Isi Kebijakan Politik KEBIJAKAN PEMERINTAH
7. Menilai apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan dan rencana atau tidak.
29
Sedangkan Ramlan Surbakti menyebutkan bahwa dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan politik atau kebijakan pemerintah dibagi
dalam empat tahap, yaitu:
30
1. Politisasi suatu permasalahan penyusunan agenda Politisasi suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat dilaku-
kan oleh pemerintah atau kalangan masyarkat seperti individu atau kelompok. Apabila upaya ini berasal dari masyarkat maka ia akan berwujud imbauan
atau tuntutan agar pemerintah menaruh perhatian yang seksama terhadap permasalahan yang menjadi kepentingan itu. Apabila ia berasal dari
pemerintah akan berwujud pernyataan tentang tekad pemerintah untuk menangani permasalahan tertentu. Dalam tahap ini, jenis permasalahan tidak
hanya ditangani dan diputuskan, tetapi juga didefinisikan permasalahannya, ini disebabkan karena suatu permasalahan dapat ditinjau dari berbagai segi
yang dipilih, yang tidak berisi pernyataan kehendak saja, tetapi juga mobilisasi dukungan masyarakat.
31
2. Perumusan dan pengesahan tujuan dan program Dalam tahap ini apabila kesepakatan yang dicapai dengan kompromi,
maka tujuan dan program itu dirumuskan secara umum dan abstrak. Makin
29
S. P. Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990, cet. II, h. 23
30
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 197
31
Ibid.
kongkret dan spesifik suatu tujuan dan program maka makin sukar dicapai kesepakatan, tetapi sebaliknya apabila kesepakatan yang dicapai dengan suara
bulat maka tujuan dan programa kan dirumuskan secara kongkrit dan spesifik. Faktor yang mempengaruhi spesifik tidaknya kebijakan adalah waktu yang
tersedia untuk merumuskannya, apabila komisi atau panitia khusus DPR yang hanya diberi waktu yang terbatas padahal kebijakan yang dirumuskan bersifat
strategis dan snagat kompleks, maka kebijakan yang dihasilkan cenderung bersifat umum dan abstrak.
32
3. Pelaksanaan program. Apabila tujuan dan program-program kebijakan dirumuskan dan di-
sahkan sebagai keputusan politik, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kebijakan tersebut. Dalam tahap ini mencakup sejumlah kegiatan yaitu:
Pertama menyediakan sumberdaya anggaran, personal dan sarana, bagi pelaksana kebijakan. Kedua melakukan interprestasi dan penjabaran kebijakan
dalam bentuk peraturan pelaksana dan petunjuk pelaksana. Ketiga menyusun rencana sejumlah langkah kegiatan pelaksanaan menurut waktu, tempat,
situasi, dan anggaran. Keempat pengorganisasian secara rutin atas personil, anggaran, dan sara materil lainnya. Kelima memberikan manfaat kepada
danatau pengenaan beban dan pengaturan perilaku terhadap individu, dan masyarakat.
33
32
Ibid., h. 198
33
Ibid., h. 198-199
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program. Pemantauan atas setiap kegiatan pelaksanaan kebijakan bertujuan
untuk memerbaiki secepat mungkin setiap kekeliruan yang terjadi dalam pelaksanaan sehingga tujuan kebijakan dapat dicapai. Dalam evaluasi
kebijakan diarahkan pada pelaksanaan kebijakan dan hasil pelaksanaan manfaat dan dampaknya. Dalam tahap ini terdapat pertanyaan yang harus
dijawab seperti dampak yang timbul, seberapa besar keberhasilan kebijakan itu dilaksanakan, dan mengapa demikian, agar dapat diketahui apakah tujuan
kebijkan tersebut tercapai atau tidak, dan juga untuk mendapatkan masukan bagi penyusun kebijakan selanjutnya, bahkan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan mengenai masa depan program tersebut.
34
Banyak faktor yang muncul ketika berusaha untuk membuat keputusan atau kebijakan publik. Leo Agustino menyebutkan bahwa fator-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut mulai dari konsesi elit politik, lobi-lobi partai politik, tekanan sosial-politik kelompok penekan, kondisi ekonomi
yang carut-marut, persyaratan prosedural proses, tekanan waktu dan sebagainya.
35
Sedangkan Ramlan Surbakti menyebutkan bahwa secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan politik
atau kebijakan publik, yaitu:
36
34
Ibid, h. 199
35
Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik, h. 160
36
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 194