dilihat dari segi falsafah perkreditan. Seharusnya urutan pertanyaan yang tepat adalah berupa kebutuhan dan berapa kesanggupan peminta kredit untuk
memberikan jaminan dan tidak sebaliknya”.
30
Jaminan sebenarnya ditujukan bagi perlindungan kepentingan kreditur semata-mata dalam pengembalian
pinjaman dan untuk membatasi pemberian pinjaman yang terlalu besar. b.
Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan di mana debitur memberikan jaminan atas perluasan kreditnya.
3. Tujuan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dalam rangka memelihara kesinambungan
pembangunan tersebut, para pelakunya baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang-perseorangan dan badan hukum, sangat memerlukan dana dalam jumlah yang
besar. Hal ini berakibat meningkatnya kegiatan pembangunan, meningkat juga keperluan akan ketersedianya dana yang sebagian besar diperoleh melalui kegiatan
perkreditan. Mengingat pentingnya dana perkreditan tersebut dalam proses pembangunan, sudah semestinya jika pemberi dan penerima kredit serta pihak lain
yang terkait mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat
30
R. Tjiptoadinugroho, Perbankan Masalah Perkreditan, Penghayatan, Analisis dan Penuntun, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1994, hal. 46.
Universitas Sumatera Utara
dan yang dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.
31
Sandang, pangan dan papan sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Sandang dan pangan merupakan suatu kebutuhan
yang selalu berulang dibutuhkan dalam jangka panjang, namun dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat serta mudah diperoleh setiap saat. Sedangkan untuk
pemenuhan kebutuhan akan papan masih dirasakan berat oleh sebagian besar masyarakat. Secara umum, ada 2 dua pola dalam upaya pemenuhan akan kebutuhan
perurnahan, yakni dalam bentuk kredit kepemilikan rumah atau melalui sewa. Pada saat sekarang ini, banyak sekali para pengembang penjual
mendirikan bangunan perumahan segala jenis tipe untuk ditawarkan kepada masyarakat. namun yang menjadi persoalan adalah tidak semua masyarakat
sanggup untuk membeli rumah secara kontan. Hal itu dikarenakan keterbatasan keuangan sebagai penyebab utamanya. Oleh karena itu, diadakanlah fasilitas
Kredit Pemilikan Rumah KPR sebagai alternatif menarik untuk memiliki rumah bagi mereka yang tidak memiliki dana tunai.
Sampai sekarang, kredit perumahan masih tetap dibutuhkan. Negara AS yan g n o t ab en e ad al ah negara k a ya d an m ak m u r s ek ali p un juga t et ap
membutuhkan kredit perumahan, apalagi dengan masyarakat Indonesia yang daya belinya lebih rendah.Hal itu mengindikasikan secara jelas bahwa yang
31
Sri Turatmiyah, Studi SKMHT dalam Perjanjian KPR-BTN, telah dipresentasikan dalam seminar terbatas di Bagian Perdata Fakultas Hukum UGM tanggal 2 September 2004.
Universitas Sumatera Utara
namanya Kredit Pemilikan Rumah KPR tetap harus dimiliki oleh sektor properti. Tanpa adanya KPR, konsumen Indonesia akan sangat sulit membeli.
Dalam industri properti nasional Indonesia, KPR memang mutlak harus ada, karena konsumen Indonesia sebagian besar masih mengandalkan KPR. Bahkan
negara maju sekalipun, masyarakatnya tetap menggunakan kredit dalam pendanaan perumahannya.
KPR masih sangat dibutuhkan, karena hanya sedikit yang mampu membeli
secara cash. Mayoritas masyarakat masih menggunakan fasilitas kredit untuk
membeli rumah. Sebanyak 74,7 konsumen memanfaatkan fasilitas KPR untuk membeli properti. Tingginya kebutuhan rumah tinggal merupakan salah satu
pemicu meningkatnya permintaan kredit yang satu ini. KPR merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk masyarakat, dan
demand
untuk KPR sendiri juga masih tinggi. KPR Kredit Kepemilikan Rumah adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah. Walaupun penggunaannya
mirip, tetapi KPR berbeda dengan kredit konstruksi dan renovasi. Agunan yang diperlukan untuk KPR adalah rumah yang akan dibeli itu sendiri. tetapi untuk hal KPR
sekalipun, pihak bank tentunya sesuai dengan praktek perbankan yang lazim, tetap akan mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum mencairkan kredit
dimaksud. Tujuan kredit pada umumnya adalah didasarkan kepada usaha untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan itu terjelma dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank selaku kreditur baik bunga kredit ataupun tunggakan sementara bagi konsumen khususnya untuk
konsumen yang memerlukan rumah atau tempat tinggal dengan adanya Kredit Pemilikan Rumah KPR sudah membantu mengatasi masalah pembiayaandana
dalam pembelian rumah karena dengan adanya perjanjian kredit antara konsumen dengan bank, secara tidak langsung konsumen tersebut membeli tunai kepada pihak
developer di mana pihak developer akan memperoleh pembayaran sesuai dengan harga yang telah disepakai sebelumnya dan konsumen tersebut langsung dapat
menikmati rumah sendiri karena setelah selesainya akad kredit dapat langsung serah terima dari pihak developer.
4. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian