktor sosial, ekonomi, politik, sistem kepercayaan, dan nilai-nilai.
Kedua;  lingkungan  di  dalam  pemerintahan  dalam  arti  struktural  seperti karakteristik  birokrastis,  dan  personil  berbagai  departemen  dan  karakteristik
berbagai  komisi  dan  para  anggota  dalam  badan  perwakilan  rakyat.  Ketiga; lingkungan khusus dari kebijakan tertentu. Suatu kebijakan akan dipengaruhi
oleh kebijakan yang dibuat sebelumnya. 2.  Persepsi pembuat kebijakan mengenai lingkungan
Persepsi  pembuat  kebijakan  yang  akurat  maupun  yang  tidak  akurat atas lingkungan-lingkungan tersebut di atas, termasuk atas berbagai peristiwa
dan  kecenderungan  yang  terjadi  di  dalam  pemerintahan  maupun  diluar pemerintah,  juga  ikut  mempengaruhi  kebijakan  yang  akan  dibuat  karena  elit
politik akan bertindak atas persepsi sendiri.
37
3.  Aktivitas pemerintah perihal kebijakan Aktivitas  pemerintah  yang  menyangkut  kebijakan  meliputi  dua  hal,
yaitu  pertama;  sejumlah  aktivitas  dan  proses  yang  menghasilkan  suatu rumusan  kebijakan  pernyataan  mengenai  tujuan  yang  hendak  dicapai  yang
menyangkut interen pemerintah maupun yang menyangkut masyarakat umum. Kedua;  pelaksanaan  kebijakan  yang  mencakup  upaya-upaya  penyediaan
37
Ibid.
sumber daya  bagi pelaksana kebijakan, pembuat peraturan, pengorganisasian pelaksanaan dan memberikan pelayanan dan kemanfaatan.
38
4.  Aktivitas masyarakat perihal kebijakan Aktivitas  masyarakat  perihal  kebijakan  juga  sangat  mempengaruhi
dalam  proses  pembuatan  kebijakan,  yaitu  mencakup  dua  hal:  pertama; berhubungan dengan pemanfaatan kebijakan oleh masyarakat dalam arti siapa
yang  terlibat  dalam  pelaksanaan  kebijakan  dan  siapa  saja  yang  memetik manfaat  dari  kebijakan.  Kedua;  hasil  program  atau  kebijkan  dalam  arti  apa
dampak kebijakan terhadap masyarakat. Selain keempat faktor tersebut, Ramlan Surbakti juga menyebutkan bahwa
ada bebrapa faktor lain yang mempengaruhi corak dan arah kebijakan umum yaitu ideologi dan konstitusi, latar belakang pribadi pembuat keputusan, informasi yang
tersedia,  golongan  pendukung  pembuat  keputusan  dan  keputusan  yang  telah ada.
39
Selain  itu,  James  Anderson  sebagaimana  yang  dikutip  oleh  Leo  Agustino mengutarakan  pendapatnya  bahwa  terdapat  lima  kategori  yang  dapat  dijadikan
kriteria  dalam  menunjukkan  faktor-faktor  yang  melatar  belakangi  aktor  dalam membuat atau mengambil keputusan, yaitu:
40
a.  Political values, nilai-nilai atau standar-standar politik. Pembuat  keputusan  dapat  mengevaluasi  alternatif  kebijakan  untuk
kepentingan  partai  politiknya  atau  kelompoknya,  maka  hal  ini  menggambar-
38
Ibid., h. 195
39
Ibid. h. 195
40
Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik, h. 163
kan  bagaimana  nilai-nilai  politik  dapat  merangsek  masuk  dalam  setiap pengambilan  keputusan  yang  dilakukan  oleh  pengambil  keputusan.  Dalam
konteks ini keputusan diambil berdasarkan pada kalkulasi keuntungan politik di  mana  kebijakan  dipandang  sebagai  alat  yang  menguntungkan  atau  alat
untuk mencapai tujuan partai politik atau kelompok  kepentingannya. Melalui
cara  pandang  ini  maka  keputusan  yang  dibuat  akan  diartikan  sebagai  upaya untuk memperoleh keuntungan bagi, misalnya: organisasi guru, aliansi petani,
kelompok pergerakan pemuda atau partai politik yang ada. b.  Organization values, nilai-nilai atau standar-standar organisasi
Dalam  faktor ini  hal  yang paling  menonjol  adalah  bagaimana organi- sasi  yang  berorienstasikan  konservatif  berhadapan  dengan  organisasi  yang
berpandangan  revolusioner  akan  menghasilkan  argumentasi-argumentasinya yang  berbeda  dalam  penetapan  keputusan  karena  pembuat  keputusan  dapat
dipengaruhi oleh  nilai organisasional. Organisasi, seperti  instansi pemerintah menggunakan  banyak  mekanisme  stick  and  carrot  dalam  upaya  untuk
membujuk pegawainya agar dapat menerima dan bertindak berdasarkan nilai- nilai  yang  ditentukan  organisasi.  Sedangkan  keputusan  individu  diarahkan
melalui  pertimbangan  seperti  keinginan  untuk  melihat  organisasinya  tetap hidup, untuk meningkatkan atau  memperluas program dari aktivitasnya, atau
untuk menjaga kekuasaan serta hak-hak istimewanya.
41
41
Ibid.
c.  Personal values atau nilai-nilai personal Dalam konteks ini, bahwa ketidaksamaan akan mengakibatkan prilaku
yang berbeda dalam pengambilan keputusan, karena personal values menjadi logika  berfikir  dalam  memahami  penetapan  atau  pengambilan  keputusan.
Misalnya, urgensi untuk melindungi atau mempromosikan keadaan fisik atau keuangan  seseorang  yang  baik,  reputasi,  atau  posisi  histori  seseorang  dapat
juga dijadikan sebagai kriteria keputusan. d.  Policy  values,  nilai-nilai  atau  standar-standar  kebijakan  yang  berwarna
kepentingan publik. Pembuat keputusan dapat bertindak dengan baik berdasarkan persepsi
mereka  mengenai  kepentingan  publik  atau  kepercayaan  kepada  kebijakan publik yang secara moral benar. Seorang anggota legislatif yang memberikan
suara  dalam  hak-hak  sipil  dapat  bertindak  dengan  baik  karena  dia  percaya tindakannya  secara  moral  benar,  yang  sesuai dengan tujuan kebijakan publik
yang diinginkan, meskipun suaranya dapat membawa risiko politik baginya.
42
e.  Idiological values, nilai-nilai atau standar-standar idiologi Dalam  konteks  ini  sekumpulan  kepercayaan  dan  nilai-nilai  yang
berhubungan  secara  logis  yang  memberikan  gambaran  secara  sederhana mengenai  dunia  dan  cara  bertindak  sebagai  petunjuk  bagi  seorang  untuk
berprilaku,  karena  nilai-nilai  atau  standar-standar  idiologis  menjadi  faktor penting  dalam  pembentukan  kebijakan.  Misalnya,  nasionalisme  merupakan
42
Ibid., h. 164
nilai-nilai  atau  standar-standar  idiologis  yang  menjadi  fator  prnting  dalam pembentukan kebijakan dalam dan luar negeri.
43