Syarat-Syarat Yuridis dari Novasi Kewajiban Bank

berhutang budi sehingga dengan sukarela menyediakan diri untuk mengganti debitur lama untuk memenuhi kewajibannya terhadap kreditur. 58 Dari hasil penelitian oper kredit yang terjadi dalam praktek dengan memakai novasi subjektif pasif jarang dilakukan. Karena sama saja dengan membuat perjanjian jual beli yang baru. Di mana bank memulai dari awal lagi dan biaya yang dikeluarkan juga sama dengan perjanjian yang baru. Hal inilah yang dihindari oleh pihak ketiga. Karena mereka menganggap berurusan dengan bank memakan waktu lama. Oleh karena itu debitur dan pihak ketiga mengambil jalan pintas, oper kredit dengan memakai jasa notaris. Waktunya cepat dan barangrumah dapat langsung diterima tinggal meneruskan kredit pada pihak bank.

1. Syarat-Syarat Yuridis dari Novasi

Tindakan hukum novasi mempunyai syarat-syarat yuridis sebagai berikut: 59 Dilakukan dengan tegas a. Sudah terlebih dahulu adanya hutang yang sah. b. Terjadi suatu pergantian debitur atau pergantian kredit. c. Harus memenuhi syarat pembuatan kontrak. d. Delegasi saja, belum merupakan novasi. e. Dengan novasi, hak-hak istimewa dan jaminan hutang tidak beralih. 58 Ibid., hal. 121. 59 Munir Fuady, op.cit, hal. 185. Universitas Sumatera Utara

2. Akibat Hukum dari Novasi

Bahwa dari tindakan-tindakan yang dilakukan debitur dengan persetujuan dari kreditur, maka ada beberapa konsekuensi yang terjadi, yang masing-masing dapat menguntungkan ataupun merugikan bagi kedua belah pihak bagi kreditur atau debitur dengan konsekuensinya adalah: 60 a. Bila debitur yang berganti, debitur lama terbebas dari kewajibannya dan kreditur tidak dapat menagih kepada kreditur lama, kecuali jika ada semacam kontrak garansi dari pihak debitur lama. b. Bila kreditur yang berganti, maka hak-hak kreditur lama akan hapus dan kreditur lama tersebut tidak dapat lagi menagih kepada debitur. c. Bila kreditur yang berganti, maka segala tangkisan yang semula dapat diajukan oleh debitur kepada kreditur lama, sekarang tidak dapat lagi diajukannya. d. Bila hak accesoir atau hak yang semula melekat pada kontrak lama tidak ikut terbawa pada kontrak yang baru, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Jika debiturnya tetap dan hak accesoirnya diletakkan atas asset debitur tersebut. 2. Jika hak accesoir dan hak istimewa tersebut dengan tegas dipertahankan oleh kreditur. e. Novasi antara kreditur dengan seorang debitur yang tanggung menanggung dengan beberapa debitur yang lain, membebaskan kewajiban debitur lainnya tersebut. 60 Ibid, hal. 187. Universitas Sumatera Utara f. Novasi antara kreditur dengan debitur penjamin pribadi membebaskan penjamin pribadi dari kewajibannya. Akibat hukum novasi tersebut diatas memberikan suatu pengecualian dalam undang-undang yaitu: 61 1. Kreditur memperjanjikan bahwa dalam kasus seperti itu debitur lama tetap bertanggung jawab. Dengan kata lain di sini ada perjanjian garansi antara kreditur dengan debitur lama, sehingga apa yang semula kelihatan sebagai penyimpangan, sebenarnya tidak demikian dalam kenyataannya. 2. Debitur baru pada saat pemindahandelegasi sudah dalam keadaan pailit atau dalam keadaan kekayaannya merosot dan kreditur tidak tahu. 61 J. Satrio, op.cit, hal. 127. Universitas Sumatera Utara

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN

PENGALIHAN HAK MILIK ATAS RUMAH YANG DIBELI DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA CABANG MEDAN A. Hak dan Kewajiban Bank Kreditur 1. Hak Bank Pasal-Pasal 1759, 1760, 1761 dan 1762 KUH Perdata mengatur kewajiban- kewajiban orang yang meminjamkan. Pasal 1759 KUH Perdata mengatakan bahwa: “ Orang yang meminjamkan tidak dapat meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya sebelum lewat waktu yang ditentukan dalam persetujuan”. 62 Bank berhak secara sepihak dan tanpa terlebih dahulu memberitahukan atau menegur penerima kredit, untuk tidak mengizinkan atau penggunaan kredit lebih lanjut oleh penerima kredit dan mengakhiri jangka waktu kredit bila: 63 1. Penerima kredit tidak atau belum mempergunakan kredit setelah lewat 3 tiga bulan sejak berlakunya perjanjian. 2. Bunga yang tidak dibayar tepat waktu sebagaimana yang telah ditentukan, dalam hal ini lewatnya waktu saja tidak perlu diberikan teguran terlebih dahulu oleh bank kepada penerima kredit telah memberikan bukti yang cukup bahwa penerima kredit telah melalaikan kewajibannya. 62 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian kredit ……, op.cit, hal. 74. 63 Ibid, hal. 76. Universitas Sumatera Utara 3. Bank berhak menolak penarikan kredit bila hal tersebut akan berakibat pelanggaran terhadap ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pengurus perusahaan meninggal dunia, perusahaan pailit, timbul perpecahan dalam kepengurusan karena sebab apapun, timbul sengketa mengenai kepemilikan perusahaan. Penerima kredit karena sebab apapun juga tidak lagi mengurus dan menguasai kekayaannya, diletakkan sita atas barang-barang yang menjadi jaminan kredit ini juga bila usaha perusahaannya atau jumlah kekayaannya mundur atau berkurang sedemikian rupa sehingga atau hal-hal lain semata-mata menurut pertimbangan bank, penerima kredit dikhawatirkan tidak dapat membayar kembali kreditnya atau dikhawatirkan kredit akan dipergunakan untuk tujuan lain-lain daripada yang telah ditentukan. 5. Penerima kredit memberikan data yang tidak benar sehubungan dengan perjanjian ini. 6. Penerima kredit melakukan perbuatan dan atau terjadinya peristiwa dalam bentuk dan dengan nama apapun yang semata-mata atas pertimbangan bank dapat mengancam kelangsungan pembayaran kewajiban penerima kredit kepada bank.

2. Kewajiban Bank

Bila kredit pemilikan rumah lunas bank wajib mengembalikan bukti-bukti kepemilikan barang jaminan tersebut kepada penerima kredit atau pihak lain yang namanya tercantum sebagai pemilik atau pemegang hak dalam surat bukti kepemilikan tersebut. Universitas Sumatera Utara

B. Hak dan Kewajiban Debitur

Sebelum melakukan pengikatan perjanjian kredit, terlebih dahulu pihak bank meminta dan meneliti keabsahan, kebenaran dan segala macam kelengkapan yuridisnya. Adapun kelengkapan dimaksud antara lain: a. Kartu identitas calon debitur yang masih berlaku dan Kartu Keluarga Tujuannya: 1. Untuk mengetahui domisili terakhir dari calon debitur sehingga pihak bank dengan mudah dapat mengetahui dan menentukan domisili hukum yang tetap pada Panitera Pengadilan Negeri mana yang harus dipilih jika harus berperkara di Pengadilan nantinya. 2. Untuk meyakinkan bahwa orang yang sementara berhadapan dengan pihak bank dalam perjanjian hutang piutang benar adalah calon debitur yang sesuai dengan kartu identitasnya sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pengikatan kreditnya di mana kesalahan atas hal ini berarti kerugian bagi pihak bank. b. Kartusurat nikah Tujuannya: 1. Untuk mengetahui apakah calon debitur sudah melangsungkan pernikahan dan dengan siapa ia nikah. 2. Untuk mengetahui sudah berapa kali menikah dan bagaimana status masing- masing istrinya sehingga pihak bank dapat mengetahui dan menentukan siapa Universitas Sumatera Utara yang harus memberikan persetujuannya kepada calon debitur dalam melakukan perbuatan hukum. Hal ini berhubungan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai warisan dan harta bersama yang diatur dalam KUH Perdata dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 1763 dan 1764 KUH Perdata mengatur tentang kewajiban-kewajiban sipeminjam. Kewajiban pokok peminjam adalah mengembalikan pinjaman dalam jumlah dan keadaan yang sama dan pada waktu yang ditentukan Pasal 1763 KUH Perdata. 64 Pasal 1764 KUH Perdata mengatur tentang kewajiban peminjam jika yang dipinjam itu barang.

1. Hak Debitur