Asas- Asas Hukum Perjanjian

Yaitu apa-apa yang diperjanjikan harus jelas baik mengenai obyek perjanjian maupun hak dan kewajiban kedua belah pihak. Pasal 1333 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberi petunjuk bahwa mengenai perjanjian yang menyangkut tentang barang paling sedikit ditentukan jenisnya, sedangkan mengenai jumlahnya kemudian. 37 Ketentuan terebut menunjukkan dalam perjanjian harus jelas apa yang menjadi obyeknya, supaya perjanjian dapat dilaksanakan dengan baik, suatu perjanjian yang tidak memenuhi syarat yang ketiga ini berakibat batal demi hukum, perjanjian dianggap tidak pernah ada terjadi. 38 d. Sebab yang Halal Tujuan dari perjanjian adalah merupakan sebab dari adanya perjanjian, dan sebab yang disyaratkan undang-undang harus halal. Dalam Pasal 1335 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, didalamnya merinci adanya perjanjian tanpa sebab, perjanjian yang dibuat karena sebab yang terlarang. Sehingga semua perjanjian yang tidak memenuhi sebab yang halal akibatnya perjanjian menjadi batal demi hukum.

5. Asas- Asas Hukum Perjanjian

Menurut Mariam Darus Badrulzaman, menyatakan terdapat beberapa asas dalam hukum perjanjian, antara lain: 37 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, op.cit., Pasal 1333. 38 Gatot Supramono, Perbankan Dan Permasalahanya, Jakarta: Djambatan, 1996, hal. 57- 58. Universitas Sumatera Utara 1. Asas Terbuka Asas Terbuka disebut juga asas kebebasan berkontrak. Asas ini terdapat dalam pasal 1338 KUH Perdata ayat 1 yang berbunyi: “ Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang memuatnya”. 2. Asas Konsensualitas Asas konsensualitas mempunyai arti penting yaitu untuk melahirkan perjanjian adalah cukup dengan dicapainya sepakat mengenai hal-hal pokok dari perjanjian tersebut dan bahwa perjanjian itu dan perikatan yang timbul karenanya sudah dilahirkan pada saat atau detik tercapainya konsensus atau kesepakatan. Asas ini ditemukan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUH Perdata. 3. Asas Kepercayaan Kepercayaan merupakan salah satu dasar dalam suatu perjanjian sebelum para pihak membuat perjanjian sehingga menciptakan hubungan hukum yang dilandasi itikad baik. Gunanya untuk melindungi para pihak dalam suatu perjanjian dari gangguan pihak ketiga yang tidak terikat dalam perjanjian. 4. Asas Kekuatan mengikat Perjanjian yang dibuat sah oleh para pihak mengikat mereka yang membuat seperti Undang-Undang. Terikatnya para pihak tidak terbatas pada apa yang diperjanjikan tapi juga beberapa unsur lainsepanjang dikehendaki oleh kebiasaan dan keputusan secara moral. Tujuan asas ini untuk mendapatkan perlindungan dan Universitas Sumatera Utara kepastian hukum bahwa para pihak tidak perlu khawatir akan hak-haknya karena perjanjian itu berlaku sebagai undang-undang bagi pihak yang membuatnya. 5. Asas Persamaan Hukum Asas ini menempatkan para pihak dalam persamaan derajat, tidak ada perbedaan warna kulit, bangsa, kekayaan dan jabatan. 6. Asas Keseimbangan Asas ini menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian itu. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pelunsan prestasi melalui kekayaan debitur, namun kreditur memikul beban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik. 7. Asas Kepastian Hukum Perjanjian merupakan suatu figur hukum harus mengandung kepastian hukum. Kepastian ini terungkap dari persetujuan itu tidak dapat ditarik kembalikecuali atas persetujuan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh Undang-Undang. Asas ini bersumber pada Pasal 1338 ayat 2 KUH Perdata. 8. Asas Moral Asas ini memberikan motivasi pada yang bersangkutan untuk melakukan perbuatan hukum berdasarkan moral sebagai panggilan hati nurani. 9. Asas Kepatutan Asas ini harus dipertahankan, karena melalui asas ini ukuran tentang hubungan ditentukan juga oleh rasa keadilan dalam masyarakat. Asas Kekuatan mengikat. Universitas Sumatera Utara

6. Prosedur Permohonan Kredit Pemilikan Rumah