Analisis Pengaruh Produk, Sosial, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian CDMA-Based Mobile Phone Network (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU)
DRAFT SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PRODUK, SOSIAL, HARGA, DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
CDMA-BASED MOBILE PHONE NETWORK
(STUDI KASUS PADA MAHASISWA
JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK USU)
OLEH:
ZULKARNAIN 070502180
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk (X1), sosial
(X2), harga (X3), dan promosi (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU dan metode pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu melalui analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian
CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik USU.
Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU memiliki hubungan yang sangat erat. Berdasarkan pengujian secara simultan, variabel independen (produk, sosial, harga, dan promosi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Berdasarkan pengujian secara parsial, faktor sosial merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.
(3)
ABSTRACT
This research is purpose to know how the influence of product (X1), social
(X2), price (X3), and promotion (X4) to buying decison (Y) of CDMA-based
mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty.
The kind of this research is associate that connects between two variable or more. The population of this research is Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty and the methods of data aggregation use interview technical, questionnaire, and documentation study. The data is processed by using SPSS 17.0 for Windows program. Data analysis methods use descriptive and quantitative method by bifilar linear regression analysis which used to measure the influence of product, social, price, and promotion to buying decison of CDMA-based mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty.
By correlation coefficient testing (R) obtained that the level of correlation or relation between product, social, price, and promotion to buying decison of CDMA-based mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty has so close relationship. Base on simultaneous testing, independent variable (product, social, price, and promotion) are collective significant influential to dependent variable (buying decision). Base on partial testing, social is the most dominant factor that influence buying decison of CDMA-based mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Alm. Usman Muhammad dan Ibunda Yatimah yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing penulis dan merupakan anugrah terindah dalam hidup penulis.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, SE, Msi Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
(5)
5. Bapak Drs. Chairuddin Nst. Selaku Dosen Wali yang banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Ibu Dra. Ulfah MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam menyusun skripsi ini.
7. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak Raja Bongsu Hutagalung, SE, MSi selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
10. Untuk Ayah, Mamak, dan seluruh keluarga besar Zakaria, terima kasih atas ketulusan doa dan redhonya.
11. Untuk Someone who I love her so much, Munawarah binti Zakaria, terima kasih atas doa, motivasi dan segala bentuk dukungan pada diri ini. You’re my breath dan Ana
mustaqun ilaik ya habibi.
12. Untuk teman-teman Stambuk 2007 S1 Manajemen FE USU, terima kasih atas bantuannya dan for a nice relationship to me.
13. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Juni 2011 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 10
2.1.1 Produk ... 10
2.1.1.1 Pengertian Produk ... 10
2.1.1.2 Tingkatan Produk... 10
2.1.1.3 Klasifikasi Produk... 11
2.1.2 Sosial ... 13
2.1.2.1 Kelompok Referensi ... 13
2.1.2.2 Keluarga ... 14
2.1.2.3 Peran dan Status ... 15
2.1.3 Harga ... 15
2.1.3.1 Pengertian Harga ... 15
2.1.3.2 Tujuan Penetapan Harga ... 16
2.1.3.3 Faktor-faktor Penetapan Harga ... 17
2.1.4 Promosi ... 18
2.1.4.1 Pengertian Promosi ... 18
2.1.4.2 Jenis-jenis Promosi ... 18
2.1.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi ... 21
2.1.5 Perilaku Konsumen ... 22
2.1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 22
2.1.5.2 Hubungan Perilaku Konsumen dan Strategi ... 23
2.1.6 Tipe-tipe Perilaku Pembelian ... 24
1. Perilaku Pembelian yang Rumit ... 24
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Ketidaknyamanan ... 24
3. Perilaku Pembelian karena Kebiasaan ... 24
4. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi ... 25
2.1.7 Tahapan Pembelian ... 25
(7)
2. Mencari Informasi ... 25
3. Evaluasi Alternatif ... 25
4. Keputusan Pembelian ... 26
5. Perilaku Setelah Pembelian ... 26
2.1.8 Teknologi ... 26
2.1.8.1 Pengertian Teknologi ... 26
2.1.8.2 Sejarah Teknologi ... 27
2.1.8.3 Kemajuan Teknologi ... 27
2.2 Penelitian Terdahulu ... 28
2.3 Kerangka Konseptual ... 29
2.4 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Batasan Operasional Variabel ... 32
3.4 Operasionalisasi Variabel... 33
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35
3.6 Populasi dan Sampel ... 36
3.7 Jenis dan Sumber Data ... 38
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39
3.10 Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45
4.1.1 Sejarah Ponsel ... 45
4.1.2 Deskriptif Produk Ponsel ... 51
4.2 Hasil Penelitian ... 64
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 64
4.2.2 Teknik Analisis Data ... 66
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 75
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 81
4.3 Pembahasan ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 91
4.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 95
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 36
Tabel 4.1 Spesifikasi Ponsel CDMA Nokia... 52
Tabel 4.2 Spesifikasi Ponsel CDMA Samsung ... 54
Tabel 4.3 Spesifikasi Ponsel CDMA LG ... 56
Tabel 4.4 Spesifikasi Ponsel CDMA Motorola ... 57
Tabel 4.5 Spesifikasi Ponsel CDMA BlackBerry ... 59
Tabel 4.6 Spesifikasi Ponsel CDMA Nexian ... 60
Tabel 4.7 Spesifikasi Ponsel CDMA ZTE ... 61
Tabel 4.8 Spesifikasi Ponsel CDMA Huawei ... 62
Tabel 4.9 Validitas Instrumen ... 64
Tabel 4.10 Reliabilitas Instrumen ... 66
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Merek Ponsel CDMA... 67
Tabel 4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Periode Pemakaian ... 68
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk ... 69
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sosial ... 70
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 71
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi ... 73
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan ... 74
Tabel 4.19 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 78
Tabel 4.20 Uji Glejser ... 80
Tabel 4.21 Uji Multikolinieritas ... 81
Tabel 4.22 Pengujian Godness of Fit (R2)... 82
Tabel 4.23 Uji Secara Serempak/Simultan (Uji F) ... 84
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 30
Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 76
Gambar 4.2 P-Plot Uji Normalitas ... 77
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 97 Lampiran 2 Hasil Output SPSS 17.0 for Windows ... 100 Lampiran 3 Contoh Beberapa Ponsel CDMA ... 105
(11)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk (X1), sosial
(X2), harga (X3), dan promosi (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU dan metode pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu melalui analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian
CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik USU.
Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU memiliki hubungan yang sangat erat. Berdasarkan pengujian secara simultan, variabel independen (produk, sosial, harga, dan promosi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Berdasarkan pengujian secara parsial, faktor sosial merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.
(12)
ABSTRACT
This research is purpose to know how the influence of product (X1), social
(X2), price (X3), and promotion (X4) to buying decison (Y) of CDMA-based
mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty.
The kind of this research is associate that connects between two variable or more. The population of this research is Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty and the methods of data aggregation use interview technical, questionnaire, and documentation study. The data is processed by using SPSS 17.0 for Windows program. Data analysis methods use descriptive and quantitative method by bifilar linear regression analysis which used to measure the influence of product, social, price, and promotion to buying decison of CDMA-based mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty.
By correlation coefficient testing (R) obtained that the level of correlation or relation between product, social, price, and promotion to buying decison of CDMA-based mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty has so close relationship. Base on simultaneous testing, independent variable (product, social, price, and promotion) are collective significant influential to dependent variable (buying decision). Base on partial testing, social is the most dominant factor that influence buying decison of CDMA-based mobile phone network for Electrical Engineering Bachelor Degree Student of North Sumatera University Engineering Faculty.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk yang beraktivitas memiliki berbagai macam bentuk kebutuhan dan salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui komunikasi, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain melalui berbagai macam cara dan media demi memperoleh pengetahuan, informasi, dan pengalaman. Selain itu, komunikasi diperlukan sebagai proses sosialisasi sehingga untuk dapat melancarkan proses komunikasi tersebut diperlukan adanya suatu alat sebagai media atau perantara.
Media komunikasi yang saat ini lazim digunakan oleh masyarakat umum adalah telepon seluler atau ponsel. Ponsel merupakan sebuah produk yang terus mengalami inovasi demi memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Fitur yang canggih dan berbagai akses yang mutakhir adalah bentuk semakin berkembangnya inovasi ponsel. Melalui proses inovasi ini, konsumen akan dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan mengenai tipe ponsel seperti apa yang mereka inginkan. Apabila konsumen merasa produk tersebut berkualitas maka keputusannya adalah membeli. Perilaku seorang konsumen tidak dapat dipisahkan dari faktor sosial yang terdapat di sekitar konsumen tersebut. Dengan adanya proses interaksi yang cukup berkesinambungan antara keluarga, teman, tetangga,
(14)
dan teman sejawat maka perilaku dari seorang konsumen akan sangat erat kaitannya dengan proses interaksi yang terjadi.
Pemikiran yang logis bukanlah sesuatu yang mutlak harus selalu digunakan oleh konsumen dalam memutuskan pembelian yang akan dilakukan. Bukan hanya nilai fungsi awal yang menjadi penyebab bagi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Masih ada unsur nilai sosial dan keterlibatan emosional dari dalam diri konsumen. Oleh karena itu, tempat dimana seseorang tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari merupakan bagian penting yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen, khususnya mengenai keputusan pembelian yang akan dilakukan.
Pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen selalu erat kaitannya dengan pengaruh harga. Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu produk, baik barang atau jasa. Berbagai jenis produk ponsel kini beredar di tengah-tengah masyarakat dengan tingkat harga yang bervariasi. Keanekaragaman harga menjadi salah satu faktor penentu bagi seorang konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu jenis ponsel tertentu. Dengan mengetahui harga dari suatu ponsel maka konsumen dapat memutuskan apakah manfaat ponsel tersebut sesuai dengan harga yang harus dibayar.
Konsumen dapat memperoleh pengetahuan mengenai suatu ponsel dengan adanya promosi. Promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat produk atau jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Melalui promosi maka konsumen akan menerima berbagai informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh produsen. Setiap vendor atau produsen ponsel kini semakin
(15)
gencar melakukan aktivitas promosinya demi meningkatkan jumlah penjualan. Media iklan, publisitas, promo penjualan, dan personal selling adalah alat promosi yang selalu dimanfaatkan oleh vendor atau produsen ponsel untuk menyampaikan produknya secara langsung kepada konsumen.
Sebagaimana telah umum diketahui bahwa sebuah ponsel membutuhkan jaringan nirkabel agar dapat melakukan konektivitas antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. GSM (Global System for Mobile Telecommunications) merupakan salah satu jaringan telepon nirkabel yang ada di Indonesia. GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia (www.wikipedia.com,
Jaringan telepon nirkabel lainnya yang ada di Indonesia adalah CDMA (Code Division Multiple Acces). CDMA adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu atau frekuensi, namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap 20 Januari 2011). Hampir semua vendor atau produsen ponsel mengandalkan jaringan GSM untuk melakukan konektivitasnya. Wajar jika teknologi selular ini menempati urutan pertama di benak konsumen dalam hal jaringan telepon nirkabel.
(16)
kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. CDMA juga mengacu pada sistem telepon selular digital yang menggunakan skema akses secara bersama (www.wikipedia.com,
Ponsel yang beroperasi dengan sistem jaringan GSM telah lebih dahulu masuk ke pasar konsumen di Indonesia dibandingkan dengan ponsel yang beroperasi dengan sistem jaringan CDMA. Praktis, ponsel GSM telah lebih dahulu menguasai pangsa pasar yang ada ketimbang ponsel-ponsel yang berbasiskan jaringan CDMA. Berbagai strategi telah dilakukan oleh produsen CDMA demi menyaingi ketertinggalannya dari GSM. Salah satunya adalah bundling produk demi meningkatkan jumlah pelanggan secara cepat. Bundling produk adalah strategi untuk menggabungkan penjualan dua produk menjadi satu paket penjualan. Bundling produk yang dilakukan oleh produsen CDMA adalah dengan memberikan penawaran tarif pulsa yang murah dan disertai dengan promosi yang menarik, misalnya gratis bicara ke sesama operator. Untuk kawasan Indonesia sendiri, antara GSM dan CDMA, gerakan bundling telah dilakukan oleh produsen
20 Januari 2011). Jaringan CDMA telah banyak diterapkan oleh para vendor atau produsen ponsel mulai dari kelompok top brand, seperti Nokia, Samsung, Motorola, LG, dan BlackBerry maupun kelompok brand new, seperti ZTE, Bakrie Telecom, Nexian, i-mobile, Huawei, dan HT Mobile. Para
vendor ini yakin bahwa ponsel yang beroperasi dengan sistem jaringan CDMA
akan mendapat perhatian lebih dari konsumen dan mampu bersaing dengan ponsel yang beroperasi dengan jaringan GSM.
(17)
CDMA terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan jumlah pasokan ponsel CDMA yang
relatif sedikit dan awalnya tergolong mahal.
Indonesia adalah negara kepulauan yang jumlah penduduknya hingga akhir tahun 2010 mencapai 237,56 juta jiwa (www.vivanews.com, 20 Januari 2011). Berdasarkan fakta tersebut, banyak para pemasar internasional menjadikan negara ini sebagai target pasar mereka, terutama dalam bidang telekomunikasi. Hingga akhir tahun 2010, pelanggan telepon seluler di Indonesia telah mencapai 180 juta pelanggan, atau 80 persen dari total penduduk Indonesia (www.antaranews.com,
Ketertarikan terhadap ponsel-ponsel GSM bagi masyarakat Indonesia masih sangat tinggi. Masih banyak diantara mereka yang tetap mempertahankan ponsel GSM-nya ketimbang harus beralih ke ponsel yang berbasiskan jaringan
CDMA. Salah satu kelemahan ponsel CDMA adalah jaringannya yang masih
bersifat lokal. Bersifat lokal di sini artinya tidak bisa dibawa keluar daerah di luar dari kode area yang dipakai. Jika ingin dibawa keluar dari daerah kode area maka operator CDMA, seperti Flexi, StarOne, Hepi, dan Esia, kini menawarkan fasilitas sejenis roaming yang mengizinkan penggunanya untuk tetap dapat berkomunikasi seperti biasa. Namun untuk memanfaatkan fasilitas ini, pengguna harus mengeluarkan biaya tambahan dan nomor yang sudah pasti juga akan berubah untuk sementara waktu sesuai dengan area tujuan. Berbeda halnya dengan SmartFren, salah satu operator CDMA lokal ini telah menghadirkan inovasi
20 Januari 2011). Dengan demikian, pasar pengguna telepon seluler masih terbuka dan potensial untuk terus mengalami peningkatan yang signifikan.
(18)
layanan terbaru. Dengan menggunakan nomor lokal, namun berkemampuan dibawa ke luar kota tanpa harus melakukan registrasi, yakni “Lokal Plus”. Lokal Plus merupakan layanan telekomunikasi gabungan antara Fixed Wireless Access (FWA) atau telepon lokal wireless dengan layanan selular (www.medantalk.com,
Inovasi terbaru tidak hanya dilakukan oleh operator, pihak vendor atau produsen ponsel CDMA kini juga semakin gencar melakukan inovasi produk. Ponsel CDMA yang awalnya dikenal minim fitur dan desain, kini sudah semakin atraktif dengan dilengkapi dua hal tersebut. Salah satunya adalah AHA Touch, yaitu ponsel bundling Bakrie Telecom dengan Huawei yang diklaim sebagai
smartphone Android 2.2 Froyo termurah di pasaran. Berikutnya ada BlackBerry
dengan BlackBerry Storm 2 9550-nya yang sudah dilengkapi dengan akses internet HSDPA 7,2 Mbps. Inovasi lainnya muncul dari Esia dimana produk Bakrie Telecom ini telah me-launching “hape esia QWERTY GAMES”, yaitu ponsel yang diklaim sebagai ponsel pertama dengan tiga puluh game resmi dari EA (Electronic Art) (
20 Februari 2011).
www.tabloidpulsa.co.id
Berbagai inovasi yang dilakukan oleh produsen ponsel CDMA ini tentunya akan menarik perhatian konsumen. Para pengguna ponsel CDMA tidak lagi merasa nomor dua dan ‘kalah kelas’ dari ponsel-ponsel GSM yang telah lebih dahulu hadir. Ponsel CDMA kini terus melakukan berbagai inovasi, namun tetap dengan harga yang terjangkau. Jumlah pengguna ponsel CDMA-pun kini semakin meningkat dan disertai intensitas promosi yang tinggi dari pihak produsen. Fakta-fakta ini membuat penulis ingin menganalisis pengaruh faktor produk, sosial,
(19)
harga, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam membeli ponsel berbasis jaringan CDMA.
Dalam penelitian ini, penulis memilih Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU sebagai objek penelitian karena Mahasiswa adalah salah satu pengguna ponsel dalam kesehariannya. Menurut Iqbal, Branch
Manager Personal Digital Assistant Centre di Padang, menjelaskan bahwa bukan
hanya kalangan menengah atas seperti eksekutif muda, pengusaha, serta kalangan birokrat saja yang membutuhkan ponsel dengan fitur yang lengkap, tetapi mahasiswa dan pelajar pun demikian. Sebab harga ponsel kini relatif terjangkau dan telah menjadi kebutuhan untuk ukuran mahasiswa, bukan lagi menjadi barang mewah (www.pdashare.com
Berdasarkan uraian pada latar belakang ini, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut ke dalam suatu penelitian ilmiah yang berjudul: “Analisis pengaruh produk, sosial, harga, dan promosi terhadap
keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network (studi kasus pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU)”.
, 28 April 2011). Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro adalah mahasiswa yang mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan teknologi. Oleh sebab itu, penulis memilih Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro sebagai objek penelitian karena sesuai dengan bidangnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan dua masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:
(20)
1. Apakah faktor produk, sosial, harga, dan promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian CDMA-based mobile
phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU?
2. Faktor manakah di antara faktor-faktor tersebut yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian CDMA-based mobile
phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian CDMA-based mobile phone
network di kalangan Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan di antara faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile
phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi produsen ponsel
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, masukan, maupun umpan balik bagi para produsen ponsel agar mempertimbangkan pengaruh
(21)
faktor produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian CDMA-based mobile phone network, serta untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan diantara faktor-faktor tersebut.
2. Bagi penulis
Melalui penelitian ini, penulis berkesempatan untuk menerapkan berbagai teori dan literatur yang diperoleh selama proses perkuliahan. Selain itu, penulis dapat memperluas wawasan, mengembangkan pola pikir, serta memperdalam pengetahuan tentang bidang pemasaran, khususnya perilaku konsumen.
3. Bagi pihak lain
Melalui penelitian ini, penulis berharap agar pihak lain memperoleh masukan konsep sehingga dapat menjadikannya sebagai referensi pembanding.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Produk
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005:31).
Menurut Kotler (2002:338), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.
2.1.1.1 Tingkatan Produk
Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk yang satu dengan produk lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan produknya. Suatu jenis produk dapat dibagi menjadi tiga jenis tingkatan (Kotler, 2002:346), yaitu:
1. Core product (produk inti)
Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu.
(23)
2. Actual product (produk aktual)
Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti dan bagi setiap pemasar, produk ini harus dibangun diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk aktual minimal harus mempunyai lima sifat, yaitu tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan.
3. Augmented product (produk tambahan)
Merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.
2.1.1.2 Klasifikasi Produk
Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa tipe pengelompokkan (Kismono, 2001:327-328), diantaranya adalah:
1. Produk konsumen
Merupakan barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi:
a) Convience product
Merupakan barang dan jasa yang harganya relatif tidak mahal, frekuensi pembelinnya tinggi, dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembelian.
(24)
b) Shopping product
Merupakan produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan dengan produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
c) Specialty product
Merupakan produk yang unik di mata konsumen tertentu dan seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harganya dan dimanapun lokasi pembeliannya,
d) Unsought product
Merupakan produk yang belum diinginkan oleh konsumen potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya.
2. Produk industrial
Produk industraial adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis. Kategori produk ini meliputi:
1) Installation
Merupakan barang-barang modal yang digunakan dalam jangka waktu yang lama dan mengalami penyusutan selama beberapa tahun.
2) Accessory equipment
Merupakan barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor.
(25)
3) Raw material
Merupakan barang dari alam atau hasil pertanian yang digunakan untuk membuat produk akhir.
4) Parts and material
Merupakan barang-barang yang belum selesai diproses untuk menjadi produk akhir.
5) Supplies
Merupakan jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan, dan pembekalan atau persediaan operasi.
6) Pelayanan atau jasa
Pelayanan atau jasa adalah jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan.
2.1.2 Sosial
Perilaku seorang konsumen dipengarui oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status konsumen. Faktor-faktor ini berpengaruh pada tanggapan dari seorang konsumen.
2.1.2.1 Kelompok Referensi
Kelompok referensi menurut Kotler (2002:187) adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan
(26)
adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok referensi pelanggan mereka. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat buruh, tim olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.
2.1.2.2 Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek peneliti yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika
(27)
pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara di mana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang (Kotler, 2002:188). Sebagian besar penelitian perilaku konsumen mengambil individu sebagai unit analisis. Tujuan pada umumnya adalah untuk menjelaskan dan memahami bagaimana individu membuat keputusan pembelian sehingga strategi pemasaran dapat dikembangkan untuk dapat mempengaruhi proses tersebut dengan lebih efektif.
2.1.2.3 Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya. Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat (Kotler, 2002:189).
2.1.3 Harga
2.1.3.1 Pengertian Harga
Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2005:34). Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manajer harus mengintegrasikannya dulu dengan keputusan-keputusan sebelumnya, yaitu dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu
(28)
bauran pemasaran yang konsisten, terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
2.1.3.2 Tujuan Penentapan Harga
Menurut Tjiptono (2005:35), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan berorientasi laba
Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.
2. Tujuan berorientasi pada volume
Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar, misalnya biaya operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah.
3. Tujuan berorientasi pada citra
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.
(29)
4. Tujuan stabilisasi harga
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
5. Tujuan-tujuan lainnya
Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
2.1.3.3 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga
Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan (Tjiptono, 2005:38), yaitu:
1. Faktor internal perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, terdiri dari: a) Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.
b) Strategi bauran pemasaran
Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
(30)
c) Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.
2. Faktor eksternal perusahaan
Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu: a) Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan.
b) Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda.
2.1.4 Promosi
2.1.4.1 Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk atau barang. Menurut Kotler (2002:93), promosi adalah suatu bidang kegiatan marketing dan merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan (information), membujuk (persuation), dan mempengaruhi (influence). Segala kegiatan itu
(31)
bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila pelanggan belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk atau barang itu akan berguna bagi mereka maka mereka tidak akan pernah membelinya.
2.1.4.2 Jenis-jenis Promosi
Menurut Kotler (2002:95), kegiatan promosi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Iklan
Iklan (advertising) merupakan penyajian informasi non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen yang terdiri dari perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek. Dalam prakteknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image management), dimana iklan mampu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-partama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembeli dan konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media, diantaranya televisi, radio, media cetak (majalah, surat kabar, tabloid,dan buletin), papan billboard, papan tanda dan macam-macam media seperti balon udara atau baju kaos.
(32)
2. Promosi Penjualan
Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Jenis promosi penjualan terdiri atas beberapa jenis, termasuk didalamnya penurunan yang temporer melalui kupon, rabat, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang dan eksebisi, tayangan titik jual, contoh gratis, serta hadiah.
3. Penjualan Personal
Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi paling hebat untuk paling tidak untuk dua alasan berikut; Pertama, komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan
salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan
informasi setiap pembeli potensial. 4. Publisitas
Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran, misalnya sebuah artikel di majalah PC World yang membandingkan berbagai macam merek perangkat lunak pengelola data merupakan informasi produk
(33)
yang sangat berguna bagi konsumen namun tidak dibebankan biaya sama sekali pada para pemasar perangkat lunak tersebut. Demikian pula halnya dengan pejabatan produk atau merek baru, perbandingan merk di jurnal dagang, surat kabar atau majalah berita, atau diskusi di radio dan talkshow di televisi semuanya menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen.
2.1.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi
Menurut Kotler (2002:97), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah:
1. Dana yang tersedia
Segala jenis usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai tujuan usahanya selalu membutuhkan dana. Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting dalam pelaksanaan promosi. Perusahaan yang mempunyai dana yang cukup maka kegiatan promosinya akan lebih lancar dibanding dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana yang terbatas. Jika dana untuk promosi sudah tersedia maka promosi dapat terus diperluas. 2. Sifat pasar
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan juga tergantung pada pasar yang dituju. Jika pasar yang dituju adalah pasar kecil maka cukup menggunakan personal selling, tetapi apabila wilayah pasarnya luas perlu diperhatikan bentuk apa yang paling sesuai.
(34)
3. Jenis Produk
Jenis produk suatu perusahaan juga turut mempengaruhi promosinya. Apakah barang konsumen atau barang industri. Jika produk yang dipromosikan itu barang konsumen maka dapat dilakukan periklanan, tetapi jika barang industri dapat dilakukan dengan personal selling.
4. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang
Siklus kehidupan barang terdiri dari empat tahapan yang berbeda-beda dan setiap tahap berada pada lingkungan pasar yang berbeda. Tahap-tahap tersebut adalah tahap perkenalan, tahap kedewasaan dan tahap kejenuhan/kemunduran.
2.1.5 Perilaku Konsumen
Ada tiga hal penting yang harus dipahami oleh seorang pemasar terhadap konsumen dalam mengembangkan strategi pemasarannya, yaitu kognisi, afektif, dan perilaku. Kognisi berkenaan dengan kesadaran dan pengetahuan akan suatu produk, merek, harga, dan iklan sedangkan afektif berupa rasa suka, senang, puas, dan gemar. Mengenai perilaku akan dijabarkan sebagai berikut:
2.1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Setiadi (2003:3), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003:25), perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
(35)
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk atau jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Dari kedua pengertian ini maka dapat diambil kesimpulan:
1. Perilaku individu dan rumah tangga menjadi dua hal utama dalam perilaku konsumen.
2. Perilaku konsumen menyangkut suatu keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk.
2.1.5.2 Hubungan Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi (Setiadi, 2003:9). Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elemen produk, promosi, distribusi, dan harga. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk.
(36)
2.1.6 Tipe-tipe Perilaku Pembelian
Perilaku pembelian seorang konsumen dapat dibagi menjadi empat jenis (Kotler, 2002:221), yaitu:
1. Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku ini terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, pembeli membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan untuk pembelian yang cermat.
2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan
Konsumen dapat terlibat dalam pembelian umum dengan melihat sedikit perbedaan antara merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi disadari atas fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek maka ia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil maka ia mungkin akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah melalui urutan umum keyakinan, sikap, dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apa yang dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui televisi dan iklan.
(37)
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena mereka mencari variasi bukan karena ketidakpuasan.
2.1.7 Tahapan Pembelian
Menurut Tjiptono (2005:179), setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa maka ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum. Artinya, setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alasan rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk atau jasa. Tahapan dalam pembelian terdiri dari:
1. Pengenalan kebutuhan
Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi.
2. Mencari informasi
Ketika seorang individu memiliki perasaan membutuhkan maka ia akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang didapat dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari dari jalur komersil, misalnya iklan koran dan majalah.
3. Evaluasi alternatif
Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap maka konsumen tersebut mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat
(38)
menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang brang yang akan dibeli, namun kadang konsumen hanya mengandalkan intuisi saja.
4. Keputusan pembelian
Saat memutuskan pun terkadang ada perilaku tertentu dari individu dan situasi yang terjadi bisa tergantung pada sikap orang lain.
5. Perilaku setelah pembelian
Konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Ketika konsumen merasa puas, kita harus menjalin dan memperhatikan hubungan kita dengan mereka. Ketika mereka merasa tidak puas maka kita harus mencoba mencari tahu penyebab ketidakpuasan tersebut dan berusaha menarik kembali pelanggan tersebut.
2.1.8 Teknologi
2.1.8.1 Pengertian Teknologi
Teknologi memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya (Zelenka, 2009:7). Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik. Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan (dan pengetahuan kita tentang apa
(39)
yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat (Zelenka, 2009:38).
2.1.8.2 Sejarah Teknologi
Menurut Zelenka (2009:12), perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul “Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical)”.
2.1.8.3 Kemajuan Teknologi
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas konservatif seperti aktivitas manual, kegiatan individu, perubahan bertahap. Menurut Zelenka (2009:42), ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress). Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological
(40)
belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari PCB Board sampai
Processor.
3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological
progress). Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena
hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Aisha (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Keputusan Menggunakan Dua Ponsel (GSM dan CDMA) Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU”. Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 sebesar 0,694. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yakni faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi mampu menjelaskan 69,4% terhadap variabel keputusan menggunakan dua ponsel (GSM dan CDMA) Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU sedangkan 30,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Rosalina (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program S-1 Ekstension Fakultas Ekonomi USU)”. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, diolah dengan menggunakan bantuan komputer dan
(41)
dianalisa menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yakni faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi mampu menjelaskan 58,6% terhadap variabel pengambilan keputusan pembelian produk handphone merek BlackBerry pada Mahasiswa Program S-1 Ekstension Fakultas Ekonomi USU sedangkan 41,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kesimpulan sementara, tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif (Sugiyono, 2006:66).
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan, ataupun dikonsumsi (Kotler, 2002:346). Perilaku seorang konsumen dipengarui oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status konsumen. Faktor-faktor ini berpengaruh pada tanggapan dari seorang konsumen (Kotler, 2002:187). Tempat dimana seseorang tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari merupakan bagian penting yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen, khususnya mengenai keputusan pembelian yang akan dilakukan. Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2005:34).
(42)
Promosi merupakan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang terdiri dari advertising, personal selling,
sales promotion, dan publicity (Kotler, 2002:93). Berdasarkan latar belakang dan
perumusan masalah serta berbagai teori yang telah dikemukakan maka dapat digambarkan model kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber: Kotler (2002:93, 187, 346) dan Tjiptono (2005:34)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan (Sugiyono, 2006:70). Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor produk, faktor sosial, faktor harga, dan faktor promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan
Faktor Produk (X1)
Faktor Sosial (X2)
Faktor Harga (X3)
Faktor Promosi (X4)
Keputusan Pembelian Ponsel CDMA (Y)
(43)
pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.
2. Faktor sosial merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Dalam penelitian ini penulis ingin melihat pengaruh faktor produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian ponsel berbasis jaringan CDMA.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2011 yang berlokasi di Fakultas Teknik USU, Jalan Almamater, Kampus USU, Padang Bulan, Medan.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Batasan ini dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan yang ada. Penulis membatasi bahwa penelitian ini hanya melihat pada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian CDMA-based mobile phone network. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
(45)
1. Variabel bebas (independen), merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (X), terdiri dari faktor produk (X1), faktor
sosial (X2), faktor harga (X3), dan faktor promosi (X4).
2. Variabel terikat (dependen), merupakan keputusan pembelian CDMA-based
mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk bagaimana variabel diukur dengan tujuan untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu penelitian. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian ponsel CDMA yang terdiri dari:
1. Faktor produk (X1)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen (Kotler, 2002:338). Faktor produk dipengaruhi oleh perangkat dan berbagai bentuk kemudahan yang ditawarkan oleh produsen. Komponen yang termasuk di dalamnya terdiri dari fitur, desain, dan kualitas jaringan (bisa berbentuk jaringan yang luas, mudah diperoleh atau akses yang mudah, dan penerimaan sinyal yang stabil).
(46)
2. Faktor sosial (X2)
Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Tempat dimana seseorang tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari merupakan bagian penting yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen, khususnya mengenai keputusan pembelian yang akan dilakukan. Komponen yang termasuk di dalamnya yaitu kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial konsumen.
3. Faktor harga (X3)
Harga adalah karakteristik sejumlah biaya yang dikenakan kepada konsumen dalam pembelian suatu produk. Komponen yang termasuk di dalamnya terdiri dari harga produk inti (core product) yang meliputi harga ponsel yang dikemas dalam satu paket pembelian dan sudah termasuk charger, headset, dan memory card. Selain produk inti, terdapat juga harga produk tambahan atau pelengkap (augmented product). Biaya ini harus ditanggung konsumen jika konsumen tersebut ingin menambah fasilitas ponselnya, misalnya
speaker USB dan memory card yang berkapasitas lebih besar dari
sebelumnya.
4. Faktor promosi (X4)
Promosi adalah metode untuk mengkomunikasikan manfaat produk atau jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Metode promosi meliputi advertising,
personal selling, sales promotion, dan publicity. Komponen yang termasuk di
dalamnya terdiri dari iklan yang mudah dimengerti, memunculkan ketertarikan, dan memenuhi kebutuhan informasi konsumen.
(47)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian
CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik USU. Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian konsumen yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian. Indikator dari penjelasan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala Ukur
Faktor Produk (X1)
a. Fitur b. Desain
c. Kualitas Jaringan
Skala Likert
Faktor Sosial (X2)
a. Kelompok Acuan b. Keluarga
c. Peran dan Status
Skala Likert
Faktor Harga (X3) a. Harga Ponsel
b. Harga Perangkat Pendukung Skala Likert Faktor Promosi (X4)
a. Mudah Dimengerti
b. Memunculkan Ketertarikan c. Memenuhi Kebutuhan Informasi
Skala Likert
Keputusan Konsumen (Y)
a. Mampu Memenuhi Kebutuhan Komunikasi
b. Menjatuhkan Pilihan Pada Produk Yang Terbaik
c. Tetap Memilih Ponsel CDMA sebagai Alat Komunikasi
Skala Likert
Sumber: Setiadi (2003:16) dan Kotler (2002:338)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Proses pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji maka pada setiap
(48)
jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2006: 97). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala satu sampai lima demi mendukung keperluan analisis kuantitatif penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pertanyaan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2006: 97)
3.6 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2006: 72), populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU yang menggunakan ponsel berbasis jaringan CDMA yang jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus dari Supramono dan Haryanto (2003:63), yaitu:
(Z α)2 (p)(q) n =
d2 Keterangan:
n = Jumlah Sampel
(49)
bila α = 0,05 → Z = 1,96
bila α = 0,01 → Z = 1,67 p = Estimator proporsi populasi q = 1− p
d = Penyimpangan yang ditolerir = 10%
Penulis memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p yang belum diketahui maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
(1,96)2 (0,5)(0,5) n =
0,12
n = 96,04 dibulatkan menjadi 96 orang
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
snowball sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil kemudian membesar ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama akan membesar (Ginting dan Situmorang, 2008:142). Dalam penelitian sampel, pertama-tama dipilih satu-dua orang dengan kriteria Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU yang menggunakan ponsel berbasis jaringan
CDMA, kemudian mereka memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel,
(50)
3.7 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan terdiri dari: 1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil kuesioner yang telah dibagikan peneliti kepada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikummpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, internet, dan literatur yang mendukung penelitian.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara
Yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan responden terpilih dan pihak-pihak yang terkait.
2. Kuesioner
Pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden, yaitu Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.
(51)
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang baik tentunya harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik demi mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada tiga puluh orang responden yang diambil dari luar sampel di lingkungan Fakultas Teknik USU. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid
2. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas, ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1.Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan dinyatakan reliabel
(52)
3.10 Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara dimana data yang dikumpulkan terlebih dahulu disusun dan diklasifikasikan sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar dapat memperoleh perkiraan yang tidak bias dan efisien. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
a.Uji normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2008:55). Uji ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%, artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).
b.Uji heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji model regresi, apakah terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Heterokedasitisitas diuji dengan menggunakan Uji Glejser dengan kriteria
(53)
pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabailitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas.
c.Uji multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka bisa dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan metode VIF (Varian Inflated Factor) dan Tolerance melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai
Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas
(Situmorang et al, 2008:104). 3. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik regresi linier berganda. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Metode regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 17.0
for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan menurut Sugiyono
(54)
Y = b0 + b1X1 +b2X2 +b3X3 +b4X4 +e Dimana:
Y = Keputusan pembelian ponsel CDMA X1 = Skor dimensi faktor produk
X2 = Skor dimensi faktor sosial
X3 = Skor dimensi faktor harga
X4 = Skor dimensi faktor promosi
b1-b4 = Koefisien regresi
b0 = Konstanta
e = Standar error
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam
analisis regresi, terdapat tiga jenis kriteria ketepatan: a. Koefisien determinan (R2)
Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel bebas (Xi) terhadap
variabel terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0 < R2 < 1. Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin lemah.
(55)
b. Uji secara serempak/simultan (Uji-F)
Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis dirumuskan seebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan
keputusannya, yaitu:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
c. Uji secara parsial (Uji-t)
Uji ini menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 : bi = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
(56)
H0 : bi ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan
keputusannya, yaitu:
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
(57)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Ponsel
Tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler seperti yang dikenal saat ini. Ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini mendirikan perusahaan Ericsson dengan fokus pada bidang bisnis peralatan telegraf dan perusahaanya juga tidak terlalu besar pada waktu itu. Pada tahun 1921, pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan telepon mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan frekuensi 2 MHz. Pada tahun 1960 di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspansi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai
handset telepon seluler.
Selanjutnya, pada tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar di Eropa, yaitu Nokia, Motorola, dan Ericsson. Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran satu tas koper. Dr. Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola
(58)
itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini, Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973, Cooper, saat itu menjabat sebagai general
manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara
berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di depan publik. Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata- rata ponsel yang beredar saat ini.
Pada awal tahun 1980-an, berbagai sistem dasar komunikasi telah berkembang di negara-negara Eropa. Sistem C-NET dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 dikembangkan di Perancis, sistem Nordic
Mobile Telephone (NMT) dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh
Ericsson, serta TACS yang beroperasi di Inggris. Namun, teknologinya yang masih bersifat analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special
(59)
Mobile (GSM). Organisasi ini menjadi pelopor munculnya teknologi digital
selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile
Communication (GSM).
Teknologi selular masuk ke Indonesia untuk pertama kali di tahun 1984 dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT). Ponsel yang beredar di Indonesia tahun 1985-1992 tidak bisa dimasukkan ke saku baju atau celana karena bentuknya besar dan panjang dengan berat rata-rata 430 gram dan harganya rata-rata di atas Rp 10 juta per unit. Teknologi selular yang dikenal saat itu yakni NMT-470 modifikasi NMT-450 dioperasikan oleh PT. Rajasa Hazanah Perkasa dan System Advance Mobile (AMPS) ditangani empat operator, yakni PT. Elektrindo Nusantara, PT. Centralindo, PT. Panca Sakti, dan Telekomindo.
PT. Telkom pada akhir tahun 1993 memulai proyek percontohan seluler digital Global System for Mobile (GSM) yang dimulai di Pulau Batam dan Pulau Bintan. Pada tahun 1994 PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia dengan mengawali kegiatan bisnisnya di Jakarta dan sekitarnya. Saat itu terjadi perubahan besar pada perilaku konsumen dimana konsumen dapat bergonta-ganti ponsel dengan nomor yang sama karena
GSM menggunakan kartu SIM. Teknologinya aman dari penggandaan dan
penyadapan serta mutu prima dan jangkauan luas. Terminal ponselnya tidak lagi sebesar ‘pemukul kasti’ dan dapat dikantongi dengan berat maksimal saat itu 500 gram dan harga ponselnya lebih murah.
(60)
Proyek Telkom di Batam berlangsung sukses dan dilanjutkan ke provinsi-provinsi di Sumatera yang mengantar pada pendirian Telkomsel pada 26 Mei 1995 sebagai operator GSM nasional bersama Satelindo. Telkomsel dengan produk unggulan Kartu Halo sukses di Medan, Surbaya, Bandung, dan Denpasar kemudian masuk ke Jakarta. Pemerintah mendukung pengembangan bisnis ini dengan menghapus pajak bea masuk bagi terminal ponsel sehingga harganya lbih murah minimal Rp 1 juta per unit. Telkomsel juga membuat gebrakan dengan cakupan nasional dan Ambon (Maluku) tercatat pada 29 Desember 1996 sebagai provinsi ke-27 yang dilayani Telkomsel. Di penghujung tahun 1996 PT. Excelcomindo Pratama (Excelcom), berbasis GSM, beroperasi di Jakarta sebagai operator seluler nasional ketiga GSM di Indonesia.
Pemerintah pada tahun 1997 mengeluarkan lisensi baru bagi operator seluler berbasis teknologi Personal Handy-Phone System (PHS) dan GSM 1800 kepada 10 operator baru yang memberikan lisensi regional. Namun proyek tersebut urung dilaksanakan karena negeri ini dihantam krisis moneter. Di tahun ini pula Telkomsel memperkenalkan kartu pra bayar GSM pertama di Indonesia yang dinamai Simpati sebagai alternatif dari Kartu Halo. Tidak mau ketinggalan dengan para kompetitornya maka Excelcom meluncurkan kartu pra bayar Pro-XL yang memberi alternatif bagi konsumen untuk memilih dengan layanan unggulan
roaming. Satelindo menyusul Telkomsel dan Excelcom dengan meluncurkan
kartu pra bayar Mentari dengan keunggulan tarif dihitung per detik sehingga dalam waktu singkat menjaring lebih 100.000 pelanggan.
(61)
Short Message Service (SMS) pada tahun 2000 mulai digemari oleh
pengguna ponsel karena biayanya murah. Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam bidang komunikasi layanan telepon seluler pun mengalami kemajuan dengan dilengkapinya fitur GPRS di tahun 2002. Dengan kemampuan
GPRS dalam mengirimkan data yang lebih besar maka pengguna ponsel
diperkenalkan dengan layanan MMS di tahun 2003. Teknologi baru pada tahun 2005 muncul pada layanan ponsel. Setelah GPRS yang mampu membawa lebih banyak data, kemudian munculah teknologi 3G yang mampu membawa data lebih banyak lagi dan pengiriman datanya dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Fasilitas ini memungkinkan pertukaran data dengan kapasitas yang besar dan berkecepatan tinggi hingga ke ukuran kilobyte. Hal ini juga didukung dengan munculnya ponsel yang memiliki kemampuan multimedia yang canggih dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat luas.
Setelah 3G berhasil meningkatkan kemampuan ponsel kemudian munculah teknologi baru di tahun 2007, yaitu High-Speed Downlink Packet
Access (HSDPA) atau yang juga dikenal dengan 3,5G. Teknologi ini
meningkatkan kualitas pertukaran data melalui ponsel terutama pada penggunaan
browsing di internet. Kini teknologi HSDPA telah semakin lengkap dengan
adanya dukungan High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA), yaitu teknologi untuk melakukan upload data secara besar dan cepat.
CDMA, salah satu basis jaringan konektivitas ponsel dunia, adalah
teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang
(1)
SKRIPSI:
Aisha, Novi. 2009. “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Keputusan Menggunakan Dua Ponsel (GSM dan CDMA) Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU”. Skripsi, Departemen Manajemen, Universitas Sumatera Utara, Medan (tidak dipublikasikan). Rosalina. 2010. “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi
Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek
BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program S-1 Ekstension
Fakultas Ekonomi USU) ”. Skripsi, Departemen Manajemen, Universitas Sumatera Utara, Medan (tidak dipublikasikan).
TABLOID:
Pramadi, Dhony, dkk. 2011. CDMA Froyo 1,5 Jutaan. Tabloid Pulsa. Edisi 202/Th VIII/16 Februari – 1 Maret.
Pramadi, Dhony, dkk. 2011. Teknologi Internet CDMA. Tabloid Pulsa. Edisi 202/Th VIII/16 Februari – 1 Maret.
Pramadi, Dhony, dkk. 2011. Buyer’s Guide. Tabloid Pulsa. Edisi 203/Th VIII/16 April – 1 Mei.
Radisti, Andini. 2011. Android Operation System. Android Share. Edisi 17/Th I/Maret.
PUBLIKASI ELEKTRONIK:
http//www.wikipedia.com/Antara GSM dan CDMA, diakses tanggal 20 Januari 2011 pukul 10.30 WIB.
http//www.vivanews.com/Populasi Penduduk Indonesia Hingga Akhir Tahun 2010, diakses tanggal 20 Januari 2011 pukul 11.00 WIB.
http//www.antaranews.com/Jumlah Pengguna Telepon Seluler Hingga Akhir Tahun 2010, diakses tanggal 20 Januari 2011 pukul 11.15 WIB.
http//www.medantalk.com/SmartFren Lokal Plus, diakses tanggal 20 Februari 2011 pukul 14.00 WIB.
http// www.tabloidpulsa.co.id/Inovasi dan Spesifikasi Ponsel CDMA, diakses tanggal 28 April 2011 pukul 15.30 WIB.
http// www.pdashare.com/Smartphone menyentuh pasar pelajar, diakses tanggal 28 April 2011 pukul 15.50 WIB.
(2)
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN I. Umum
Dengan rasa hormat, demi mendukung penelitian untuk penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk, Sosial, Harga, dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian CDMA-Based Mobile Phone Network Pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU” maka
dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi penelitian ini. Jawaban yang Anda berikan adalah informasi bagi penulis sebagai data penelitian.
Bersama ini saya mengharapkan kesediaan waktu Anda untuk mengisi kuesioner sesuai dengan penilaian Anda. Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisisian Kuesioner:
1. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai. 2. Setiap pertanyaan atau pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja. 3. Berikanlah jawaban singkat pada bagian pertanyaan identitas responden
yang membutuhkan jawaban tertulis Anda.
II.Identitas Responden
Nama/NIM : /
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan Merek dan Tipe Ponsel/Simcard : /
Periode Pemakaian :
Apakah Anda memiliki ponsel yang beroperasi dengan jaringan GSM selain ponsel CDMA yang Anda miliki saat ini?
(3)
III. Petunjuk Penilaian
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
A. Faktor Produk
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1. Fitur dan desain ponsel yang semakin bervariasi membuat Anda memutuskan untuk menggunakan ponsel CDMA.
2. Fitur yang dimiliki ponsel CDMA menarik dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
3. Desain ponsel CDMA lebih elegan dengan mengusung tema bobot yang ringan, tipis, mungil, dan simpel.
4. Kualitas penerimaan sinyal ponsel CDMA termasuk dalam kategori stabil.
5. Ponsel CDMA memiliki sinyal yang luas dan akses yang mudah dijangkau.
B. Faktor Sosial
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1. Keputusan Anda menggunakan ponsel CDMA karena dipengaruhi oleh banyaknya teman Anda yang juga pengguna ponsel CDMA.
2. Keputusan Anda menggunakan ponsel CDMA karena didorong oleh keluarga.
3. Dengan menggunakan ponsel CDMA, peran dan status Anda sebagai seorang mahasiswa dapat lebih bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Secara pribadi, keputusan Anda menggunakan ponsel CDMA karena semakin meningkatnya jumlah pengguna ponsel CDMA di sekitar Anda.
(4)
C. Faktor Harga
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1. Harga ponsel CDMA lebih sesuai dengan keadaan ekonomi Anda.
2. Harga yang murah dan ekonomis membuat Anda memilih ponsel CDMA sebagai alat komunikasi. 3. Harga perangkat pendukung ponsel CDMA, seperti
headset, memory card, dan speaker USB lebih
terjangkau.
D. Faktor Promosi
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1. Anda selalu melihat setiap iklan mengenai ponsel
CDMA di berbagai media.
2. Iklan mengenai ponsel CDMA di berbagai media lebih mudah dimengerti.
3. Banyaknya orang yang menawarkan ponsel CDMA kepada Anda membuat Anda semakin termotivasi untuk menggunakannya.
4. Anda semakin tertarik menggunakan ponsel CDMA karena gencarnya promosi yang dilakukan oleh operator CDMA.
5. Keputusan Anda dalam menggunakan ponsel
CDMA berdasarkan informasi yang telah Anda
peroleh.
E. Keputusan Konsumen
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1. Ponsel CDMA mampu memenuhi kebutuhan komunikasi Anda.
2. Anda telah memilih produk yang terbaik dengan membeli ponsel CDMA.
3. Anda selalu menggunakan ponsel CDMA sebagai alat komunikasi.
4. Anda akan tetap menggunakan ponsel CDMA walaupun ada jenis dan tipe ponsel yang lain.
(5)
Lampiran 2
HASIL OUTPUT SPSS 17.0 for WINDOWS
I. Validitas dan Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.889 21
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.0667 1.04826 30
VAR00002 3.0667 1.01483 30
VAR00003 3.7333 1.01483 30
VAR00004 3.0000 1.01710 30
VAR00005 3.7667 1.00630 30
VAR00006 3.7000 .98786 30
VAR00007 3.3667 1.12903 30
VAR00008 3.2000 1.06350 30
VAR00009 3.0000 1.01710 30
VAR00010 4.0000 .83045 30
VAR00011 3.5667 1.10433 30
VAR00012 3.3667 .88992 30
VAR00013 3.4333 .97143 30
VAR00014 3.4333 1.13512 30
VAR00015 3.2667 1.11211 30
VAR00016 3.5000 .93772 30
VAR00017 4.0333 .88992 30
VAR00018 3.2667 1.04826 30
VAR00019 2.8667 .89955 30
VAR00020 3.7000 1.02217 30
(6)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 68.4667 127.430 .373 .888
VAR00002 68.4667 123.361 .575 .882
VAR00003 67.8000 127.131 .402 .887
VAR00004 68.5333 123.292 .577 .882
VAR00005 67.7667 123.357 .581 .882
VAR00006 67.8333 125.868 .474 .885
VAR00007 68.1667 120.006 .650 .879
VAR00008 68.3333 121.333 .636 .880
VAR00009 68.5333 123.292 .577 .882
VAR00010 67.5333 129.361 .387 .887
VAR00011 67.9667 125.413 .434 .886
VAR00012 68.1667 124.351 .616 .881
VAR00013 68.1000 125.334 .510 .884
VAR00014 68.1000 124.369 .462 .885
VAR00015 68.2667 125.789 .414 .887
VAR00016 68.0333 125.964 .500 .884
VAR00017 67.5000 129.155 .367 .887
VAR00018 68.2667 124.547 .501 .884
VAR00019 68.6667 124.230 .614 .881
VAR00020 67.8333 127.385 .387 .887
VAR00021 68.3333 129.954 .368 .887
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
71.5333 137.361 11.72011 21